Ubah Paradigma Pembelajaran di Sekolah Dasar dengan Adaptasi Teknologi

Ubah Paradigma Pembelajaran di Sekolah Dasar dengan Adaptasi Teknologi – Di era digital yang terus berkembang, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan jadi semakin penting. Untuk menghadapi tantangan ini, dosen dosen program Studi Sastra Inggris Universitas Negeri Semarang (UNNES) telah berkomitmen menghadirkan perubahan signifikan dalam pendidikan ditingkat sekolah dasar (SD).

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi (Pengajaran, Penelitian, Pengabdian). Selain itu juga untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam menyejahterakan mereka melalui pendidikan.

Dosen Sastra Inggris UNNES berusaha menjadi agen perubahan yang mendorong revitalisasi pendidikan di tingkat SD melalui adaptasi teknologi dan penulisan konten website.

Dalam era yang terus berubah dan perkembangan teknologi yang pesat, transformasi pendidikan jadi suatu keharusan. Tim pengabdian ini percaya, pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas dan kualitas pendidikan, terutama disekolah sekolah dasar.

Pada tahun 2022, tim pengabdian yang terdiri dari empat dosen : Thohiriyah, Ruly Indra Darmawan, Mohamad Ikhawan Rosyidi, dan Rahayu Puji Haryanti, serta beberapa mahasiswa Prodi Sastra Inggris UNNES memilih Sekolah Dasar Islam Al Hasaniyyah di Ngrajek Jragung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan.

Mereka semua berkolaborasi dalam mengangkat tema “Penulisan Konten Website untuk Sekolah.” Fokus mereka adalah mengembangkan konten website yang indormatif dan menarik bagi sekolah tersebut.

Tingkatkan Partisipasi dalam Pendidikan

Diharapkan, dengan adanya konten website yang interaktif dan informatif, sekolah dapat lebih terhubung dengan orang tua siswa dan masyarakat, serta meningkatkan partisipasi mereka dalam pendidikan.

Thohiriyah mengungkapkan, di SD Islam Al Hasaniyyah, hanya sedikit siswa yang mengetahui keberadaan sekolah tersebut, terutama mereka yang tinggal di desa sekitar.

Informasi yang dapat diakses masyarakat juga terbatas, hanya mengandalkan yang disediakan Dapodik. Di era digital ini, hal tersebut tidak lagi memadai, terutama dalam konteks perekrutan dan peminatan siswa.

Pada Juni 2023, tim pengabdian yang terdiri dari empat dosen: Maria Johana Ari Widayanti, Fatma Hetami, Thohiriyah, dan Mohamad Ikhwan Rosyidi, serta beberapa mahasiswa Program Studi Sastra Inggris UNNES bergerak ke SDN Penggaron Kidul di Jalan Kyai Morang XI No.kel, Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kali ini, fokusnya adalah “Adaptasi Teknologi untuk Pembelajaran SD Menggunakan Aplikasi Berbasis Internet.” Tim pengabdian memberikan paparan materi kepada guru-guru SDN Penggaron Kidul mengenai pemanfaatan aplikasi berbasis internet dalam pembelajaran.

Guru-guru dilatih dalam penggunaan internet-based application dan bahan ajar teknologi melalui berbagai platform, termasuk Quizizz dan media interaktif lainnya.

Pemilihan kedua sekolah tersebut didasarkan pada faktor geografis, yaitu sekolah yang terletak di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal,) dan akreditasi sekolah yang sangat minimal yaitu tingkat B. Tema dominan dalam kedua kegiatan pengabdian ini adalah penerapan teknologi guna menyesuaikan dengan visi misi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kita saat ini masuk kepada era revolusi industry 4.0,era serba digital dalam segala hal,mulai dari urusan dapur sampai urusan pendidikan dan pelayanan dalam segala hal,di bidang transformasi yang serba online,tidak ada lagi yang dinamakan susah dan sulit semua teknologi menawarkan fasilitas yang serba mudah dan memungkinkan. Begitu juga penulis kedudukan sebagai narasumber,sebagai fasilitator dan sebagai penulis,dimudahkan dengan hadirnya teknologi, juga sebagai arsiteknya di bidang pendidikan harus cepat beradaptasi dan cepat menguasai ilmu pengetahuan yang sudah berubah situasi dan kondisinya, widyaiswara tidak lagi menunggu jadwal mengajar secara klasikal tapi di tuntut untuk lebih pro aktif dalam beraktifitas dan berperan,harus mampu merubah mindset,pola pikiran kita yang klasik menjadi digital. Misalnya tahun tahun sebelumnya widyaiswara keahliannya dalam mentransfer sikap ,pengetahuan dan keahlian di kelas secara klasikal,bertatap muka secara langsung dengan para peserta,menyampaikan materi dalam bentuk slide ,bisa bersalaman secara langsung,bertanya secara langsung dan memberikan senyuman dan tawa serta canda secara alami,jangan harap kondisi seperti ini akan bertahan lama dan berlangsung lama,karena peralihan kebisaaan sudah beralih secara nyata ,dimana alat berinteraksi dan berkomunikasi antar individu dan antar kelompok sudah dengan menggunakan sebuah alat super canggih dengan menggunakan handphone,menggunakan gadget,menggunakan laptop dan peralatan lainnya yg serba canggih dan terhubung dengan jaringan internet yang memungkinkan terakses secara global.

