Penyebab Pembuluh Darah Mata Pecah, Apakah Berbahaya? – Mata merupakan salah satu jenis alat pengelihatan yang sangat berfungsi sekali untuk melihat berbagai aktivitasa dalam sehari – hari. Selain itu juga Mata sangat sering mengalami beberapa penyakit yang sudah bisa terjadi pada manusia. Mata merah termasuk gangguan mata yang sering terjadi.
Namun, perlu diketahui bahwa kemerahan pada mata bisa menandakan kondisi yang berbeda-beda, salah satunya pembuluh darah yang pecah di mata. Pada kondisi tertentu, pembuluh darah di dalam tubuh bisa rusak dan pecah, tidak terkecuali pada mata. Ketahui apa saja yang bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah mata di bawah ini.
Pembuluh darah mata pecah apakah berbahaya?
Pembuluh darah mata pecah biasanya tidak berbahaya dan tidak disebabkan oleh kondisi yang serius. Disebut juga dengan istilah perdarahan subkonjungtiva, pembuluh darah mata pecah adalah kondisi yang terjadi saat pembuluh darah kecil yang ada di bawah lapisan terluar mata (konjungtiva) pecah.
Pecahnya pembuluh darah kecil di mata sebenarnya menyerupai kondisi saat terjadi memar di bawah kulit. Konjungtiva tidak bisa menyerap darah dengan cepat. Akibatnya, darah bisa terjebak di bawah lapisan terluar mata.
Umumnya, kondisi ini tidak menimbulkan gejala lain, selain mata yang terlihat merah terang. Warna merah tersebut berasal dari darah yang keluar dari pembuluh darah kecil.
Apa saja penyebab pembuluh darah mata pecah?
Kasus pembuluh darah mata pecah sering kali tidak diketahui penyebabnya. Namun, umumnya ada beberapa kondisi kesehatan yang diketahui bisa memicu pembuluh darah di mata rusak, yaitu sebagai berikut
1. Batuk
Tahukah Anda jika batuk bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata? Batuk yang terjadi terlalu kencang bisa membuat pembuluh darah mata rusak. Ini bisa terjadi karena adanya peningkatan tekanan yang tiba-tiba pada mata.
2. Bersin
Sama seperti batuk, bersin yang terlalu kencang juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan pada mata yang terjadi secara tiba-tiba. Akibatnya, pembuluh darh kecil yang ada di mata bisa pecah dan menimbulkan perdarahan di mata.
3. Sembelit
Sembelit, atau secara medis disebut konstipasi, terkadang menyebabkan Anda harus mengejan dengan kencang saat buang air besar (BAB).
Saat Anda mengejan terlalu kencang, tekanan darah di daerah mata bisa meningkat. Sama seperti sebelumnya, peningkatan tekanan pada mata bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah mata.
4. Vaskulitis
Vaskulitis merupakan kondisi mata yang terjadi akibat adanya peradangan pada pembuluh darah. Peradangan tersebut bisa menyebabkan pembuluh darah lebih rentan pecah dan mengalami perdarahan.
Darah yang keluar akan menyebar ke bagian putih mata dan menimbulkan gejala mata merah menyerupai konjungtivitis.
5. Hemofilia
Hemofilia adalah salah satu jenis gangguan sistem pembekuan darah yang menyebabkan darah lebih sulit membeku. Akibatnya, tubuh akan lebih mudah mengalami perdarahan. Kondisi ini diketahui bisa memicu perdarahan di mata saat ada pembuluh darah yang pecah.
6. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di retina mata. Pembuluh darah mata bisa rusak jika tekanan darah meningkat tinggi secara tiba-tiba Kerusakan bisa semakin parah seiring dengan tingkat tekanan darah dan berapa lama kondisi ini dialami.
7. Diabetes
Salah satu komplikasi diabetes pada mata, yaitu diabetes renopatik, merupakan kondisi ketika kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh bisa memengaruhi organ mata.
Komplikasi ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah pada jaringan mata yang sensitif terhadap cahaya dan terletak pada bagian belakang mata (retina).
Jika sudah terjadi cukup parah, diabetes renopatik bisa menyebabkan terbentuknya jaringan luka dan pembuluh darah baru yang lebih lemah dan mudah pecah di mata.
8. Kekurangan vitamin
Dilansir dari Lone Star Neurology, kekurangan vitamin di dalam tubuh bisa menyebabkan dinding pembuluh darah menipis dan mudah pecah.
Ini tidak terkecuali pada pembuluh darah di mata sehingga mudah rusak saat terjadi tekanan yang cukup tinggi pada mata. Misalnya, ketika melakukan aktivitas yang cukup berat.
9. Obat pengencer darah
Konsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin dan warfarin, bisa membuat Anda lebih rentan mengalami pecahnya pembuluh darah mata. Namun, efek ini umumnya hanya bersifat sementara selama Anda mengonsumsi obat tersebut.
10. Cedera pada mata
Cedera pada mata dapat terjadi akibat beragam kondisi, seperti menggosok mata terlalu kasar, masuknya benda asing ke dalam mata, infeksi virus atau bakteri, menggunakan kontak lensa, atau komplikasi operasi pada mata.
Luka yang terjadi akibat cedera pada mata bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata dan mengalami perdarahan.
Bagaimana cara penyembuhan pembuluh darah mata pecah?
Perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak memerlukan penanganan apapun karena bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Seiring dengan berkurangnya jumlah darah yang keluar di mata, warna merah pada bagian putih mata akan semakin pudar dan warna putih akan kembali secara perlahan.
Namun, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter mata jika kondisi ini terus mengalami kekambuhan untuk memastikan penyebab dan mendeteksi ada atau tidaknya kerusakan lain pada mata.
Pengobatan biasanya akan dilakukan sesuai dengan gejala lain yang mungkin menyertai kondisi ini. Berikut beberapa pengobatan yang mungkin diberikan.
1. Obat tetes mata
Jika Anda merasa adanya sensasi berpasir pada mata atau iritasi, dokter mungkin akan meresepkan tetes mata untuk membantu melembapkan mata. Dosis tetes mata yang disarankan biasanya 1—2 tetes yang dilakukan 2—4 kali sehari selama 10—15 hari.
2. Kompres dingin
Kompres dingin bisa membantu meredakan pembengkakan yang mungkin menyertai pecahnya pembuluh darah di mata.
Anda hanya perlu menempelkan es batu yang dibalut kain pada mata yang bengkak selama beberapa menit hingga rasa tidak nyaman akibat bengkak telah berkurang.
Meski umurnya bukan kondisi yang berbahaya dan tidak memerlukan penanganan khusus, ada baiknya Anda tetap waspada saat mengalami pembuluh darah mata pecah. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kapan perlu melakukan pengobatan yang tepat.