Teknologi Al didalam JD.ID

Teknologi Al didalam JD.ID – JD.ID resmi menghadirkan pusat pengalaman berbelanja berbasis teknologi Al (Artificial Interlligence) pertama di Indonesia dan bagi JD.com ini adalah yang perdana dikawasan Asia Tenggara. Teknis teknologi ini sederhananya memanfaatkan pemindai wajah, radio-frequency identification (RFID), dan metode pembayaran non tunai.

“Ini merupakan langkah pertama dalam pemanfaatan teknologi kami memperkuat Indonesia dengan sebuah pengalaman berbelanja yang baru,” kata Presiden Direktur JD.ID Zhang Li melalui keterangan resminya, Senin (6/8).

Dilanjutnya ini hanya awal mulai dari upaya mereka menggunakan kekuatan Al untuk membuka pintu menuju kesempatan baru. Selain itu juga, mereka mengatakan akan terus meningkatkan fitur dan utlitas dari teknologi Al di platform belanjanya itu.

“Kami meyakini bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) ini memiliki banyak potensi yang dapat digunakan di semua lini bisnis, termasuk e-dagang yang menjadi bisnis inti dari JD.ID,” jelasnya.

Project Manager JD.ID X Eyvette Tung mengatakan, di masa depan masyarakat akan sangat terbiasa melakukan aktivitas berbelanja harian secara non-tunai. Maka itu, mereka telah mengembangkan teknologi pemindai wajah yang sangat personal untuk meningkatkan kenyamanan dan membuat pelanggan merasa nyaman.

“Berbagai produk yang dibeli di JD.ID X terhubung langsung dengan akun JD.ID pelanggan yang membuat pembayaran non-tunai menjadi semakin mudah,” ungkap dia.

JD.ID menghadirkan pengalaman belanja baru ke konsumen Indonesia. Perusahaan e-dagang ini, membuat pusat pengalaman berbelanja berbasis teknologi Artificial Intellegence (AI) pertama di negara ini, yakni JD.ID X. Tak hanya itu, bagi JD.com menjadi yang pertama di Asia Tenggara.

JD.ID X ini yang merupakan pusat pengalaman belanja futuristis adalah wujud kepeloporan JD.ID dalam hal teknologi di industri e-dagang dan ritel modern di Indonesia. JD.ID X menawarkan sebuah konsep belanja futuristis kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan teknologi pemindai wajah, radio-frequency identification (RFID), dan metode pembayaran non-tunai. JD.ID X dibangun di kawasan perbelanjaan PIK Avenue, Jakarta yang berlokasi di lantai 3 dengan luas ruangan 270 meter persegi.

“Kami sangat bangga dengan diluncurkannya JD.ID X, pusat pengalaman berbelanja berbasis AI kami yang pertama di Asia Tenggara dan di Indonesia. Ini merupakan langkah pertama dalam pemanfaatan teknologi kami untuk memperkuat Indonesia dengan sebuah pengalaman berbelanja yang baru,” kata Presiden Direktur JD.ID Zhang Li dalam siaran persnya.

Ia menambahkan hal ini juga merupakan wujud nyata komitmen JD.ID untuk berpartisipasi aktif dalam membangun ritel di Indonesia. “Ini hanya awal mula dari upaya kami menggunakan kekuatan AI untuk membuka pintu menuju berbagai kesempatan baru bagi negeri ini dan kami berharap dapat terus mengembangkan teknologi kami untuk melayani Indonesia dengan lebih baik,” ujarnya.

Project Manager JD.ID X Eyvette Tung mengatakan di masa depan masyarakat akan sangat terbiasa melakukan aktivitas berbelanja harian secara non-tunai. “Kami telah mengembangkan teknologi pemindai wajah yang sangat personal untuk meningkatkan kenyamanan dan membuat pelanggan merasa nyaman. Berbagai produk yang dibeli di JD.ID X terhubung langsung dengan akun JD.ID pelanggan yang membuat pembayaran non-tunai menjadi semakin mudah.”

Produk-produk yang ditawarkan tersedia secara eksklusif di JD.ID X dengan harga khusus dan terdiri dari berbagai produk populer, di antaranya kategori fashion baik untuk pria maupun wanita, kosmetik, aksesoris dan kecantikan, produk-produk rumah tangga non-elektronik, serta kebutuhan sehari-hari. JD.ID X juga menawarkan private label yang tersedia eksklusif di JD.ID X.

Keberagaman varian produk yang ditawarkan menjadi faktor yang membedakan JD.ID X dengan toko berbasis AI lainnya yang umumnya menjual keperluan sehari-hari dan produk FMCG. JD.ID X juga akan menggelar berbagai promo menarik yang berbeda di setiap minggunya.

“JD.ID X ini juga akan kami jadikan sebagai pusat pembelajaran pengembangan teknologi yang berkelanjutan. Sebabnya, kami meyakini bahwa teknologi Artificial Intelligence (AI) ini memiliki banyak potensi yang dapat digunakan di semua lini bisnis, termasuk e-dagang yang menjadi bisnis inti dari JD.ID,” tambah Li.

Platform startup e-commerce JD.ID kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya pada 2022. Berdasarkan catatan Kompas.com, JD.ID telah melakukan dua kali PHK massal kepada karyawannya sepanjang tahun 2022. Teranyar, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara mengatakan, JD.ID melakukan PHK massal kepada 200 karyawannya pada Selasa (13/12/2022). Baca juga: Kini Giliran JD.ID PHK 200 Karyawan “Kami memangkas sekitar 200 karyawan atau setara 30 persen dari total pekerja JD.ID. Langkah tersebut diambil perusahaan untuk menjawab tantangan ekonomi global serta perubahan bisnis digital yang sangat cepat,” kata dia dalam siaran pers, Selasa (13/12/2022). Setya mengatakan, langkah tersebut diambil sebagai salah satu upaya perusahaan untuk menyesuaikan struktur perusahaan dengan perubahan industri. “Langkah adaptasi perlu diambil perusahaan untuk menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan ini,” imbuh Setya.

Setya menjelaskan, tantangan kenaikan suku bunga acuan bank sentral, serta masih berlangsungnya gejolak geopolitik antara Rusia dan Ukraina memang masih membayangi bisnis startup dan e-commerce hingga penghujung 2022. “JD.ID tetap berkomitmen untuk terus memberikan berbagai dukungan kepada 30 persen karyawan yang terdampak PHK. Sejumlah dukungan yang diberikan ialah dengan tetap memberikan manfaat asuransi serta memberikan dukungan talent promoting,” kata dia. Dia juga memastikan, JD.ID akan tetap menjalankan hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Sebelumnya, pada pertengahan 2022, JD.ID juga melakukan PHK massal kepada karyawannya. Pada waktu itu, Director of General Management JD.ID Jenie Simon mengatakan, pihaknya terus melakukan penyesuaian terhadap operasional bisnis. Upaya restrukturisasi juga dilakukan perusahaan sebagai bentuk penyesuaian. “JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (26/5/2022). Namun demikian, saat itu Jenie tidak dapat memberi tahu berapa banyak jumlah karyawan yang dikurangi perusahaan.

Scroll to Top