Inkubator Startup Teknologi Terbesar Kembali Dibuka, Buruan Daftar!

Inkubator Startup Teknologi Terbesar Kembali Dibuka, Buruan Daftar! – Setelah sukses mengikubasi lebih dari 200 starstup selama tahun 2020, tahun ini DSLaunchpad, inkubator startup teknologi terbesar di Indonesia kembali resmi membuka pendaftaran untuk 400 startup dari seluruh Indonesia.

Program yang bertajuk DSLaunchpad ULTRA ini akan dilaksanakan selama empat minggu, secara online dan melibatkan CEO dan founders dari startup startup terkemuka Indonesia. Pendaftaran sudah dibuka mulai hari ini hingga 20 juni 2021 di peruntukkan untuk pre-startup (idea stage) founders maupun early startup founders (MVP stage).

Pada program inkubasi Batch 1 dan 2 di tahun 2020, DSLauchpad sudah didukung oleh nama nama besar di jajaran mentor seperti Kevin Aluwi (Co-CEO Gojek Indonesia), Fajrin Rasyid (Presiden, Bukalapak), Pandu Sjahrir (Komisaris IDX, Managing Partner AC Ventures), Edy SUlistyo (CEO GoPlay) dan banyak lainnya. Mentor mentor tersebut sukses membantu 200+ startup untuk launch setelah program online selama 4 minggu berakhir.

Tahun ini, jajaran mentor DSLaunchpad ULTRA, juga tidak kalah luar biasa. Sebut saja Rachmat Kaimuddin (CEO Bukalapak), Haryati Lawidjaja (CEO LinkAja), Pamitra Wineka (CEO Tanihub), Roolin Njotosetiadi (CEO Logisly), Peter Shearer (CEO Wahyoo), Marianne Rumantir (CEO Member.id), Eileen Kamtawijoyo (COO Populix) dan Suwandi Soh (CEO Mekari).

Para mentor ini sudah mengembangkan solusi yang dipakai ratusan juta orang di Indonesia, dan sudah mendapatkan kucuran dana miliaran dollar dari investor lokal dan global. “Jika dibandingkan dengan program inkubasi lain, DSLaunchpad memang memberikan bobot lebih besar ke kuantitas, dan bukan kualitas. Tujuan kami bukan untuk mencari the next unicorn, tapi untuk memberikan akses setara untuk semua calon tech entrepreneur di seluruh Indonesia”, sahut Rama Mamuaya, penggagas program DSLaunchpad. Kesetaraan akses ke informasi dan mentorship ini, menurut Rama, bisa memberikan dampak positif yang akan memulai efek domino bagi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

Diadakan pertama kali di bulan Ramadhan tahun 2020, hampir 700 startup yang mendaftarkan diri untuk turut serta di DSLaunchpad yang kemudian diseleksi lebih lanjut menjadi 100 startups yang terpilih untuk mengikuti program 4 minggu secara online. Lebih dari 20 venture capital juga terlibat di DSLaunchpad tahun lalu dan tahun ini diperkirakan angka tersebut akan meningkat, seiring makin aktif-nya investor mencari founder-founder di Indonesia.

“Wajib ikutan DSLaunchpad untuk founder startup pemula sebagai langkah pertama ketika memulai perjalanan bisnis teknologi”, kata Saga Iqranegara, co-founder Sertiva.id yang merupakan salah satu dari 100 partisipan DSLaunchpad tahun lalu. Partisipan lain, Rizky Beni, co-founder CoffeeSpace.id juga menyatakan hal serupa. “Ilmu dan pengalaman yang berharga sekali, dan para mentor juga sangat baik dalam mendukung dan memberikan bimbingan”, sahutnya.

Dengan ini, DSLaunchpad mengundang semua orang Indonesia yang memiliki mimpi untuk untuk menjadi tech entrepreneur, untuk segera mendaftarkan diri ke DSLaunchpad dan berkesempatan untuk mendapatkan mentoring dari CEO-CEO luar biasa, sebuah kesempatan langka yang tentunya tidak boleh dilewatkan.

Banyak perusahaan besar dan terkenal yang berawal dari perusahaan rintisan (startup) yang menggunakan inkubator. Karena itu, buat pendiri startup, mengikuti program inkubasi menjadi salah satu dambaan. Tak terkecuali di Indonesia. Ada sejumlah startup incubator Indonesia yang siap menggodok perusahaan-perusahaan rintisan menjadi lebih mapan.

Inkubator kian populer sejak 2010-an karena begitu besar manfaatnya bagi perusahaan startup yang punya pola pikir berkembang. Inkubator menyediakan kebutuhan bagi startup yang baru pada tahap awal perkembangan. Pendiri startup semacam ini biasanya belum memiliki sumber daya yang mumpuni atau masih bingung mau membawa perusahaan ke mana.

Inkubator hadir untuk membantu dengan sarana dan prasarana terjangkau, bahkan tanpa biaya sama sekali. Raksasa teknologi seperti Dropbox, Reddit, dan AirBnB awalnya adalah startup yang memiliki keterbatasan di mana-mana. Berkat program inkubator, mereka kini memiliki valuasi lebih dari US$ 1 miliar.

Bagi pegiat startup yang hendak menumbuhkan bisnis atau melebarkan sayap usahanya, inkubator siap memberikan uluran tangan dengan risiko hampir tidak ada. Kita akan mengulik seluk-beluk startup incubator Indonesia untuk mengetahui lebih lanjut entitas yang penting dalam kemajuan industri teknologi ini.

Apa itu startup incubator?

Menurut Investopedia, inkubator adalah organisasi yang membimbing perusahaan yang baru dirintis melalui beberapa fase pertumbuhan hingga perusahaan itu punya sumber daya fisik, manusia, dan finansial yang memadai untuk bisa berjalan sendiri. Fungsinya seperti inkubator di rumah sakit yang ditempati bayi baru lahir yang membutuhkan perawatan ekstra.

Startup incubator menginkubasi ide baru dan membantu wirausaha baru untuk menerjemahkan ide tersebut menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan. Gagasan di balik pendirian inkubator adalah menciptakan lingkungan yang ideal bagi perusahaan rintisan di mana mereka bisa mengembangkan produk dasar (minimum viable product) serta membangun fondasi model bisnis.

Layaknya inkubator di mancanegara, startup incubator Indonesia menyediakan ruang kantor, investasi awal (seed money), pelatihan, mentor, serta layanan profesional seperti hukum dan akuntansi bagi perusahaan rintisan. Durasi inkubasi bisa beberapa bulan hingga hitungan tahun, tergantung program yang dijalankan.

Lembaga inkubator umumnya bersifat nonprofit alias tidak mengejar laba. Lembaga ini bisa berupa perusahaan swasta, badan di bawah pemerintah, atau organisasi binaan kampus. Tapi tak jarang juga ada inkubator yang dibentuk oleh perusahaan startup lain.

Perbedaan inkubator dan akselerator

Orang kerap mencampuradukkan antara inkubator dan akselerator. Sebuah inkubator memang bisa jadi juga berperan menjadi akselerator. Baik inkubator maupun akselerator bertujuan membantu pengembangan perusahaan rintisan. Tapi ada perbedaan inkubator dan akselerator dalam hal peran dan fungsinya dalam perkembangan startup.

Scroll to Top