Sony Patenkan Teknologi Atur Suhu untuk Controller PS

Sony Patenkan Teknologi Atur Suhu untuk Controller PS – Dengan perkembangan teknologi yang makin pesat, maka gaming pun jadi lebih immersive. Hal inilah yang dilakukan Sony Interactive Entertainment (SIE) dengan PlayStation (PS).

Merilis PS5 pada November 2020 silam, salah satu sorotan adalah DualSense, controller PS5 dengan berbagai fitur yang meningkatkan pengalaman gaming. Namun, perusahaan asal Jepang ini tidak mau berpuas diri. Pasalnya, SIE tengah mematenkan teknologi kendali suhu baru untuk controller selanjutnya!

Melibatkan tokoh yang terlibat dengan DualSense

Dari pantauan Exputer pada 4 April 2023, Sony tengah mengajukan proposal paten untuk teknologi joystick terbaru. Hal ini terlihat di situs World Intellectual Property Organization (WIPO), dimana SIE telah mengajukan paten sejak 25 Maret 2023. Teknologi ini diciptakan oleh tiga sosok yang terlibat juga dalam pengembangan DualSense juga, yaitu :

Salah satu dari ketiga tokoh tersebut, Yusuke meraih Sony Outstanding Engineer Award 2020. Turut mengembangkan DualSense PS5, Yusuke dan timnya adalah sosok dibalik fitur haptic feedback dan adaptive trigger dengan teknologi vibrotactile feedback yang memicu sensasi getaran yang berbeda di jari melalui tombol trigger.

Komponen elastis pengatur suhu

Dalam paten tersebut, SIE ingin mengembangkan fitur controller yang lebih meningkatkan pengalaman haptic dengan bantuan komponen sensor elastis dengan material mirip gel. Sensor tersebut berpotensi menggantikan material plastik yang saat ini dipakai controller PS.

Dengan material baru tersebut, controller bisa menciptakan kembali sensasi perbedaan suhu sesuai dengan game. Sebagai contoh, jika ada material dingin atau panas dalam game, controller akan mengikuti suhu tersebut tetapi tak sampai membuat tangan tak nyaman.

Dalam paten tersebut, IGN mencatat bahwa SIE mengklaim potensi penggunaan perpaduan “cairan magnet” dan medan listrik atau magnet. Ini untuk mengubah bentuk dan kepadatan komponen lunak dalam controller tersebut.

Ada campur tangan AI?

Controller yang dipatenkan SIE akan menggunakan sinyal elektrik yang mengalir melalui sensor elastis tersebut. Sensor ini mendeteksi sentuhan pengguna untuk memicu sinyal elektrik tergantung dari perubahan bentuk material sensor sehingga getaran terasa lebih baik.

Sensor elastis ini dikatakan akan diproduksi dengan material mirip gel, seperti “gel makromolekuler berbasis silikon atau uretana”. Selain itu, komponen elastis ini akan menggunakan aktuator empuk untuk menjamin tetap lancar dan organik selama gaming.

Secara singkat, SIE menyebut kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan merekam perubahan bentuk sensor elastis untuk memicu umpan balik haptic berdasarkan tekanan jari. Dengan teknologi baru, sensor ini akan merasakan sentuhan, pijitan, dan perilaku jari-jemari lain yang mengubah material.

Lalu, bagaimana jika berubah bentuk sampai tak dikenali bentuk dan posisi aslinya? Hal ini bisa menyulitkan saat bermain. SIE menawarkan solusi dengan mendesain tombol controller berbentuk elips (mirip telur) sehingga bisa cocok dengan tangan pengguna.

Bukti ambisi haptic Sony

Inilah teknologi pengatur suhu yang dipatenkan oleh Sony untuk controller berikutnya. Jadi, kapan ini bisa diwujudkan? Mohon bersabar, SIE tidak memberikan tanggal pasti atau gambaran kapan produk ini bisa diwujudkan.

Paten ini menunjukkan ambisi Sony untuk meningkatkan pengalaman haptic dengan PS5. Pada Januari 2023, Sony juga merilis DualSense Edge dengan fitur kustomisasi fisik, kontrol tombol, dan fitur haptic. DualSense Edge hadir di Indonesia dengan harga lebih dari Rp3 juta.

Dengan haptic, The Last of Us, Part 1 di PS5 jadi lebih ramah untuk para pemain dengan disabilitas rungu, netra, dan motorik. Selain itu, Exputer mencatat SIE sudah mengajukan paten sejak September 2021 untuk meningkatkan fitur voice chat terutama untuk pemain dengan disabilitas.

Dengan perkembangan teknologi yang makin pesat, maka gaming pun jadi lebih immersive. Hal inilah yang dilakukan oleh Sony Interactive Entertainment (SIE) dengan PlayStation (PS).

