Selain BJ Habibie, Kenali 4 Tokoh ‘Pahlawan’ Teknologi Indonesia Lainnya ini

Selain BJ Habibie, Kenali 4 Tokoh ‘Pahlawan’ Teknologi Indonesia Lainnya ini – Teknologi teknologi yang bisa kita nikmati hari ini tercipta dari ide ide cemerlang banyak sosok. Di Indonesia, kita juga punya sosok sosok yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengembangkan inovasi agar dapat bermanfaat agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Memperingati rasa bangga dan hormat kepada sosok lain yang tidak disebutkan beriut adalah lima tokoh pahlawan Teknologi Indonesia yang jasanya hingga saat ini bisa dinikmat semua orang.

Bacharuddin Jusuf Habibie

Nama Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie memang susah sangat melekat dengan sosok Bapak Teknologi Indonesia. Mendiang BJ Habibie telah menyumbang begitu banyak kontribusi dalam kemajuan teknologi di Indonesia.

Beliau berhasil mendirikan industri pesawat terbang pertama yang ada di kawasan Asia Tenggara yakni PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio.Banyak karya teknologinya yang telah diciptakan, seperti pesawat terbang, helikopter, senjata, kemampuan pelatihan, sampai jasa pemeliharaan bagi mesin-mesin pesawat, amunisi, kapal, tank, panser, senapan kaliber, water cannon, kendaraan RPP-M, dan lainnya.

Prof. Ir. R.M. Sedyatmo

Kaum milenial mungkin masih kurang akrab dengan nama yang satu ini. Namun, jasanya tidak bisa dianggap receh, karena berkat beliau infrastruktur bangunan menjadi kokoh. Karyanya pun diakui di seluruh dunia dan dihormati, yakni sistem arsitektur infrastruktur yang dikenal dengan pondasi cakar ayam pada 1962.

Warsito Purwo Taruno

Warsito menemukan sebuah teknologi yang dapat membantu membasmi kanker, khususnya otak dan payudara. Alat tersebut berupa helm serta rompi yang memiliki teknologi berbasis electrical capacitive volume technology (ECVT).

ECVT dikembangkan oleh Warsito melalui sebuah pusat riset yang dia bangun, yakni Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) Edwar Technology.

Josaphat Tetuko Sri Sumantyo

Ilmuwan yang akrab dipanggil Josh itu adalah salah satu pemegang paten antena mikrostrip (antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter) yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit asli Indonesia.

Josh menemukan circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satellite, serta radar peramal cuaca 3 dimensi.

Khoirul Anwar

Siapa yang tidak menggunakan jaringan 4G? Saat ini, bahkan orang-orang di seluruh dunia tentu merasakan teknologi internet 4G. Siapa sangka, cikal-bakal terciptanya jaringan 4G ternyata melibatkan orang Indonesia.

Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur 42 tahun silam itu dikenal sebagai penemu jaringan 4G. Namun, Khoirul mengaku memang berkontribusi dalam pengembangan teknologi 4G LTE tetapi bukan secara keseluruhan.

Menurutnya, teknologi 4G LTE seharusnya memang tidak ditemukan, melainkan disepakati oleh forum yang kemudian dijadikan sebuah standar.

Selain Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang akrab disapa BJ Habibie, ada beberapa sosok genius asal Indonesia, yang ternyata berbagai karya inovasinya diakui dunia.

Mereka telah memberikan sumbangsih besar terhadap kemajuan di tengah masyarakat modern, dan bahkan beberapa telah mengubah cara hidup kita. Indonesia tentu perlu berbangga akan hal itu.

Ada yang penemuannya menjadi cikal bakal teknologi komunikasi saat ini. Ada pula yang hasil penelitiannya menjadi rujukan dalam membangun konstruksi berukuran masif.

Para genius ini tidak hanya memberikan manfaat besar bagi bangsa, melainkan juga menyumbang peranan besar bagi dinamika pembangunan modern di seantero jagat.

Dari sekian banyak sosok genius asal Indonesia, berikut adalah empat di antaranya yang berhasil memberikan sumbangsih besar bagi dunia.

1. Ir Tjokorda Raka Sukawati – Penemu Teknik Sosrobahu

Putra Bali ini adalah otak di balik teknik Sosrobahu, yang banyak diadaptasi untuk membangun jalan layang secara cepat dan efisien, di area-area padat di seluruh dunia. Teknik tersebut memudahkan pembangunan konstruksi melayang tanpa menganggu arus lalu lintas di sekitarnya.

Mengutip ulasan singkat pada situs Histori.id, pria lulusan Teknik Sipil ITB itu menemukan teknik Sosrobahu ketika dihadapkan pada keterbatasan lahan dan biaya dalam membangun salah satu ruas tol di Jakarta, yang kini dikenal sebagai Jalan Tol Ir Wiyoto Wiyono, di mana menghubungkan wilayah Cawang di timur, hingga ke Tanjung Priok di utara.

