Teknologi Punya Peran Penting dalam Program Keberlangsunganeber – Asean merupakan salah satu kawasan yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Enam negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masuk dalam negara negara yang mengalami korban jiwa dan keruguan ekonomi terbesar akibat bencana terkait ikli.
Di Indonesia, dampak perubahan iklim dirasakan dengan munculnya kabut asap yang berasal dari kebakaran alami atau akibat ulah manusia.
Menanggapi hal ini, IBM sebuah perusahaan America Serikat yang bergerak di bidang perangkat keras dan perangkat lunak kompputer, menyelenggarakan media briefing virtual bertajuk “COP 28: ESG ASEAN Action” pada Selasa (13/6/2023).
1. Organisasi harus lebih sadar akan masalah perubahan iklim
Agnes Heftberger, General Manager and Technology Leader, IBM AEANZK, mengatakan kita perlu menciptakan operasi yang lebih berkelanjutan. Hal ini tidak hanya baik untuk masyarakat, tetapi juga musti menjadi keharusan bisnis bagi organisasi-organisasi di ASEAN saat ini.
Dari yang dipaparkan IBM menunjukkan bahwa hampir setengah (48%) dari para CEO menyebutkan keberlanjutan merupakan salah satu prioritas tertinggi bagi organisasi mereka.
Lebih lanjut, agar program environmental, social, and governance (ESG) menjadi efektif, ESG harus dipandang sebagai pendorong transparansi, bukan hanya sekedar pelaporan yang sempit.
Survei dari IBM juga menunjukkan bahwa, meskipun 95% organisasi telah mengembangkan proposisi ESG, hanya 10% yang telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mencapai tujuan mereka. Data ini diharapkan bisa menjadi pendorong untuk organisasi menjadi lebih menyadari pentingnya program keberlangsungan.
2. AI punya peran penting dalam program keberlangsungan
Menurut data IBM, Dua pertiga dari lebih dari 7.500 pemimpin TI global mengatakan bahwa perusahaan mereka saat ini sedang atau berencana menerapkan artificial intelligence (AI) untuk mengatasi tujuan keberlanjutan.
Ini secara spesifik ditujukan untuk mengelola kompleksitas data dan pelaporan. AI dinilai memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah mengumpulkan dan menganalisis data keberlanjutan dalam jumlah besar.
3. AI bisa menjembatani kesenjangan ESG
Lebih lanjut, Agnes menjelaskan bahwa AI memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan ESG dan keberlanjutan saat ini. IBM sendiri telah melakukan beberapa kolaborasi terkait penggunaan AI untuk mendorong program keberlangsungan.
Salah satu kolaborasi mereka adalah pembuatan model fondasi geospasial baru dengan NASA. Ini merupakan bagian dari penawaran watsonx.ai dari IBM. Data NASA digunakan untuk melakukan langkah pertama menuju tujuan dari melacak dan beradaptasi dengan perubahan iklim bumi.
Perubahan iklim merupakan masalah yang harus yang mengancam keberlangsungan Bumi dan manusia. Teknologi, seperti AI, memiliki peran penting dalam mendorong program keberlangsungan.
Asean merupakan salah satu kawasan yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Enam negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masuk dalam negara negara yang mengalami korban jiwa dan keruguan ekonomi terbesar akibat bencana terkait ikli.
Di Indonesia, dampak perubahan iklim dirasakan dengan munculnya kabut asap yang berasal dari kebakaran alami atau akibat ulah manusia.
Menanggapi hal ini, IBM sebuah perusahaan America Serikat yang bergerak di bidang perangkat keras dan perangkat lunak kompputer, menyelenggarakan media briefing virtual bertajuk “COP 28: ESG ASEAN Action” pada Selasa (13/6/2023).
1. Organisasi harus lebih sadar akan masalah perubahan iklim
Agnes Heftberger, General Manager and Technology Leader, IBM AEANZK, mengatakan kita perlu menciptakan operasi yang lebih berkelanjutan. Hal ini tidak hanya baik untuk masyarakat, tetapi juga musti menjadi keharusan bisnis bagi organisasi-organisasi di ASEAN saat ini.
Dari yang dipaparkan IBM menunjukkan bahwa hampir setengah (48%) dari para CEO menyebutkan keberlanjutan merupakan salah satu prioritas tertinggi bagi organisasi mereka.
Lebih lanjut, agar program environmental, social, and governance (ESG) menjadi efektif, ESG harus dipandang sebagai pendorong transparansi, bukan hanya sekedar pelaporan yang sempit.
Survei dari IBM juga menunjukkan bahwa, meskipun 95% organisasi telah mengembangkan proposisi ESG, hanya 10% yang telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mencapai tujuan mereka. Data ini diharapkan bisa menjadi pendorong untuk organisasi menjadi lebih menyadari pentingnya program keberlangsungan.
2. AI punya peran penting dalam program keberlangsungan
Menurut data IBM, Dua pertiga dari lebih dari 7.500 pemimpin TI global mengatakan bahwa perusahaan mereka saat ini sedang atau berencana menerapkan artificial intelligence (AI) untuk mengatasi tujuan keberlanjutan.
Ini secara spesifik ditujukan untuk mengelola kompleksitas data dan pelaporan. AI dinilai memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah mengumpulkan dan menganalisis data keberlanjutan dalam jumlah besar.
3. AI bisa menjembatani kesenjangan ESG
Lebih lanjut, Agnes menjelaskan bahwa AI memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan ESG dan keberlanjutan saat ini. IBM sendiri telah melakukan beberapa kolaborasi terkait penggunaan AI untuk mendorong program keberlangsungan.
Salah satu kolaborasi mereka adalah pembuatan model fondasi geospasial baru dengan NASA. Ini merupakan bagian dari penawaran watsonx.ai dari IBM. Data NASA digunakan untuk melakukan langkah pertama menuju tujuan dari melacak dan beradaptasi dengan perubahan iklim bumi.
Perubahan iklim merupakan masalah yang harus yang mengancam keberlangsungan Bumi dan manusia. Teknologi, seperti AI, memiliki peran penting dalam mendorong program keberlangsungan.