Samsung Kembangkan Teknologi Sidik Jari Jamak di Layar OLED – Keamanan biometrik adalah salah satu aspek penting di perangkat masa kini. Selain mencegah peretasan, keamanan biometrik mencegah akses dari oknum yang tidak dikenal atau orang iseng. Salah satu yang paling umum adalah pemindai sidik jari.
Dari di belakang HP hingga disisi HP, sekarang sensor fingerprint sudah terlteh dibawah layar atau in-display. Kabar terbaru datang dari samsung bahwa mereka tengah mengembangkan sistem pemindai sidik jari baru. Seperti apa?
Dalam wawancara bersama OLED Info, CEO ISORG, Dieter May, Mengungkapkan teknologi pemindaian sidik jari yang tengah dikembangkannya. ISORG sendiri adalah perusahaan asal Prancis yang berfokus salah satunya ke teknologi pemindaian sidik jari di ponsel cerdas.
Dieter menjelaskan bahwa ISORG tengah mengembangkan teknologi Organic Photo Diode (OPD). Teknologi ini berarti meletakkan sensor komponen yang amat tipis di tampilan OLED sehingga memungkinkan pemindaian sidik jari jamak di HP.
Samsung Display Co (SDC) juga akan menggunakan teknologi tersebut untuk layar OLED 2.0 untuk ponsel cerdas. Disebut All in One (AIO), inilah yang diumumkan Samsung pada Agustus 2022 lalu dalam International Meeting on Information Display 2022 (IMID 2022). Dieter mengatakan bahwa ini berarti ISORG “lebih jauh dibanding Samsung”.
Beda ISORG dengan Samsung
Dieter menjelaskan bahwa berbeda dengan ISORG, SDC akan menerapkan teknologi ini dalam bentuk in-cell. Sementara pendekatan dan materialnya sama, ia mengatakan bahwa sensor dan collimator akan diletakkan di dalam OLED, mirip dengan yang dilakukan Apple dengan iPhone 5.
ISORG menggunakan beberapa komponen terpisah yang bisa dilaminasikan ke tampilan OLED. Lalu, perbedaan signifikan lainnya adalah Dieter mengatakan bahwa teknologi ini sudah rampung, sementara SDC masih mengembangkannya.
Dieter mengatakan bahwa pernyataan SDC mengenai teknologi pemindaian sidik jari jamak bisa menguntungkan ISORG. Namun, ia mengatakan bahwa hal ini juga menguntungkan para pengguna. Sementara risiko amat kecil, sidik jari tunggal masih membuka celah bagi oknum yang iseng ingin membobol HP.
Dengan OPD, Deiter mengatakan bahwa pengguna bisa menggunakan empat jari sekaligus sebagai autentikasi, dan Samsung menjamin AIO menaikkan keamanan HP hingga 2.500 juta kali lebih baik dibanding sidik jari tunggal. Selain itu, pengguna tidak perlu lagi mengingat titik mana untuk meletakkan jari.
Dieter mengatakan bahwa penerapan lain yang bisa dilakukan dengan teknologi ini adalah keamanan point to open untuk aplikasi. Cukup tekan aplikasi yang ingin dibuka, dan sistem keamanan akan mengonfirmasikan sidik jari sebelum aplikasi terbuka.
Kapan teknologi ini akan meluncur?
Menurut Dieter, ISORG sudah siap memproduksi teknologi OPD untuk pemindaian sidik jari layar penuh pada 2023. Oleh karena itu, ia percaya diri bahwa ISORG bisa mencuri start dan menawarkan teknologi pemindaian sidik jari lebih baik dengan risiko kegagalan rendah.
Dieter memperkirakan Samsung akan meluncurkan teknologi in-cell di layar OLED 2.0-nya pada 2025. Saat itu, ia mengatakan bahwa OPD akan menjadi standar emas untuk keamanan biometrik HP. Dilansir Android Authority, saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Samsung mengenai hal tersebut.
Apple masih belum terdengar suaranya
Selain Samsung, Dieter juga menyasar Apple mengenai teknologi pemindaian sidik jari layar penuh ini. Menurutnya, cepat atau lambat, Apple akan juga terjun ke industri pemindaian sidik jari jamak di layar iPhone hingga iPad-nya.
