Lusianan Lu, Kembali ke Indonesia Untuk Majukan Industri Teknologi Nasional – Lusiana, salah satu founder sekaligus Business Development Director dari perusahaan penyedia ERP HashMicro, membuktikan bahwa perempuan mampu membawa dampak signifikan melalui kepemimpinan di industri teknologi.
Dengan latar belakang pendidikan dan keahlian dalam bisnis yang didapatkannya dari The London School of Economics and Political Science (LSE), Lusiana memiliki ambisi dalam memajukan industri ini, khususnya di sektor ERP. Selain dalam aspek bisnis, komitmennya terhadap kemjuan teknologi diwujudkan melalui edukasi digital dan riset teknologi inovatif.
Memang benar bahwa kemajuan industri teknologi sebagai sektor pemimpin industri 4.0 tidak lepas dari peran perempuan di dalamnya. Deloitte mencatat, dalam kurun waktu tiga tahun terkhir perempuan yang memegang posisi kepemimpinan telah meningkat sejumlah 19.5% menunjukkan bawah kini perempuan semakin banyak mengambil peran nyata dalam industri teknologi.
Perkembangan artificial intelligence (AI) beberapa tahun terakhir mendorong ketertarikan Lusiana dalam teknologi AI dan potensinya sebagai akselerator bisnis dengan munculnya virtual assistant dan kemampuannya menyajikan rekomendasi dari analisis berbasis data. Karena itu, ia terinspirasi untuk lebih jauh mengeksplorasi potensi inovasi AI dan penerapannya melalui HashMicro, yang didirikannya bersama seorang business partner di Singapura pada tahun 2015.
Di saat HashMicro berdiri sukses di Singapura, industri ERP di tanah air masih didominasi oleh perusahaan ERP asing. Karena itu, di tahun 2018 Lusiana memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan melakukan ekspansi agar bisa berinovasi dalam memajukan industri ERP nasional melalui pengembangan HashMicro yang disambut baik oleh perusahaan lokal.
Tingginya minat mereka terhadap produk HashMicro, membuat HashMicro mampu menggeser eksistensi perusahaan ERP asing di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kualitasnya yang setara dengan produk ERP asing dengan harga lebih terjangkau dan fleksibilitas yang didapatkan perusahaan dalam menyesuaikan software dengan kebutuhan mereka serta budaya kerja di Indonesia.
Dalam membimbing lebih dari 500 personil di HashMicro, Lusiana sangat mementingkan kesejahteraan timnya. Selain dari job package yang kompetitif, HashMicro menjunjung kesetaraan. “Semua berperan dalam membantu HashMicro mencapai milestone, termasuk perempuan yang memegang peran krusial–mulai dari mereka yang memegang key positions di perusahaan kami hingga anggota lain di dalam tim,” ujarnya. Ia mengatakan, HashMicro selalu mementingkan skill pekerjanya dan tidak ada bias gender dalam pengambilan keputusan, termasuk ketika melakukan perekrutan.
Di bawah kepemimpinannya pula, Lusiana berhasil membawa industri ERP lokal untuk bersaing di pasar ERP internasional dan menjadikan HashMicro sebagai provider Cloud-ERP terkemuka di Indonesia dan Singapura. Hingga saat ini HashMicro telah melayani perusahaan ternama seperti The Coffee Bean & Tea Leaf, Wendy’s, Abbott Laboratories, Astra Tol Nusantara, Askrindo, Sompo Insurance, Bank of China, dan masih banyak lagi. Kini, Lusiana dan tim sedang melebarkan sayap ke negara lain di Kawasan Asia Pasifik.
“Sebagai seorang perempuan, bekerja di industri teknologi memiliki tantangannya sendiri. Namun, dari tantangan tersebut justru perempuan harus bisa mencari dan menciptakan peluang untuk berkembang,” ujar Lusiana.
Kesuksesan Lusiana menjadi salah satu bukti bahwa banyaknya tantangan dihadapi perempuan bukan berarti perempuan harus berhenti memperjuangkan mimpinya. “Untuk perempuan di luar sana, kalau kalian punya cita-cita, perjuangkanlah dengan persistensi dan disiplin yang setinggi mungkin. Berikan kontribusi sesuai dengan kemampuan dan passion kalian. Jangan takut usaha kalian sia-sia. Kalau kalian sudah berikan yang terbaik, pasti akan ada yang kalian dapatkan dari pengalaman tersebut,” ujar Lusiana.
