Raih Sertifikat EFB/EFA, Pelita Air Adopsi Teknologi Aviasi Terintegrasi – Pelita Air mendapatkan rekognisi dari NAVBLUE anak perusahaan Airbus yang bergerak dibidang navigasi. Penghargaan ini didapatkan sebagai bentuk komitmen Pelita Air untuk menerapkan keamanan dengan standar teknologi digital canggih dalam kegiatan operasionalnya.
Penghargaan diterima oleh Heru Susilo sebagai Direktur Operasional Berjadwal Pelita Air dikantor CBC, Cengkareng Jakarta (17/5). Pelita Air merupakan maskapai pertama di Asia Pasifik yang menerapkan Operations Control Center (OCC) secara penuh melalui Electronic Flight Assistant (EFA) yang dimiliki NAVBLUE.
Penerapan terknologi yang dilakukan oleh Pelita Air membuatnya menjadi maskapai pertama di Indonesia yang lolos sertifikasi Electronic Flight Bag (EFB) level 2 dan Paket Penerbangan Digital. EFB adalah sebuah perangkat digital yang memuat informasi untuk pilot dan memandu pekerjaan khususnya take off dan landing yang berhubungan dalam hal keselamatan.
Heru mengatakan, bahwa bermitra dengan NAVBLUE merupakan bentuk komitmen Pelita Air dalam meningkatkan keselamatan penumpang dan efisiensi operasional. “Ini akan memberikan dampak positif dalam proses yang akurat, optimal, dan efisien yang terintegrasi ke dalam sistem operasional kami yang lain, meningkatkan kesadaran situasional, mengurangi beban kerja, dan meminimalkan kesalahan manusia (human error).”
Briac Kerihuel, Chief Commercial Officer NAVBLUE mengatakan, bahwa mereka bangga dapat mendukung Pelita Air dalam penerapan paperless, sejalan dengan komitmen mereka terhadap penerbangan berkelanjutan.
“Industri penerbangan semakin bergantung pada analitik data untuk meningkatkan operasi penerbangan. Saat maskapai penerbangan di seluruh dunia berupaya untuk menjadikan Operations Control Centre (OCC) yang benar-benar digital, Mission+ terbukti menjadi solusi untuk mereka yang ingin mencapainya”.
Sebagai bagian dari entitas anak usaha PT Pertamina (Persero) yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), komitmen Pelita Air untuk melebarkan sayap di rute domestik juga sebagai bentuk komitmen perusahaan dan sinergi untuk berkontribusi dalam mendukung pemerataan konektivitas di Indonesia dengan tetap mengusung standar layanan yang tinggi di setiap kegiatan operasionalnya. Saat ini Pelita Air telah mengoperasikan lima (5) pesawat Airbus dengan total tujuh (7) rute di beberapa wilayah Indonesia.
Maskapai Pelita Air menerima penghargaan berupa sertfikat dari NAVBLUE, anak usaha Airbus yang bergerak di? ?bidang navigasi.
Penghargaan diraih anak perusahaan Pertamina itu sebagai bentuk komitmen Pelita Air menerapkan sistem keamanan dengan standar teknologi digital canggih dalam kegiatan operasionalnya.
Rekognisi itu diterima oleh Direktur Operasional Berjadwal Pelita Air Heru Susilo di Kantor CBC, Cengkareng pada Rabu (17/5) lalu.
Heru menyebut Pelita Air merupakan maskapai pertama di Asia Pasifik yang menerapkan Operations Control Center (OCC) secara penuh melalui Electronic Flight Assistant (EFA) yang dimiliki NAVBLUE.
Penerapan te?knologi yang dilakukan oleh Pelita Air membuatnya menjadi maskapai pertama di Indonesia yang lolos sertifikasi Electronic Flight Bag (EFB) level 2 dan Paket Penerbangan Digital.
EFB adalah sebuah perangkat digital yang memuat informasi untuk pilot dan memandu pekerjaan khususnya take off dan landing yang berhubungan dalam hal keselamatan.
Menurut Heru, bermitra dengan NAVBLUE merupakan bentuk komitmen Pelita Air dalam meningkatkan keselamatan penumpang dan efisiensi operasional.
“Ini akan memberikan dampak positif dalam proses yang akurat, optimal, dan efisien yang terintegrasi ke dalam sistem operasional kami yang lain, meningkatkan kesadaran situasional, mengurangi beban kerja, dan meminimalkan kesalahan manusia (human error),” tuturnya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (19/5).
Sementara itu, Chief Commercial Officer NAVBLUE Briac Kerihuel mengaku bangga dapat mendukung Pelita Air dalam penerapan paperless yang sejalan dengan komitmen mereka terhadap penerbangan berkelanjutan.
“Industri penerbangan makin bergantung pada analitik data untuk meningkatkan operasi penerbangan. Saat maskapai penerbangan di seluruh dunia berupaya untuk menjadikan Operations Control Centre (OCC) yang benar-benar digital, Mission+ terbukti menjadi solusi untuk mereka yang ingin mencapainya,” ucapnya.
Sebagai bagian dari entitas anak usaha PT Pertamina (Persero) Pelita Air berkomitmen untuk melebarkan sayap di rute domestik.
Hal itu juga wujud komitmen perusahaan BUMN tersebut bersinergi untuk berkontribusi dalam mendukung pemerataan konektivitas di Indonesia dengan tetap mengusung standar layanan yang tinggi di setiap kegiatan operasionalnya.
Tercatat, Pelita Air saat ini telah mengoperasikan lima (5) pesawat Airbus dengan total tujuh rute penerbangan di beberapa wilayah Indonesia.
Maskapai penerbangan nasional Pelita Air memastikan telah mengadaptasi teknologi navigasi paperless atau tanpa kertas. Direktur Operasional Berjadwal Pelita Air Heru Susilo mengatakan, teknologi navigasi ini dimiliki oleh anak perusahaan Airbus, Navblue. Teknologi yang mengedepankan layanan keselamatan dan keamanan penerbangan berbasis digital canggih ini menjadikan Pelita Air sebagai maskapai penerbangan pertama di Asia Pasifik yang menerapkan Operations Control Center (OCC) secara penuh melalui Electronic Flight Assistant (EFA).
Pada saat bersamaan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan pun memberikan ganjaran sertifikat EFB/EFA tentang integrasi digitsl Operation Control dan System Paperless dalam operasionalisasi Pelita Air. “Kemitraan dengan Navblue adalah komitmen kami demi meningkatkan keselamatan penumpang dan efisiensi operasional,” tutur Heru dalam keterangan terkininya, Rabu (17/5/2023). Penerapan teknologi navigasi paperless ini juga menjadikan Pelita Air sebagai maskapai pertama di Indonesia yang lolos sertifikasi
Electronic Flight Bag (EFB) level 2 dan Paket Penerbangan Digital. EFB adalah sebuah perangkat digital yang memuat informasi, memandu pekerjaan pilot tatkala pesawat akan lepas landas maupun mendarat yang berhubungan dengan keselamatan. Sementara itu Chief Commercial Officer Navblue Briac Kerihuel memaparkan, teknologi paperless sejalan dengan misi dan kemajuan penerbangan berkelanjutan (sustainable flight).