Dengan adanya kecanggihan teknologi di bidang segala hal telah merubah sistem dan pola berkomunikasi antar manusia hanya dengan mengklik nomor handphone dimana lawan bicara kita yang bisa saja dekat ataupun jauh dapat dihubungi dengan begitu mudahnya dan berkomunikasi dengan suara yang jelas. Perkembangan alat komunikasi yang begitu anggih dan cepat telah merubah sistem dalam proses pengajaran di dunia pendiidkan. Proses pembelajaran sudah tidak lagi di dominasi dengan pertemuan secara langsung,tapi sudah bisa berkomunikasi bertatap muka secara langsung dengan menggunakan sebuah media teknologi dengan pemanfaatan aplikasi virtual meeting,komunikasi antara tutor dan peserta sudah tidak lagi di kelas, tapi di dunia maya, dunia maya adalah dunia yang aktifitasnya dengan menggunakan serba onlinedan serba internet. Kita saat ini dipaksakan untuk beralih kebisaaan dalam dunia pendidikan dikarenakan adanya pandemik menyebarnya virus covid -19 yang menyebar ke penjuru dunia, menyebar begitu cepat dan dahsyat mengguncang dunia dalam waktu yang singkat. Kejadian ini memaksakan seluruh umat manusia untuk tidak beraktifitas alias lockdown. Saat itu secara psikologi seluruh Negara sangat menegangkan karena hadirnya virus yang mematikan yang muncul dari Negara cina,wuhan. Kondisi dunia terasa mati, tidak ada aktifitas,mulai dari kegiatan di urusaan makan sampai urusan kepemerintahan,urusan pendidikan ,urusan perjalanan darat laut an udara semuanya berhenti, umat manusia menahan diri untuk keluar rumah dan berdiam diri di dalam rumah selama beberapa bulan di tahun 2020 ini. Sungguh sangat menegangkan dan sangat menyedihkan kondisi saat itu sebelum pemerintah memberlakukan new normal kepada seluruh wilayah Indonesia mulai dari sabang sampai merauke.

Kita tidak bisa berdiam diri dalam menghadapi kondisi ini,kita harus beradaptasi cepat dan menyesuaikan dengan peradaban baru yang begitu dahsyat. Ledakan teknologi yang hadir di muka bumi ini untuk memberikan kemudahan dalam segala hal. Kita saat ini suka tidak suka harus menerima kenyataan,dan kita tidak bisa menghindar dengan adanya perubahan yang merubah dan sistem di bidang pengajaran. Penulis adalah berprofesi sebagai pendidik dan pelatih para guru pegawai negeri yang sudah cukup lama menggelutinya, saat ini kegiatan yang kami lakukan sudah berubah dari cara klasikal menjadi digital,pertemuan di kelas sudah berubah dengan menggunakan virtual meeting. Perubahan saat ini sistem rapat dan sistem pembelajaran serta sistem-sistem lainnya telah berupaya untuk menggunakan teknologi online.

Dunia klasikal telah beralih pada dunia virtual, aplikasi zoom virtual meeting yang heboh digunakan untuk berbagai pertemuan untuk kepentingan rapat,seminar,dan pengajaran telah di buru dan di manfaatkan untuk upaya tetap eksis dalam beraktifitas bertatap muka tanpa kita harus bertemu secara langsung dan tidak saling bersentuhan. Mulai dari anak – anak ,ibu rumah tangga,para pekerja baik di pabrik pabrik maupun di perkantoran ,serta pertemuan kenegaraan dan aktifitas perkuliahan,para widyaiswara dan para guru,para pebisnis yang biasanya bertransaksi secara langsung, maka sekarang sudah berubah sistem pola penawarannya. Di bidang pendidikan dalam proses pengajaran di kelas semuanya sudah beralih dengan menggunakan pertemuan secara virtual meeting.

