STWC Hadirkan Teknologi Radiofrequency & Ultrasonic dari Korea – Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, diperkirakan terdapat lebih dari 20 juta orang di Indonesia menderita wasir pada tahun 2022. Pengobatan dokter pun di perlukan agar wasir cepat teratasi sebelum berkembang menjadi problem yang lebih serius.
Dokter Spesialis Bedah yang menekuni pengobatan wasir dr. Tony Sukentro, Sp.B. mengatakan, adapun jumlah pasien wasir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satunya penyebabnya karena pasien merasa malu dan enggan memeriksakan diri ke dokter sehingga baru mengunjungi dokter setelah grade besar (3-4). Wasir sendiri terbagi menjadi grade 1 (ringan) hingga grade 4 (berat).
“Pada dasarnya, terdapat beberapa teknik dasar pengobatan wasir, diantaranya yaitu dengan Pila, Safute, Laser, Stapler, Radiofrequency dan Ultrasonic. Beragam teknik pengobatan ini pastinya juga akan disesuaikan dengan kondisi grade wasir pasien,” ujar dr.Tony yang juga praktek di Klinik Bedah Utama ST Wasir Center (STWC) Jakarta Barat.
Sebagai Klinik wasir di Jakarta, dia melanjutkan, STWC menghadirkan teknologi Radiofrequency dan Ultrasonic dari Korea. Teknik ini pastinya juga diharapkan akan memberikan pengobatan yang dengan tingkat kesembuhan lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional.
Untuk itu, masyarakat yang ingin berobat wasir, tidak perlu merasa malu, bingung dan ragu karena saat ini telah banyak dokter spesialis dan juga klinik yang mampu memberi pengobatan maksimal dengan menghadirkan teknologi terkini pada pasien. Klinik dapat menjadi pilihan jika enggan ke Rumah Sakit dan bertemu dengan banyak orang.
“Keuntungan menggunakan teknologi ultrasonik, radiofrekuensi pada pasien operasi wasir yaitu luka yang minimal, tanpa perlu rawat inap karena wasir kering hingga ke pangkal sehingga pasien dapat langsung beraktivitas setelah tindakan serta rasa nyerinya pasca operasi lebih sedikit dibandingkan teknik operasi yang konvensional,” ujar dr.Tony.
Metode Ultrasonik mampu mengatasi wasir dengan teknik yang paling minimal dan tanpa menggunakan pisau bedah. Bahkan teknik ini dipercaya jadi teknik yang paling cepat tanpa menyebabkan rasa sakit bagi pasien.
“Metode ultrasonik mampu mengatasi wasir dengan teknik minimal invasif atau tanpa pisau bedah, kemampuan penyembuhan yang jauh lebih cepat tanpa rasa sakit akibat pengaruh operasi, luka yang minimal dan tidak mempergunakan arus listrik karena mempergunakan getaran ultrasonik,” ungkap dr. Tony Sukentro, Sp.B.
Sementara itu, metode radiofrekuensi memanfaatkan gelombang radio untuk menghantarkan energi ke jaringan wasir sehingga dapat memperbaiki dan memperkuat jaringan tersebut. Tindakan ini juga efektif dalam mengatasi wasir tanpa menimbulkan rasa panas pada jaringan yang diobati. RF digunakan untuk wasir kecil dan tidak mengitari anus.
Mengingat konsultasi dengan dokter adalah kewajiban, maka STWC mempermudah pasien dengan menghadirkan konsultasi offline di klinik dan online via whatsapp bagi yang tidak dapat berkunjung ke Klinik ST Wasir Center Jakarta di Rukan Aries Niaga, Jakarta Barat.
Wasir atau ambeien adalah kondisi medis saat pembuluh darah di sekitar anus dan bagian bawah rektum mengalami iritasi dan membengkak. Penyebab umum terjadinya wasir di antaranya hobi makan pedas, duduk terlalu lama, sembelit atau diare berkepanjangan, dan sering mengangkat beban berat.
Jumlah pasien wasir sendiri mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satu penyebab terbesarnya adalah karena malu dan enggak memeriksakan ke dokter. Sehingga biasanya saat diperiksa, sudah masuk grade besar (3-4). Wasir sendiri terbagi menjadi grade 1 (ringan) hingga grade 4 (berat).
Namun, dengan kemajuan teknologi, pasien wasir disarankan agar tak lagi merasa malu memeriksakan diri. Salah satunya teknik pengobatan wasir dengan teknologi Radiofrequency dan Ultrasonic dari Korea.
Dokter spesialis bedah dr. Tony Sukentro, Sp.B yang juga melengkapi trainingnya di RS Korea untuk meraih Sp.B.SILS (Single Incision Laparoscopic Surgery) memberikan pelatihan pada dokter bedah lain yang ingin mendalami tentang pengobatan dan teknik minimal invasif terkini untuk wasir.
“Pada dasarnya terdapat beberapa teknik dasar pengobatan wasir, di antaranya yaitu dengan Pila, Safute, Laser, Srapler, Radiofrequency, dan Ultrasonic. Beragam teknik pengobatan disesuaikan dengan kondisi grade wasir pasien,” ujar dr. Tony dalam presentasinya dalam workshop hemoroid yang digelar akhir pekan lalu dan diikuti 6 dokter spesialis bedah dari Jakarta, Aceh, dan Bali.
Mengenal eknologi Radiofrequency dan Ultrasonic terkini dari Korea
dr. Tony yang praktik di Klinik Bedah Utama ST Wasir Center (STCW) menjelaskan jika teknologi Radiofrequency dan Ultrasonic terkini dari Korea untuk pengobatan kanker. Ia juga mengungkapkan keuntungan menggunakan teknologi tersebut pada pasien operasi wasir, yaitu luka yang minimal.
“Tanpa perlu rawat inap, karena wasir kering hingga ke pangkal, sehingga pasien dapat langsung beraktivitas setelah tindakan. Serta minimnya rasa nyeri pascaoperasi lebih sedikit dibandingkan teknik operasi yang konvensional,” jelasnya.
Metode Ultrasonik juga mampu mengatasi wasir dengan teknik yang paling minimal dan tanpa menggunakan pisau bedah. Bahkan teknik ini dipercaya jadi teknik yang paling cepat tanpa menyebabkan rasa sakit bagi pasien. Teknik ini dapat digunakan untuk wasir besar dan mengelilingi anus.
Metode Ultrasonik
“Metode ultrasonik mampu mengatasi wasir dengan teknik minimal invasif atau tanpa pisau bedah, kemampuan penyembuhan yang jauh lebih cepat tanpa rasa sakit akibat pengaruh operasi, luka yang minimal dan tidak mempergunakan arus listrik karena mempergunakan getaran ultrasonik,” beber dr. Tony Sukentro, Sp.B.
Sementara itu, metode radiofrekuensi memanfaatkan gelombang radio untuk menghantarkan energi ke jaringan wasir sehingga dapat memperbaiki dan memperkuat jaringan tersebut. Tindakan ini juga efektif dalam mengatasi wasir tanpa menimbulkan rasa panas pada jaringan yang diobati. RF digunakan untuk wasir kecil dan tidak mengitari anus.
Teknik yang akan digunakan ini tergantung dari kasus wasir pada masing-masing pasien, oleh karena itu konsultasi pra-operasi wajib dilakukan.