Merilis PS5 pada November 2020 silam, salah satu sorotan adalah DualSense, controller PS5 dengan berbagai fitur haptic yang meningkatkan pengalaman gaming. Namun, perusahaan asal Jepang ini tak mau berpuas diri. Pasalnya, SIE tengah mematenkan teknologi kendali suhu baru untuk controller selanjutnya!
Melibatkan tokoh yang terlibat dengan DualSense

Dari pantauan Exputer pada 4 April 2023, Sony tengah mengajukan proposal paten untuk teknologi joystick terbaru. Hal ini terlihat di situs World Intellectual Property Organization (WIPO), di mana SIE telah mengajukan paten sejak 25 Maret 2023. Teknologi ini diciptakan oleh tiga sosok yang terlibat juga dalam pengembangan DualSense juga, yaitu:

Yukari Konishi (Global R&D Tokyo Division, SIE)
Hitoshi Nakamura (Manager, Technology Development Research & Development, SIE)
Yusuke Nakagawa (R&D Center, SIE)

Salah satu dari ketiga tokoh tersebut, Yusuke meraih Sony Outstanding Engineer Award 2020. Turut mengembangkan DualSense PS5, Yusuke dan timnya adalah sosok dibalik fitur haptic feedback dan adaptive trigger dengan teknologi vibrotactile feedback yang memicu sensasi getaran yang berbeda di jari melalui tombol trigger.

Dalam paten tersebut, SIE ingin mengembangkan fitur controller yang lebih meningkatkan pengalaman haptic dengan bantuan komponen sensor elastis dengan material mirip gel. Sensor tersebut berpotensi menggantikan material plastik yang saat ini dipakai controller PS.

Dengan material baru tersebut, controller bisa menciptakan kembali sensasi perbedaan suhu sesuai dengan game. Sebagai contoh, jika ada material dingin atau panas dalam game, controller akan mengikuti suhu tersebut tetapi tak sampai membuat tangan tak nyaman.

“Komponen pengatur suhu, seperti elemen Peltier yang mampu mengubah suhu secara elektrik, akan ditempatkan di permukaan depan atau di dalam komponen [sensor] elastis … makin besar perubahan [sensor], makin tinggi sensasi suhu yang dipicu sehingga pengguna bisa merasakan perubahannya,” tulis SIE.

Dalam paten tersebut, IGN mencatat bahwa SIE mengklaim potensi penggunaan perpaduan “cairan magnet” dan medan listrik atau magnet. Ini untuk mengubah bentuk dan kepadatan komponen lunak dalam controller tersebut.
Ada campur tangan AI?

Controller yang dipatenkan SIE akan menggunakan sinyal elektrik yang mengalir melalui sensor elastis tersebut. Sensor ini mendeteksi sentuhan pengguna untuk memicu sinyal elektrik tergantung dari perubahan bentuk material sensor sehingga getaran terasa lebih baik.

Sensor elastis ini dikatakan akan diproduksi dengan material mirip gel, seperti “gel makromolekuler berbasis silikon atau uretana”. Selain itu, komponen elastis ini akan menggunakan aktuator empuk untuk menjamin tetap lancar dan organik selama gaming.

“Sensor ini mendeteksi kontak pengguna dengan perubahan bentuk komponen elastis, dan memicu sinyal elektrik berdasarkan kontak atau perubahan bentuk tersebut,” tulis SIE.

Secara singkat, SIE menyebut kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan merekam perubahan bentuk sensor elastis untuk memicu umpan balik haptic berdasarkan tekanan jari. Dengan teknologi baru, sensor ini akan merasakan sentuhan, pijitan, dan perilaku jari-jemari lain yang mengubah material.

Lalu, bagaimana jika berubah bentuk sampai tak dikenali bentuk dan posisi aslinya? Hal ini bisa menyulitkan saat bermain. SIE menawarkan solusi dengan mendesain tombol controller berbentuk elips (mirip telur) sehingga bisa cocok dengan tangan pengguna.
Bukti ambisi haptic Sony

Inilah teknologi pengatur suhu yang dipatenkan oleh Sony untuk controller berikutnya. Jadi, kapan ini bisa diwujudkan? Mohon bersabar, SIE tidak memberikan tanggal pasti atau gambaran kapan produk ini bisa diwujudkan.

Paten ini menunjukkan ambisi Sony untuk meningkatkan pengalaman haptic dengan PS5. Pada Januari 2023, Sony juga merilis DualSense Edge dengan fitur kustomisasi fisik, kontrol tombol, dan fitur haptic. DualSense Edge hadir di Indonesia dengan harga lebih dari Rp3 juta.

Dengan haptic, The Last of Us, Part 1 di PS5 jadi lebih ramah untuk para pemain dengan disabilitas rungu, netra, dan motorik. Selain itu, Exputer mencatat SIE sudah mengajukan paten sejak September 2021 untuk meningkatkan fitur voice chat terutama untuk pemain dengan disabilitas.

Scroll to Top