Menurutnya, jika Samsung menggunakan teknologi pemindaian sidik jari layar penuh (teknologi yang mereka namai All in One/AIO), mereka bisa meraup keuntungan yang besar, hingga US$2,5 miliar (hampir Rp40 triliun). Menurutnya, teknologi ini bisa merubah pasar layar masa depan.
Samsung meluncurkan teknologi panel baru yang memiliki kemampuan biometrik dengan fitur kesehatan untuk diaplikasikan pada ponsel dan tablet mendatang.
Teknologi ini disebut Sensor OLED Display yang dapat memindai sidik jari pengguna di seluruh bagian layar yang diumumkan pada SID Display Week di Los Angeles, Amerika Serikat, tahun ini.
Menurut Samsung, Sensor OLED menyematkan sensor sidik jari di panelnya. Penerapan ini berbeda dengan sebagian besar smartphone saat ini yang memasang sensor di bawah panel sebagai model terpisah dan hanya berfungsi pada area tertentu.
Dengan teknologi ini, layar juga bisa digunakan untuk memantau detak jantung dan tekanan darah. Bahkan, perusahaan mengklaim hasilnya akan lebih akurat dibandingkan fitur yang tersedia di perangkat lainnya.
“Untuk menguji secara akurat, perlu untuk mengukur tekanan darah kedua lengan. Layar Sensor OLED dapat secara bersamaan memindai jari kedua tangan, memberikan informasi kesehatan yang lebih akurat daripada perangkat yang dapat dikenakan (wearable device) lainnya,” kata perusahaan pada siaran persnya, sebagaimana dikutip Engadget, Kamis (25/5/2023).
Meskipun begitu, perusahaan belum menjelaskan secara pasti apakah teknologi baru ini akan dirilis pada perangkat rilisan mendatang. Tetapi, pameran di SID Display telah menunjukkan kemampuan tersebut yang akan sangat bermanfaat bagi pengguna.
Cara Kerja Pengukur Kesehatan Sensor OLED Display
Semua fungsi ini dibangun ke layar OLED secara langsung tanpa modul terpisah. Cahaya OLED tampaknya akan dipantulkan, tergantung pada kontraksi dan relaksasi pembuluh darah pengguna.
Selanjutnya, sensor akan mengubah informasi pengukuran menjadi metrik kesehatan dan menampilkannya ke layar.
Meskipun begitu, belum diketahui seberapa akurat hasil pengukuran tersebut, berapa lama proses berlangsung, atau apakah proses dapat dilakukan bersamaan dengan pemindaian sidik jari untuk otentikasi.
Akan tetapi, layar Sensor OLED kemungkinan akan dibawa ke smartphone untuk menawarkan fitur kesehatan yang umumnya ditemui di jam tangan pintar.
Samsung Juga Pamerkan Layar Rollable Flex
Selain Sensor OLED, Samsung juga memamerkan layar Rollable Flex yang dapat melebar dengan panjang lebih dari lima kali saat gulungan dibuka.
Dilansir The Verge, Rabu (24/5/2023), Rollable Flex dapat melebar dari ukuran 49 mm menjadi 254,4 mm. Menurut perusahaan, sumbu berbentuk O seperti gulungan yang memungkinkannya untuk mengubah ukuran layar besar menjadi bentuk portabel.
Selain panjang maksimum dan minimumnya, Samsung menjelaskan bahwa panel ini relatif tipis. Namun, informasi terkait resolusi keseluruhannya belum diketahui dengan jelas.
Sementara itu, konsep ponsel Flex In & Out menunjukkan perangkat mirip Galaxy Fold yang dapat dilipat secara vertikal ke dalam atau ke luar. Teknologi ini dapat menghasilkan ponsel lipat dengan ukuran lebih tipis.
Panel Dapat Diterapkan di Perangkat Mendatang
Di sisi lain, Samsung Display tidak memproduksi perangkat untuk konsumen secara langsung. Jadi, divisi Samsung atau perusahaan lain kemungkinan dapat membeli layar ini dan membuatnya menjadi produk.
Namun, pengumuman Samsung ini setidaknya menunjukkan perkembangan yang menarik dari jenis perangkat baru untuk rilisan tahun-tahun mendatang.
Diperkirakan, teknologi ini akan diterapkan pada smartphone atau tablet untuk memberikan fitur kesehatan yang mumpuni. Dengan begitu, pengguna memiliki lebih banyak pilihan perangkat yang dapat memberikan informasi kesehatan, selain smartwatch.