Perkembangan Teknologi Membuat Minat Mengunjungi Perpustakaan Rendah – Staf SMP Negeri 3 Sangatta Utara Rahmania mengatakan banyakya koleksi buku yang dimiliki tidak bisa memikat anak anak mengunjungi perpusatakaan sekolah. Minat pelajar mengunjungi perpustakaan tetap rendah.
Hal itu karena perkembangan teknologi yang semakin canggih.
“Anak anak lebih memilih menggunakan gadget mereka untuk membaca ataupun mengakses segala sesuatu yang mereka ingin ketahui,” kata Rahmania saat diwawancarai awak media diruang kerjanya, perpustakaan SMPN 3 Sangatta Utara, Jumat (16/6/2023).
Ia tidak menampak kemajuan teknologi sangat pesar sehingga berpotensi menyebabkan anak didik males membaca buku.
“Anak anak agak kurang ke perpustakaan, mungkin bukan disini saja Perpustakaan lainnya pasti mengalami hal serupa,” ungkapnya.
Terakhir Ia berharap perpustakaan sekolah ini bisa terus diperhatikan, terutama bantuan bukan hanya berupa buku paket selalu.
“Bantuan buku itu seharusnya buku fiksi, non fiksi dan referensi biar anak-anak memiliki berbagai macam pilihan buku,”pungkasnya.
Pada tahun 2022 ini, kita sedang melalui masa perkembangan teknologi yang semakin pesat, seperti kualitas alat komunikasi yang lebih bagus, penggantian pekerja manusia dengan Robot / AI(Artificial Intelligence), dan masih banyak lainnya. Perkembangan teknologi ini sangat berpengaruh kepada pola hidup manusia, dikarenakan semua telah ada pada teknologi, seperti electronic money, bayar pajak, PDAM, listrik dapat dibayar melalui gadget, dan banyak hal positif lannya.
Namun, karena terlalu cepatnya perkembangan teknologi, banyak hal negative yang terjadi, seperti berkurangnya minat baca pelajar di Indonesia. Hal ini ditunjukan menurut riset UNESCO menyebutkan bahwa minat baca di Indonesia hanya mencapai 0,001 % saja dan menduduki di urutan 61 dari 62 negara di dunia berdasarkan minat baca pada Negara nya, padahal Indonesia merupakan urutan ke 2 sebagai pemilik perpustakaan terbanyak di dunia.
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut dapat terjadi dalam beberapa faktor, diantaranya ialah faktor teknologi yang terlalu cepat perkembangannya. Dibanding membaca buku, orang orang lebih suka untuk mendengarkan video di platform yotube, bermain game online, seperti Mobile Legend, PUBG, Free Fire, dan masih banyak lainnya.
Hal — hal tersebut merupakan salah satu faktor dari kurangnya minat baca di kalangan muda. Kurang nya ketertarikan dengan buku, e-book, dan platform baca lainnya, membuat kalangan muda lebih memilih untuk memainkan game online yang seru dibanding membaca buku yang menurut mereka membosankan. Pendidikan oleh orang tua pun juga berpengaruh pada minat baca pelajar, hal tersebut sering terjadi di sekitar kita, seperti anak anak yang telah diberikan gadget untuk bermain game agar tidak mengganggu orang tua nya bekerja, tidak ada waktu luang untuk memberi ilmu mengenai minat baca ke anak — anak, dan masih banyak lainnya. Hal tersebut dapat membuat anak kecanduan dengan gadget yang diberikan, saat gadget diambil oleh orang tua agar anak belajar, ternyata anak itu marah marah terhadap orang tuanya karena ingin bermain game dibandingkan belajar.
Teknologi pun dapat berpengaruh pada pola piker manusia juga, seperti adanya berita hoax dan click bait. Seringkali menemui manusia yang menyebarluaskan berita yang entah kebenarannya, sehingga dengan tersebarnya berita itu dan banyak yang hanya memahami berita itu melalui judulnya saja, banyak manusia yang menerima berita tersebut percaya terhadap berita yang dibagikan tanpa me riset berita tersebut lebih dalam. Dari MENKOMINFO sendiri berusaha untuk menghapus berita hoaks yang beredar, tetapi karena terlalu banyak nya berita hoaks yang beredar, banyak netizen yang menerima berita tersebut secara mentah — mentah dan hal tersebut sangat membahayakan.
Indonesia berusaha untuk meningkatkan minat baca pelajar melalui teknologi berupa E-Book, sehingga dengan gadget yang dibawa nya sehari hari, mereka dapat menggunakan waktu luang nya untuk membaca E-Book dan tidak perlu membawa buku. Dalam hal ini, diharapkan pelajar dapat menggunakan teknologi sebaik mungkin agar tidak adanya kesalahgunaan didalamnya.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan lembaga yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika yang bersangkutan, melalui fungsinya memberikan layanan informasi, penyediaan sarana prasarana dan bahan pustaka serta menyimpan dan melestarikannya untuk berbagai kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi minat baca mahasiswa serta minat mahasiswa berkunjung ke perpustakaan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan jumlah populasi penelitian sebanyak 413 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin, sehingga didapatkan jumlah sampel dalam penelitian ini yakni 81 mahasiswa. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuisoner, dengan instrumen penelitia berupa 10 pertanyaan dengan jawaban setuju dan tidak setuju. Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan bentuk tabulasi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat baca serta minat kunjungan mahasiswa ke perpustakaan masih tergolong rendah, hal ini ditunjukkan dari pernyataan mahasiswa yang lebih memilih untuk mencari sumber bacaan di internet dibandingkan mencari dari buku. Peningkatan jumlah minat baca serta minat kunjungan mahasiswa ke perpustakaan dapat dilakukan dengan meningkatkan pelayanan serta kelengkapan buku di perpustakaan.