VIRTUAL MEETING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ERA INDUSTRI 4.0
Saat ini kita di Indonesia dan beberapa Negara berkembang lainnya masuk pada peradaban era revolusi industry 4.0, dimana era tersebut telah menggantikan sarana dan prasarana yang nota bene berbasis internet. Dalam dunia pendidikan ,khususnya pada dunia pelatihan di lingkungan kementerian agama,para personil jajaran di kementerian agama telah merubah sistem berkomunikasi dan bertatap muka dengan menggunakan sebuah aplikasi yang berbasis berbasis online. Misalnya saja contoh yang sedang penulis alami adalah awal bulan april tahun 2020,mendapatkan tugas sebagai narasumber untuk memberikan materi kepada para guru di wilayah kabupatan mempawah dengan menggunakan aplikasi zoom cloud meeting. Apliasi zoom virtual meeting ini sungguh luar bisaa,salah satu aplikasi yang mengajak kepada penggunanya bisa bertatap muka secara bersamaan pada forum pelatihan secara online. Tutor sendiri posisi di Jakarta dan para pesertanya sejumlah empat puluh orang berada di wilayah kabupaten mempawah,Kalimantan barat, dapat bertatap muka,saling berdiskusi dan saling menyapa pada chanel yang sama, seperti layaknya di sebuah ruangan kelas yang sama.Aplikasi ini membuat sistem pengajaran di balai diklat keagamaan menjadi berubah dari pelatihan secara klasikal menjadi virtual.

Awal perdana tayang memang dari kami masih awam dalam menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi tersebut,begitu juga dari para peserta yang merupakan para guru gabungan dari kemendikbud dan kementerian agama. Proses pelatihan antar tutor dan para peserta yang tidak biasanya di lakukan dengan virtual meeting,dan saat sekarang masih menggunakan dan memanfaatkan pertemuan secara online,terasa banyak manfaat dan kemudahan yang ditemukan oleh penulis dan para guru yang sedang mengikuti program pelatihan model model pembelajaran melalui e-learning berjalan lancar dan justru para pesertanya sangat antusias dan sangat kreatif,ditunjukan dengan terbangunnya kebersamaan diantara peserta dengan saling menyapa dalam virtual meeting. Dengan hadirnya aplikasi zoom dan beberapa aplikasi lainnya yang sekarang adalah google telah berhasil menggantikan aplikasi google hang-out menjadi google meet, dimana aplikasi tersebut hampir sama dalam penggunaannya.Balai diklat keagamaan Jakarta sudah sekitar delapan tahun telah memfaatkan pembelajaran secara online,seperti memberikan materinya berupa bahan ajar dan slide juga video yang yang serba berbasis eletronik dan tersimpan pada web learning manajemen sistem atau LMS nya balai diklat keagamaan Jakarta,dan saat program pelatihan resmi berjalan,panitia,tutor dan para peserta berkomunikasi dengan menggunakan internet.

Pemanfaatan aplikasi zoom virtual meeting yang di gunakan dalam pelatihan di lingkungan balai diklat keagamaan khususnya Jakarta,telah berhasil dan sudah akan terselenggara pada kelombang yang kedua, awal agustus tahun 2020 dengan dukungan dari jajaran pejabat struktural yang handal dan para tutor serta para staf administrasi dalam mengelola pelatihan berbasis e-learning,tantangan yang berat adalah menghadapi signal para peserta yang jauh dari perkotaan yang sangat berpengaruh pada kondisi signal yang lemah,hal ini sangat mengganggu proses pembelajaran secara online. Dampaknya pada para peserta ada yang tertinggal materi dan informasi dari tutornya,sehingga akan berpengaruh pada output yang diharapkan sukses seratus persen. Dari hasil pembelajaran pelatihan secara e-learning di lingkungan balai diklat keagamaan Jakarta berdasarkan data yang di pantau oleh panitia output peserta diperkirakan sekitar diatas Sembilan puluh lima persen tingkat kelulusannya dengan hasil sangat memuaskan.

Berita yang sangat mengembirakan ini membuat jajaran pejabat di lingkungan balai diklat bekerja dengan lebih professional dan lebih bersemangat serta bekerja dengan perencanaan yang matang. Tidak menutup kemungkinan pelatihan pelatihan selanjutnya semuanya berbasis online,ini terjadi karena era revolusi indistri 4.0 memacu untuk meningkatkan kemudahan dan jangkauan yang lebih luas dan efektif serta dengan anggaran yang terjangkau. Dan ini merupakan penghematan yang luar bisaa dana yang lebih tersebut bisa di gunakan untuk penambahan kegiatan pelatihan yang lebih banyak lagi dan sangat jauh sekali bila di bandingkan penggunaan anggaran untuk membiayai pelatihan secara klasaik. Pelatihan klasik untuk tahun kedepan akan menjadi sebuah program yang aneh bila masih di konsumsi oleh balai diklat keagamaan Jakarta,karena eranya sudah berubah dan harus berubah untuk memprogramkan seluruh kegiatannya secara online dan virtual meeting.

MIGRASI GENERASI KLASIKAL MENUJU PERADABAN MILENIUM.
Pada tanggal 29 November 2019 Komite Tetap bertindak atas nama Majelis di uni Europa melaporkan bahwa Komite Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan, Pendidikan dan Media seperti yang dilaporkan oleh Tuan Constantinos Efstathiou

Scroll to Top