Darah Haid Wanita Bukan Darah Kotor! Begini Penjelasan Medisnya

Darah Haid Wanita Bukan Darah Kotor! Begini Penjelasan Medisnya

Darah Haid Wanita Bukan Darah Kotor! Begini Penjelasan Medisnya – Dalam budaya masyrakat indonesia, darah haid yang di keluarkan wanita setiap bulanya sering di kaitkan dengan darah kotor.

Namum, pernahkah anda bertanya – tanya, apakah itu benar darah kotor? lalu berar darah menstruasi itu darah yang kotor? Nah mari simak penjelasan di bawah ini mengenal darah haid apakah benar darah kotor atau ti

Benarkah darah menstruasi itu darah kotor?

Menstruasi atau haid, juga sering disebut datang bulan, adalah siklus normal bulanan di mana wanita mengalami perdarahan dari vagina. Darah yang keluar dari vagina ini sering disebut sebagai darah kotor. Namun, anggapan tersebut tidak benar jika dilihat dari sudut pandang kesehatan.

Darah haid bukanlah darah kotor seperti yang selama ini banyak dipercaya. Sebenarnya, darah haid tidak berbeda dengan darah dari luka atau mimisan. Darah haid yang normal sama bersihnya dengan yang berasal dari setiap bagian tubuh. Darah ini pun tidak berbahaya selama Anda tidak memiliki penyakit yang ditularkan lewat darah.

Apa sebenernya darah haid itu?

Seperti yang disebutkan di atas, darah haid sebenarnya bukan datar kotor, melainkan sama dengan darah yang keluar dari bagian tubuh lainnya, misal saat Anda terluka. Hanya saja, darah menstruasi mengandung jaringan dari dinding rahim yang luruh setelah proses ovulasi serta unsur-unsur dari saluran vagina Anda.

Menstruasi terjadi ketika lapisan pada dinding rahim dalam yang banyak mengandung pembuluh darah luruh dan keluar lewat vagina. Setiap bulan tubuh wanita akan mempersiapkan kehamilan dengan melepaskan sel telur dan menebalkan dinding rahim.

Pelepasan sel telur dari indung telur inilah yang disebut sebagai ovulasi. Jika sel telur yang dilepas tidak dibuahi oleh sel sperma dan kehamilan tidak terjadi, sel telur akan larut dan keluar bersama dengan darah dari dinding rahim. Saat itu juga, kadar hormon estrogen dan progesteron mulai turun. Tingkat estrogen dan progesteron yang sangat rendah memberitahu tubuh untuk memulai menstruasi.

Ketika Anda haid, tumpukan lapisan rahim yang menebal juga akan ikut luruh dari dinding rahim Anda. Darah menstruasi dan jaringan ini mengalir dari rahim melalui lubang kecil di leher rahim dan keluar dari tubuh melalui vagina. Bukti lain bahwa darah haid bukanlah darah kotor, yaitu adanya hemoglobin di dalam darah tersebut.

Dalam siklus menstruasi, wanita akan kehilangan pasokan darah bersih yang mengandung hemoglobin, meski hanya dalam jumlah sedikit. Inilah mengapa saat menstruasi tubuh bisa menjadi lemas karena kekurangan zat besi, terutama bila darah haid keluar secara berlebihan.

Bukan darah haid, sebenarnya apa yang dimaksud darah kotor?

Secara medis, darah kotor adalah darah yang kekurangan oksigen (deoxygeneted blood) atau kadar karbon dioksidanya terlalu tinggi. Sebaliknya, darah yang banyak oksigen disebut dengan darah bersih (oxygenated blood).

Darah mengalir dari jantung menuju paru-paru untuk mengambil oksigen, kemudian kembali dialirkan ke jantung. Jantung akan memompa darah kaya oksigen ini ke seluruh tubuh untuk memastikan seluruh organ tubuh ternutrisi dan bisa berjalan dengan semestinya.

Darah yang kotor akan membawa sisa metabolisme tubuh yang berupa karbon dioksida. Darah ini akan kembali jantung dan kemudian dialirkan ke paru-paru. Paru-paru akan bertugas untuk mengeluarkan karbon dioksida tersebut ketika Anda menghembuskan napas.

Jika kadar oksigen dalam darah rendah, hipoksemia akan terjadi yang dapat mengganggu fungsi normal tubuh. Gejala pun bisa muncul, seperti sakit kepala, sesak napas, hingga linglung.

Nah, darah haid itu sendiri tidak mengandung karbon dioksida seperti yang disebutkan di atas, melainkan darah normal yang ada dalam tubuh. Oleh karena itu, sekali lagi, darah haid sebetulnya bukan darah kotor seperti yang mungkin sering Anda dengar.

Memahami Tahapan Perubahan Tubuh Selama Menstruasi

Saat Anda akan memasuki siklus menstruasi, Anda mungkin akan merasakan adanya perubahan fisik dan suasana hati. Meski tidak mungkin tidak semua wanita menyadarinya.

Namun umumnya, memang ada perubahan yang sama pada tubuh setiap kali Anda akan menstruasi (haid). Hal ini dipengaruhi oleh perubahan hormon dalam tubuh karena menstruasi. 

