Nggak Bosen Melihat Karya Budaya di Museum Terbaik di Sumatera – Museum terbaik di Sumatera menjadi tempat untuk mengumpulkan, merawat serta melestarikan warisan budaya masyarakat Sumatera serta benda-benda bersejarah yang sudah ada sejak zaman kerajaan.
Tersebar di seluruh wilayah Sumatera yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung dan Bangka Belitung,
Nggak Bosen Melihat Karya Budaya di Museum Terbaik di Sumatera
setidaknya ada 10 mesum terbaik yang bisa Anda kunjungi untuk menyaksikan karya budaya nusantara sekaligus menilik kembali kejayaan di masa lalu.
Museum Adityawarman
Nama Adityawarman diambil sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Pagaruyung (abad XIV Masehi). Diresmikan sejak 16 maret 1977 dan dibangun sejak 1974, Museum Mulawarman menjadi salah satu pusat edukasi budaya masyarakat Padang. Di museum ini, Anda akan menemukan cerita mengenai seluruh kota lengkap dengan budaya asli daerah Padang.
Tidak hanya menjadi museum, Museum Adityawarman juga memiliki julukan sebagai ‘Taman Mini-nya kota Padang’. Berbagai benda bersejarah dari mulai arsip, dokumen dan benda peninggalan budaya Minangkabau tersimpan rapi di museum ini. Museum Adityawarman berlokasi di Jalan Diponegoro 10 kota Padang (belakang Tangsi).
Menikmati Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka
Buya Hamka adalah seorang sastrawan Indonesia yang menghabiskan waktunya sebagai penulis, pengajar, wartawan dan sekaligus menjadi ketua MUI pertama di Indonesia. Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka merupakan rumah yang ditempati Hamka sejak lahir hingga pindah ke Padang Panjang dan dikhususkan untuk menyimpan benda-benda peninggalan Buya Hamka.
Arsitektur museum ini dibangun layaknya Rumah Gadang yang memiliki atap bergonjong serta hiasan ukiran khas Minang. Lokasi museum berada di sekitar tepian Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat. Jam operasional museum dimulai sejak pukul 08.00 hingga 15.00. Museum biasanya akan tetap buka jika masih ada pengunjung yang berada di Museum meski sudah melewati batas waktu kunjungan.
Museum Tuanku Imam Bonjol
Seperti diketahui Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu tokoh pahlawan Indonesia yang terkenal melawan penjajahan Belanda terutama dalam Perang Padri. Museum Tuanku Imam Bonjol sengaja dibangun untuk menyimpan alat-alat yang digunakan untuk berperang melawan penjajahan Belanda. Keberadaan Museum Tuanku Imam Bonjol menjadi sebuah kebanggaan masyarakat Sumatera Barat.
Pembangunan museum dilakukan pada 1987 dan selesai pada 1990 hingga pada 1999 pengelolaan museum resmi diserahkan kepada Pemerintah Daerah Pasaman. Lantai pertama museum berisi barang-barang pribadi seperti silsilah keluarga Tuanku Imam Bonjol, lukisan serta alat-alat yang digunakan semasa perang. Selanjutnya pada lantai dua dipajang berbagai barang-barang kuno seperti uang kuno, peralatan dapur dan keramik antik.
Museum Sumatera Utara
Museum yang lebih dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ini merupakan museum terbesar yang ada di Sumatera Utara. Benda-benda peninggalan sejarah budaya, hasil seni dan kerajinan asli masyarakat Sumatera Utara tersimpan rapi di dalam museum.
Museum Sumatera Utara dibangun sejak 1954 dan diresmikan pada 19 april 1982. Terdapat dua lantai di dalam bangunan museum yang difungsikan sebagai ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang kepala museum, ruang seksi bimbingan, tata usaha, ruang ceramah/audio visual, ruang mikrofilm, perpustakaan, ruang komputer dan gudang. Setidaknya terdapat 7699 koleksi yang terdiri dari replika hewan khas Sumatera dan fosil manusia purba, perkakas prasejarah serta diorama kehidupan prasejarah.
Selain itu juga terdapat berbagai benda peninggalan sejarah lainnya seperti replika masjid Azizi, Al-Qur’an, arca Hindu-Budha, batu nisan, perkakas zaman kolonial belanda serta replika kehidupan kota Medan zaman dahulu. Dinobatkan sebagai salah satu museum terbaik di Indonesia, Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara tidak hanya banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal melainkan juga dikunjungi wisatawan mancanegara dari Singapura, Australia, Filipina, Malaysia, China dan Thailand.
Museum Istana Siak Sri Indrapura
Museum Istana Siak Sri Indrapura atau yang juga dikenal sebagai Istana Matahari Timur merupakan kediaman Sultan Siak yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim (1989). Istana ini kini masuk ke dalam wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Siak.
Dibangun di atas lahan seluas 32.000 meter persegi, komplek istana ini terdiri dari 5 bangunan istana yaitu Istana Siak, Istana Padjang, Istana Lima dan Istana Baroe. Istana Siak dibangun dengan gabungan arsitektur khas Melayu, Arab dan Eropa. Lantai bawah istana terdiri dari ruang sidang, ruang tamu kehormatan, ruang tunggu para tamu, ruang tamu perempuan, ruang tamu laki-laki dan ruang pesta yang berada di bagian samping. Pada puncak bangunan terdapat enam patung burung elang yang menjadi simbol keberanian istana. Di halaman istana juga masih terdapat delapan meriam yang tersebar di berbagai sisinya.
Museum Bengkulu
Museum Bengkulu menjadi museum terbaik di Sumatera yang berikutnya. Museum Negeri Bengkulu menjadi tempat penyimpanan benda bersejarah dan benda adat dari masing-masing suku yang ada di Bengkulu. Dibangun sejak 1978, museum ini mulai diresmikan pada 1980. Beberapa diantara koleksinya adalah pakaian adat dan pakaian pengantin, senjata tradisional, alat-alat rumah tangga, bentuk-bentuk rumah adat, tulisan huruf Ka ga nga serta berbagai benda peninggalan prasejarah dari zaman batu hingga perunggu.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II berlokasi di kota Palembang, Sumatera Selatan. Museum ini didirikan di lokasi bekas bangunan rumah residen Belanda abad ke-19. Beberapa koleksi budaya dan sejarah yang dimiliki diantaranya adalah pakaian tradisional, senjata, koleksi tekstil, benda kerajinan dan koin Sumatera Selatan. Kebun yang terdapat pada bagian museum dipenuhi dengan artefak zaman Sriwijaya seperti patung Buddha dan Ganesha