Startup Aruvana Buktikan Teknologi Metaverse Indonesia Bisa Bersaing di Kancah Global

Startup Aruvana Buktikan Teknologi Metaverse Indonesia Bisa Bersaing di Kancah Global – Selain fokus dukung akselerasi metaverse bagai industri, institusi dan pemerintah kehadirannya startup Aruvana di Augmented Enterprise Summit (AES) 2022 sebagai ajang pembuktian kemampuan teknologi metaverse Indonesia dapat bersaing dikancah internasional.

Aruvana perusahaan teknologi imersif berbasis Virtual Reality (VR) Augmented Reality (AR) dan Mixed Reality (MR) asal Yogyakarta hadir di perhelatan Augmented Enterprise Summit (AES) 2022.

Perhelatan yang digelar pada 18-20 Oktober lalu di San Diego, America Serikat ini menghadirkan perusahaan dan industri metaverse, aplikasi bisnis dan Extended Reality (XR), wearables, digital twins, exoskeletons, dan emerging technology termasuk AR, VR, MR beserta sistem dan perangkatnya. Kesempatan ini dimanfaatkan Aruvana untuk menjalin partnership dengan perusahaan berskala global yang berfokus pada pengembangan solusi metaverse untuk multi industri.

CEO Aruvana Indra Haryadi memaparkan, untuk pertama kalinya, Aruvana tampil di perhelatan internasional sebagai pembuka jalan untuk memperkenalkan kemajuan teknologi metaverse di Indonesia ke mata dunia. Sejauh ini beberapa perusahaan dari Amerika Serikat, Cina, dan Korea telah menyatakan minatnya mengadaptasi teknologi metaverse yang dikembangkan ARUVANA bagi multi industri.

“Dengan adanya potensi kerja sama ini, kami berharap kemajuan teknologi AR, VR, MR, XR sebagai sistem metaverse dapat semakin banyak diadaptasi oleh perusahaan baik lokal maupun global sebagai solusi teknologi terdepan,” ujarnya.

Lebih lanjut Indra menambahkan, minat yang ditunjukkan perusahaan luar negeri tersebut menjadi salah satu indikator teknologi metaverse yang dikembangkannya dapat bersaing di kancah internasional.

Tak hanya itu, kehadiran Aruvana di AES 2022 juga menjadi kesempatan untuk mempelajari dan menjelajahi peluang dan tantangan menggunakan XR untuk selanjutnya dapat menskalakan teknologi AR, VR, MR, XR, dan teknologi terkait lainnya bagi perusahaan.

Meski tergolong perusahaan baru, sejauh ini Aruvana telah berpengalaman dalam pengembangan solusi metaverse dan terus berkomitmen mengakselerasi penerapan metaverse bagi industri, institusi pendidikan, dan pemerintah.

Hal ini dibuktikan dengan kerja sama dengan Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso Surabaya dalam mengembangkan layanan telekonsultasi kesehatan berbasis metaverse dan mengembangkan kurikulum berbasis metaverse bersama Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tak hanya itu, Aruvana juga turut terlibat dalam pengembangan di bidang VR dalam menampilkan area lebih detail dari berbagai sudut pandang pada rencana pembangunan dan pengembangan wilayah melalui kerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Tangerang. Ruang lingkup proyek difokuskan pada penerapan kemampuan VR 360 untuk penataan Kawasan Wisata Urban Aquaculture Ketapang yang menjadi model pengembangan untuk pertemuan skala internasional Partnership in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG) 2022.

“Aruvana lahir untuk menjadi perusahaan metaverse yang mencakup seluruh teknologi 3D terbaru. Kami melihat teknologi ini memiliki akar solusi yang kuat terhadap penyelesaian masalah di berbagai bidang. Melihat besarnya potensi metaverse bagi kehidupan masyarakat, Aruvana optimis menargetkan untuk mendominasi 60% pasar metaverse di tahun 2032,” tutup Indra yang telah berpengalaman sebagai pengembang produk di bidang teknologi metaverse.

Optimisme ini didasari oleh tingkat pertumbuhan dan nilai pasar yang tinggi. Berdasarkan laporan dari Strategic Market Research, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan pasar metaverse global di tahun 2030 akan mencapai 38,25 persen dengan nilai proyeksi USD1,6 triliun.

Asia Pasifik dan Indonesia di dalamnya termasuk kawasan dengan pertumbuhan metaverse paling cepat seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi dan meluasnya perusahaan rintisan yang mengadopsi teknologi metaverse.

Perusahaan teknologi imersif berbasis Virtual Reality, (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR), hadir di perhelatan Augmented Enterprise Summit (AES) 2022 di San Diego, AS. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan berskala global.

“Sejauh ini beberapa perusahaan dari Amerika Serikat, Tiongkok, dan Korea telah menyatakan minatnya untuk mengadaptasi teknologi metaverse yang kami kembangkan bagi multiindustri. Semakin banyak diadaptasi oleh perusahaan baik lokal maupun global sebagai solusi teknologi terdepan,” kata CEO Aruvana, Indra Haryadi, melalui siaran pers yang diperoleh Merahputih.com.

Indra menambahkan, minat yang ditunjukkan perusahaan luar negeri tersebut menjadi salah satu indikator teknologi metaverse yang dikembangkannya dapat bersaing di kancah internasional.

Tak hanya itu, kehadiran Aruvana di AES 2022 juga menjadi kesempatan untuk mempelajari dan menjelajahi peluang dan tantangan menggunakan XR untuk selanjutnya dapat menskalakan teknologi AR, VR, MR, XR, dan teknologi terkait lainnya bagi perusahaan.

Ini dibuktikan dengan kerja sama dengan Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso Surabaya dalam mengembangkan layanan telekonsultasi kesehatan berbasis metaverse dan mengembangkan kurikulum berbasis metaverse bersama Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Selain itu, Aruvana turut terlibat dalam pengembangan di bidang VR. Pengembangan ini menampilkan area lebih detail dari berbagai sudut pandang pada rencana pembangunan dan pengembangan wilayah melalui kerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Tangerang.

Ruang lingkup proyek difokuskan pada penerapan kemampuan VR 360 untuk penataan Kawasan Wisata Urban Aquaculture Ketapang. Kawasan ini jadi model pengembangan untuk pertemuan skala internasional Partnership in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG) 2022.

“Kami melihat teknologi ini memiliki akar solusi yang kuat terhadap penyelesaian masalah di berbagai bidang. Melihat besarnya potensi metaverse bagi kehidupan masyarakat, Aruvana optimis menargetkan untuk mendominasi 60 persen pasar metaverse di tahun 2032,” lanjut Indra.

Optimisme ini didasari oleh tingkat pertumbuhan dan nilai pasar yang tinggi. Berdasarkan laporan Strategic Market Research, tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan pasar metaverse global di 2030 akan mencapai 38,25 persen dengan nilai proyeksi USD 1,6 triliun (sekira Rp 25.044 triliun).

Asia Pasifik dan Indonesia di dalamnya, termasuk kawasan dengan pertumbuhan metaverse paling cepat seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi dan meluasnya perusahaan rintisan yang mengadopsi teknologi metaverse.

Scroll to Top