Teknologi Inklusi Digital, Bantu Suarakan Literasi Digital

Teknologi Inklusi Digital, Bantu Suarakan Literasi Digital – Bukan lagi rahasia, peran literasi digital sangat penting di era digitalisasi internet dan teknologi. Kemampuan memahami literasi digital penting bagi masyarakat agar dapat mengakses, memahami, dan menggunakan teknologi digital dengan efektif.

Cakupan literasi digital yaitu kemampuan untuk menavigasi internet dan menggunakan perangkat seperti komputer dan smartphone. Selain itu, ada juga kemampuan untuk mengevaluasi dan membuat kontek digital, berkomunikasi dan berkolaborasi secara online, serta melindungi privasi dan keamanan seseorang.

Terlebih saat ini teknologi terus berkembang dan digunakan dalam kehidupan sehari hari. Melansir dari citylife.capetown, literasi digital diakui sebagai kompenen penting dan faktor kunci dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Selain literasi digital, adapun teknologi inklusi digital sebuah alat dan inisiatif yang dirancang untuk memastikan setiap orang memiliki akses ke sumber daya digital, serta memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menggunakannya secara efektif.

Jadi Jembatan

Teknologi inklusi digital bertujuan menjembatani kesenjangan digital antara mereka yang memiliki akses teknologi digital dan yang tidak. Cara yang signifikan teknologi inklusi digital dapat membantu menjembatani kesenjangan ini yaitu dengan menyediakan akses internet yang terjangkau dan mudah diakses.

Misalnya jaringan broadband komunitas, hotspot Wifi publik, dan perangkat berbiaya rendah. Dengan memastikan setiap orang dapat mengakses internet, teknologi ini dapat membantu menyamakan kedudukan dan memungkinkan setiap orang untuk mengakses kekayaan informasi, sumber daya, dan peluang yang tersedia secara online.

Tak hanya itu, teknologi ini juga dapat menjadi wadah sosialisasi literasi digital. Seperti pelatihan dan dukungan yang ditargetkan, program literasi digital, kursus online, dan lainnya.

Dengan mengoptimalkan teknologi ini untuk literasi digital, kiranya dapat mewujudkan ekosistem digital yang sehat. Begitu pun penggunanya dapat lebih bijak dan siap di ruang digital agar tidak terjerumus dalam penipuan, hoaks, dan kejahatan lainnya.

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Salah satu dampak positif dari literasi digital dalam dunia pendidikan yaitu dapat membantu proses pembelajaran. Baik bagi tenaga pengajar maupun peserta didik.

“Literasi digital dapat membantu proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Bagi tenaga pengajar, literasi digital dapat berfungsi sebagai bekal untuk dapat membedakan sumber-sumber belajar yang benar, signifikan, dan dapat memberikan manfaat,” terang Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementrian Kominfo Republik Indonesia, Bambang Tri Santoso saat mengisi kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan untuk SMK di Kota Samarinda, Senin (20/2/2023).

Selain itu, lanjut Bambang, literasi digital dapat membuka peluang bagi guru dan dosen agar lebih produktif dalam menciptakan media ajar digital.

“Selain tenaga pengajar, literasi digital juga memberikan dampak positif kepada peserta didik, mulai dari siswa pendidikan dasar, pertama, atas, dan tinggi. Literasi digital mempermudah mereka mencari data dan informasi dari berbagai media sebagai bahan pembelajaran,” terang Bambang.

Menurut Bambang, perolehan akses informasi yang lebih luas dapat memberikan kesempatan dan peluang yang lebih besar, menyeluruh, efisien, dan akurat bagi semua kalangan. Hal tersebut membuat ketimpangan informasi dapat diminimalisir dengan optimal.

“Perubahan-perubahan positif tentang teknologi digital diharapkan dapat dimanfaatkan dan dipergunakan dengan baik, termasuk pada dunia pendidikan,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, dirinya menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Kominfo melalui Ditjen Aplikasi Informatika membagi kegiatan literasi digital kedalam tiga segmentasi ,yaitu masyarakat umum, pendidikan dan pemerintahan.

“Segmentasi tersebut bertujuan untuk memasifkan gerakan nasional literasi digital, sehingga target 50 juta orang terpapar literasi dapat dicapai pada tahun 2024. Untuk itu, masayarakat dituntut harus paham akan literasi digital khususnya di era modern 4.0 ini,” tutupnya.

Meningkatkan kecakapan dan partisipasi aktif generasi muda dalam mendukung transformasi dan inklusi digital Indonesia, digelar program edukasi KU CERDIG (Kaum mUda CERdas DIGital).

Program digelar PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM), Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia), dan Prestasi Junior Indonesia (PJI).

Sebanyak 375 siswa SMA/SMK dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Papua ikut dalam KU CERDIG yang dimulai sejak Oktober 2022.

KU CERDIG menginspirasi peserta untuk belajar bertanggung jawab dalam berinteraksi dan bertransaksi secara aman di dunia siber.

Di akhir program, mereka didorong untuk membagikan pembelajaran dengan menciptakan ide proyek kampanye yang inovatif dan kreatif.

Hasilnya, 30 kampanye literasi digital mampu menjangkau lebih dari 240 ribu anak muda di media sosial selama dua bulan.

Bagaimana pendapat anda guys? Keren kan.. Boleh minta komentar komentar anda sebanyak mungkin guys.. Terimakasih untuk komentar anda guys semuanya..

Scroll to Top