Berbagai perubahan fisik yang terjadi saat menstruasi

Siklus menstruasi yang teratur dengan gejala menstruasi yang biasa terjadi menandakan bahwa hormon dalam tubuh Anda bekerja dengan baik. Sementara itu, siklus menstruasi yang tidak teratur menandakan bahwa ada hormon dalam tubuh yang bermasalah.

Hormon ini tidak hanya penting untuk sistem reproduksi tapi juga penting untuk kesehatan jantung dan tulang. Hormon tersebut adalah hormon estrogen.

Tak hanya hormon estrogen, hormon lain juga berperan saat siklus menstruasi, memengaruhi suasana hati, dan bisa menyebabkan perubahan fisik atau gejala tertentu pada tubuh. Apa saja yang terjadi selama siklus menstruasi?

1. Pada hari 1—5 siklus menstruasi

Saat menstruasi Anda akan mengalami sejumlah perubahan  fisik. Pada hari pertama menstruasi, kadar hormon estrogen dan progesteron berada pada kadar yang paling rendah.

Anda mungkin akan merasakan kram atau sakit di sekitar perut, mulai dari tingkat ringan sampai parah.

Kram ini disebabkan oleh hormon prostaglandin yang berperan dalam memicu kontraksi di rahim agar lapisan rahim terkikis dan dikeluarkan melalui darah menstruasi.

Hal ini karena sel telur yang dikeluarkan tubuh tidak dibuahi oleh sperma sehingga tidak terjadi kehamilan. Pada beberapa wanita, prostaglandin yang tinggi saat menstruasi juga bisa menyebabkan mual, muntah, diare, bahkan sakit seperti flu.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron yang menurun juga bisa menyebabkan Anda menjadi mudah marah dan tidak merasa seperti diri sendiri.

2. Pada hari 6—13 siklus menstruasi

Anda sudah masuk ke hari-hari terakhir menstruasi ketika darah yang keluar mulai menghilang sedikit demi sedikit. Kadar hormon estrogen mulai meningkat lagi karena indung telur sudah mulai akan melepaskan telur lagi untuk siklus menstruasi berikutnya.

Peningkatan estrogen memengaruhi peningkatan serotonin dan dopamin di otak dan meningkatkan aliran darah ke otak.

Hal ini membuat Anda merasa lebih baik secara mental dan fisik. Hal itu dikarenakan, Anda akan memiliki lebih banyak energi dan merasa rileks atau tenang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Ini mungkin terjadi karena estrogen bisa membantu otot menyerap glukosa lebih baik sehingga bisa menggunakan energi lebih baik.

3. Pada hari 14—16 siklus menstruasi

Ini merupakan waktu ovulasi (tubuh melepaskan sel telur) yang umum terjadi. Saat ini, hormon estrogen Anda sedang dalam puncaknya dan Anda sedang dalam gairah seks yang tinggi. Berhubungan seks pada sekitar waktu ovulasi dapat meningkatkan kesempatan Anda untuk hamil.

Mengutip Better Health, bila ingin memiliki bayi, Anda dapat meningkatkan peluang untuk hamil jika Anda mengetahui tentang ovulasi atau masa subur dalam siklus menstruasi.

Anda mungkin bisa memperkirakan waktu ovulasi dari berbagai tanda, seperti suhu tubuh basal sedikit meningkat saat akan ovulasi dan perubahan lendir pada mulut rahim.

Mendekati waktu ovulasi, lendir mulut rahim akan terlihat lebih kental, transparan, dan elastis, seperti putih telur.

Pada sekitar waktu ovulasi, sebaiknya Anda hati-hati saat berolahraga. Hal ini karena sebuah penelitian telah menemukan bahwa sendi lutut wanita cenderung lebih longgar pada saat ini, sehingga lebih rentan mengalami cedera.

4. Pada hari 16—28 siklus menstruasi

Waktu ini bisa dikatakan sebagai premenstruasi. Biasanya, Anda mungkin akan mulai mengalami perubahan-perubahan fisik yang tidak mengenakkan, seperti.

  • Kulit lebih berminyak, sehingga mudah jerawatan.
  • Merasa cepat lelah.
  • Payudara terasa kencang.
  • Sakit kepala atau migrain.
  • Mudah marah.
  • Mengalami perubahan mood.
  • Sakit punggung.
  • Perut kembung.
  • Nafsu makan meningkat atau suka ngidam makanan. Jika tidak ditahan, hal ini mungkin menyebabkan kenaikan berat badan.

Penelitian menunjukkan wanita cenderung ingin makan makanan tinggi lemak dan karbohidrat selama fase ini. Tentu hal ini akan menyumbang kalori berlebih pada tubuh. Gejala-gejala premenstruasi tersebut semakin terlihat saat mendekati waktu menstruasi.

Hal ini umum terjadi karena hormon estrogen dan progesteron mulai menurun jika sel telur tidak dibuahi. Selanjutnya, menstruasi pun akan terjadi (dihitung sebagai hari ke-1 menstruasi).

Scroll to Top