Luka Diabetes Sulit Sembuh, Apa Ciri Dan Penyebabnya? – Pasien diabetes cukup sering mengalami luka yang memerlukan perawatan khusus agar kondisinya tidak memburuk. Ketahui ulasan lengkap tentang ciri-ciri, penyebab, dan perawatannya dalam ulasan berikut ini.
Apa itu luka diabetes?
Luka diabetes yang disebut juga dengan diabetic ulcer adalah kondisi luka sulit sembuh yang dialami karena gula darah yang tinggi. Biasanya, luka ini muncul di bagian kaki yang disebut dengan diabetic foot ulcer atau kaki diabetes. Namun, sebenarnya luka diabetes dapat muncul di bagian tubuh mana pun.
Bahkan, menurut buku Diabetic Ulcer (2022), sekitar 25% pasien diabetes tipe 1 maupun tipe 2 berisiko mengalami luka ini sepanjang hidupnya. Luka diabetes yang cukup parah dapat menyebabkan gangrene, yaitu pembusukan jaringan tubuh akibat terhambatnya aliran darah atau infeksi bakteri.
Ciri-ciri luka diabetes
Berikut ini beberapa gejala diabetic ulcer yang perlu Anda waspadai.
- Warna kulit menggelap dan kemerahan di sekitar area luka.
- Muncul nanah atau cairan dari kulit yang terluka.
- Muncul aroma tak sedap dari area luka, terutama di kaki.
- Kulit di sekitar luka terlihat bengkak dan terasa sakit.
- Bagian yang terluka tak kunjung sembuh atau justru menyebar.
Pada kasus diabetes yang cukup parah, pasien yang mengalami luka ini akan menemukan jaringan hitam di sekitar luka karena aliran darah yang terhambat. Meski demikian, gejala tersebut terkadang sulit diketahui bahkan hingga luka tersebut mengalami infeksi. Berdasarkan kedalaman luka dan dan kondisi jaringan kulit di sekitarnya, terdapat klasifikasi tingkat keparahan diabetic ulcer dengan skala 0 – 5 seperti berikut ini.
- Skala 0: luka kecil yang hanya disertai nyeri.
- Skala 1: luka di bagian kulit atas.
- Skala 2: luka dalam hingga mencapai otot dan sendi.
- Skala 3: luka yang lebih dalam hingga terkena tulang.
- Skala 4: gangrene hanya di bagian tertentu kaki.
- Skala 5: gangrene di seluruh bagian kaki.
Kenapa luka diabetes sulit sembuh?
Secara umum, terdapat beberapa hal yang menyebabkan luka sulit sembuh, baik basah maupun kering seperti berikut.
1. Peredaran darah terganggu
Kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes dapat membuat pembuluh darah arteri lama-lama mengeras dan menyempit. Hal ini menyebabkan aliran darah dari jantung menuju seluruh tubuh jadi terhambat. Penyempitan arteri akhirnya menghambat suplai darah yang kaya oksigen dan nutrisi. Padahal, oksigen dan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Itu sebabnya, tubuh orang diabetes pun kesulitan memperbaiki kerusakannya dengan cepat.
2. Daya tahan tubuh lemah
Selain karena penyempitan pembuluh darah, luka pada tubuh diabetesi (sebutan untuk pasien diabetes) susah sembuh karena daya tahan tubuh yang cenderung melemah. Menurut penelitian dalam International Journal Of Molecular Sciences (2017), kadar gula darah yang tinggi pada pasien diabetes dapat memengaruhi kinerja sel darah putih.
Padahal, sel darah putih ini berperan penting sebagai tentara yang melawan penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Melemahnya daya tahan tubuh pasien diabetes ini dapat meningkatkan risiko infeksi pada luka yang tetap terbuka dan basah. Luka kemudian malah tak kunjung sembuh atau bahkan bertambah parah.
3. Masalah saraf
Diabetes juga dapat menyebabkan neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf yang cukup serius pada pasien diabetes. Hal ini dikarenakan glukosa darah yang tidak terkontrol dapat merusak saraf, sehingga menyebabkan sensasi mati rasa di area tertentu. Gangguan saraf ini dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Pasien diabetes yang mengalami luka atau cedera pada kaki mereka mungkin tidak menyadarinya.
Dengan demikian, mereka mungkin tidak menerima perawatan segera sehingga mengakibatkan luka yang dialami semakin parah. Penanganan yang terlambat dan berkurangnya sensitivitas pada area luka secara signifikan dapat meningkatkan risiko infeksi pasien diabetes.
Cara merawat luka diabetes
Proses perawatan luka untuk pasien diabetes membutuhkan penanganan yang berbeda dengan perawatan luka pada umumnya. Tujuan utamanya adalah untuk membantu mempercepat penyembuhan. Semakin cepat penyembuhannya, semakin kecil kemungkinan terjadinya infeksi. Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut ini dalam mengobati diabetic ulcer.
- Merawat luka secara rutin.
- Mengurangi tekanan pada luka.
- Menghilangkan sel dan jaringan kulit mati.
- Pastikan luka selalu bersih dan tertutup.
- Menjaga kadar gula darah tetap normal
- Hindari bertelanjang kaki saat berjalan.
Waktu penyembuhan pada setiap pasien dapat berbeda-beda. Hal ini bergantung pada berbagai faktor, seperti:
- ukuran dan lokasi luka,
- tekanan pada luka saat berjalan atau berdiri,
- kondisi pembengkakan,
- kadar glukosa darah,
- perawatan luka, dan
- obat yang digunakan pada area luka.
Proses penyembuhan pun dapat berlangsung dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan. Untuk itu, ikuti anjuran perawatan dari dokter agar luka Anda segera membaik.
Pencegahan diabetic ulcer
Cara terbaik untuk mengobati luka adalah mencegah perkembangannya sejak awal. Beberapa cara untuk mencegah luka, meliputi:
- menjaga kebersihan,
- menggunakan pakaian atau alas kaki yang nyaman,
- menggunakan pelembap,
- menggunting kuku dengan hati-hati, dan
- periksa rutin ke dokter.
Namun, sebagian pasien diabetes mungkin lebih berisiko mengalami diabetic ulcer jika mengalami beberapa kondisi, seperti:
- mengalami penyakit saraf dan komplikasi diabetes,
- menggunakan alas kaki yang tidak nyaman,
- gula darah tidak terkontrol, dan
- punya riwayat diabetic ulcer sebelumnya.
Anda juga dapat menghindari faktor risiko tambahan yang dapat memperparah kondisi luka, misalnya merokok dan minum alkohol. Mengobati luka diabetes dengan tepat akan membantu proses penyembuhan.Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui penanganan yang tepat untuk kondisi Anda.