Pada dekade 1980-an, ketika jalan tol tersebut dibangun, muncul banyak pemberitaan tentang ancaman kemacetan di jalan by pass Ahmad Yani jika menggunakan metode konvensional. Sementara itu, apabila menggunakan teknik gantung seperti yang diterapkan di Singapura, biayanya cenderung mahal.

Sosrobahu menjadi solusi akan hal tersebut, yang berhasil diujicobakan pada 27 Juli 1988. Terinspirasi dari fungsi kerja dongkrak, teknik ini menerapkan pemasangan tiang pier head seberat 488 ton secara vertikal, yang setelah kering, kemudian diputar 90 derajat mengikuti landasan putar, yang memungkinkannya berputar di atas kepala pier shaft.

2. Prof Dr Khoirul Anwar – Penemu Teknologi Broadband 4G

Komunikasi nirkabel yang berkembang pesat saat ini berawal dari teknologi broadband, di mana ternyata merupakan hasil ciptaan seorang profesor muda asal Kediri, Jawa Timur, bernama Prof Dr Khoirul Anwar.

Sosok ilmuwan kelahiran tahun 1978 itu menemukan peluang besarnya dalam meneliti metode komunikasi yang lebih cepat, namun dengan energi lebih sedikit, sehingga mampu mengatasi keterbatasan kanal komunikasi di banyak wilayah di dunia.

Ia mewujudkan teknologi tersebut dengan mengurangi daya transmisi, dan hasilnya kecepatan data yang dikirim meningkat tajam.

Menariknya, sebagaimana dikutip dari situs blog resmi milik Universitas Negeri Semarang, penemuan brilian tersebut terinspirasi dari tokoh fiksi Goku pada serial kartun Dragon Ball.

Ketika Goku akan melayangkan Spirit Ball sebagai jurus terdahsyatnya, ia akan menyerap semua energi makhluk hidup di alam. Konsep itu, kemudian diformulasikan oleh Prof Khoirul dalam serangkaian rumus matematika.

Jurus Spirit Ball dianalogikan sebagai turbo equalizer yang mampu mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat interferensi gelombang.

Kini, berkat teknologi broadband 4G, sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tidak perlu lagi diperisai oleh guard interval guna menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi.

3. Prof Ir RM Sedyatmo – Penemu Pondasi Cakar Ayam

Di tengah proyek pembangungan jaringan menara listrik di sebagian pesisir utara Jakarta pada awal 1960-an, Prof Sedyatmo menyempatkan tamasya bersama keluarganya ke Pantai Ancol. Di sana, ia tertegun memerhatikan deretan pohon kelapa yang tetap berdiri tegak di atas topangan akar serabut, padahal nyiurnya terus bergoyang diterpa angin kencang.

Beberapa hari ia memikirkan hal itu, dan berusaha mencari korelasi dengan problematika teknik yang tengah dihadapinya, yakni membangun konstruksi berat di atas lahan rawa pesisir yang lembek, di mana tanah keras baru tersentuh di kedalaman 25 meter.

Dikutip dari Kabarkonstruksi.com, kondisi pohon kelapa di tepi pantai itu akhirya menginspirasi Prof Sedyatmo untuk menciptakan pondasi cakar ayam. Teknik ini mengandalkan tekanan pasif tanah dan gaya lateral yang diterima pelat, sehingga tidak perlu menembus lapisan tanah keras.

Pondasi berwujud lempengan beton bertulang yang “mengapung” di atas tanah lembek, di mana di bawahnya ditambahkan secara monolitik, sejumlah pipa beton bertulang. Meski tidak sampai menyentuh tanah keras, namun kaki-kaki “cakar ayam” ini sudah cukup berperan sebagai stabilisator konstruksi, yang sanggup menahan tekanan dari atas dan samping.

4. Yogi Ahmad Erlangga

Penelitian matematis yang dilakukan oleh Yogi Ahmad Erlangga di Delft University of Technology, Belanda, memunculkan peluang mengefisiensikan proses eksplorasi minyak.

Hasil disertasinya, yang dinyatakan lulus pada 22 Desember 2004, telah menjadi dasar metode perhitungan, di mana memungkinkan komputer memecahkan persamaan krusial jauh lebih cepat, sehingga eksplorasi minyak pun bisa lebih tepat sasaran.

Didanai oleh Shell dan SenterNovem, penelitian Erlangga berpusat pada apa yang disebut persamaan Helmholtz. Teori ini mampu menafsirkan dengan baik pengukuran akustik yang diambil ketika mencari minyak.

Prosesnya adalah dengan mentransmisikan gelombang suara ke tanah, di mana pantulannya direkam ketika kembali ke permukaan bumi. Analisis data ini memungkinkan para spesialis untuk menemukan endapan minyak.

Scroll to Top