KEMAJUAN teknologi sebagai sektor pemimpin industri 4.0 tidak lepas dari peran perempuan. Deloitte mencatat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir perempuan yang memegang posisi kepemimpinan meningkat sejumlah 19,5%. Ini menunjukkan perempuan semakin banyak mengambil peran nyata dalam industri teknologi. Lusiana Lu, salah satu founder sekaligus business development director dari perusahaan penyedia ERP HashMicro, membuktikan bahwa perempuan mampu membawa dampak signifikan melalui kepemimpinan di industri teknologi. Dengan latar belakang pendidikan dan keahlian dalam bisnis yang didapatkan dari The London School of Economics and Political Science (LSE), Lusiana memiliki ambisi memajukan industri ini, khususnya di sektor ERP. Selain dalam aspek bisnis, komitmennya terhadap kemajuan teknologi diwujudkan melalui edukasi digital dan riset teknologi inovatif. Perkembangan artificial intelligence (AI) beberapa tahun terakhir mendorong ketertarikan Lusiana dalam teknologi tersebut dan potensinya sebagai akselerator bisnis dengan kemunculan virtual assistant dan kemampuannya menyajikan rekomendasi dari analisis berbasis data. Karena itu, ia terinspirasi untuk lebih jauh mengeksplorasi potensi inovasi AI dan penerapannya melalui HashMicro yang didirikannya bersama seorang mitra bisnis di Singapura pada 2015.
Di saat HashMicro berdiri sukses di Singapura, industri ERP di Tanah Air masih didominasi oleh perusahaan asing. Karena itu, pada 2018 Lusiana memutuskan pulang ke Indonesia dan melakukan ekspansi agar bisa berinovasi dalam memajukan industri ERP nasional melalui pengembangan HashMicro yang disambut baik oleh perusahaan lokal. Tingginya minat mereka terhadap produk HashMicro, membuat perusahaan mampu menggeser eksistensi asing di Indonesia. Hal ini disebabkan kualitasnya yang setara produk ERP asing dengan harga lebih terjangkau dan fleksibilitas yang didapatkan perusahaan dalam menyesuaikan software dengan kebutuhan mereka serta budaya kerja di Indonesia. Dalam membimbing lebih dari 500 personel di HashMicro, Lusiana sangat mementingkan kesejahteraan timnya. Selain dari job package yang kompetitif, HashMicro menjunjung kesetaraan. “Semua berperan dalam membantu HashMicro mencapai milestone, termasuk perempuan yang memegang peran krusial, mulai dari mereka yang memegang key positions di perusahaan kami hingga anggota lain di dalam tim,” ujarnya. Ia mengatakan, HashMicro selalu mementingkan kemampuan pekerjanya dan tidak ada bias gender dalam pengambilan keputusan, termasuk ketika melakukan perekrutan.
Di bawah kepemimpinannya pula, Lusiana berhasil membawa industri ERP lokal untuk bersaing di pasar internasional dan menjadikan HashMicro sebagai provider cloud-ERP terkemuka di Indonesia dan Singapura. Hingga saat ini HashMicro melayani perusahaan ternama seperti The Coffee Bean & Tea Leaf, Wendy’s, Abbott Laboratories, Astra Tol Nusantara, Askrindo, Sompo Insurance, Bank of China, dan masih banyak lagi. Kini, Lusiana dan tim sedang melebarkan sayap ke negara lain di Kawasan Asia Pasifik. “Sebagai seorang perempuan, bekerja di industri teknologi memiliki tantangannya sendiri. Namun, dari tantangan tersebut justru perempuan harus bisa mencari dan menciptakan peluang untuk berkembang,” ujar Lusiana. Kesuksesannya menjadi salah satu bukti bahwa banyak tantangan dihadapi perempuan bukan berarti harus berhenti memperjuangkan mimpinya.
“Untuk perempuan di luar sana, kalau kalian punya cita-cita, perjuangkanlah dengan persistensi dan disiplin yang setinggi mungkin. Berikan kontribusi sesuai dengan kemampuan dan passion kalian. Jangan takut usaha kalian sia-sia. Kalau kalian sudah berikan yang terbaik, pasti akan ada yang kalian dapatkan dari pengalaman tersebut,” ujar Lusiana. (RO/OL-14)