Kisah dari Jateng, Manfaatkan Teknologi Digital untuk Jadikan Desa Cerdas – Hadirnya akses internet di Desa kemuning mendorong sejumlah warga melakukan terobosan baru. Mereka memanfaatkan teknologi digital guna membangkitkan perekonomian masyarakat.
Menurut Kepala Desa Kemuning, Widadi Nur Widyoko, pembangunan infrastruktur telekomunikasi dari Kementerian Kominfo itu turut memberi kemudahan bagi warga untuk mengurus secara online dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat.
“Penggelaran infrastruktur ini telah memberi dampak digitalisasi secara ekonomi dan secara makro yang bermanfaat bagi seluruh Warga Masyarakat Desa Kemuning. ” tutur Wiadadi saat berbincang dengan Menkominfo Johny G.Plate dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo,
Dikatakan Widadi, saat ini sudah ada 400 orang pengguna aktif dari layanan digital desa. Di jenjang pemerintahan, pemerintah desa sudah bisa melayani masyarakat lebih mudah dan lebih cepat.
“Masa pandemi ini masyarakat tinggal di duduk rumah, tetapi pelayanan surat menyurat sudah bisa kami sampaikan melalui aplikasi online,” paparnya.
Sementara di bidang ekonomi, lanjutnya, masyarakat melalui digitalisasi sudah mampu mempromosikan kegiatan ekonomi dari skala kabupaten ke tingkat provinsi, bahkan nasional.
“Lalu, yang terpenting di bidang sosial. Kami mampu mengajak masyarakat semua untuk benar-benar menghidupkan dan menguatkan pelaksanaan digitalisasi di desa kami. Apalagi di masa pandemi ini bagi bapak dan ibu yang terkendala di bidang pendidikan misalnya, kami mengajak teman-teman muda untuk bisa membantu anak-anak sekolah tetap melakukan pendidikan secara online dilaksanakan bersama,” pungkas Widadi.
Kembangkan Startup Lokal
Di lokasi terpisah, Kepala Desa Krandegan Dwinanto bercerita, inovasi bidang teknologi di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, diwujudkan oleh beberapa warga dengan membuat toko online dan layanan ojek daring yang diberi nama Ngojol yang kini sudah ada 400 warga terdaftar sebagai driver.
Tak hanya menyerap tenaga kerja pria, pada aplikasi Ngojol adapula pilihan Jek-Wan yang dikhususkan untuk penumpang wanita. Hal ini dimaksudkan untuk memberdayakan tenaga kerja wanita.
“Aplikasi buatan dalam negeri ini kami rintis untuk memfasilitasi pengemudi online mendapatkan pekerjaan. Total sudah diunduh lebih dari 1.000 pengguna hingga saat ini. Aplikasi ini sedang kita ikutsertakan dalam lomba startup tingkat provinsi, masuk babak final, dan kami harapkan juara,” terang Kades Dinanto.
Selain itu, ada juga inovasi pasarjasa.id yang menyediakan jasa seperti pijat dan sebagainya. “Jadi, isinya seperti marketplace tapi ini para pelaku jasa. Di dalamnya ada tukang pijat, service elektronik, service komputer, tukang bangunan dan seterusnya,” jelas Dwi.
Keberadaan akses internet di Desa Krandegan juga turut dibuktikan dengan tersedianya pelayanan online bagi warga apabila ingin berkirim surat. “Mereka tidak harus datang ke kantor desa. Platform ini berfungsi memudahkan warga yang membutuhkan layanan jasa,” lanjut Dwi.
Jika ada warga yang ingin membuat surat-surat administrasi terkait kependudukan dan yang lainnya, mereka tinggal membuka aplikasi di HP Android miliknya. Aplikasi cukup mudah digunakan, dimana warga desa tinggal memasukkan nama, NIK, dan jenis surat yang dimohon. Lalu mengisi keterangan yang diperlukan.
“Setelah semuanya diisi, warga tinggal klik submit. Jadi ketika mereka buka aplikasi ini sudah tersedia namanya siapa, tinggal di mana, nomor handphone-nya berapa yang bisa dihubungi,” papar Dwi.
Selain itu, guna mendukung proses pembelajaran dan pemulihan ekonomi bagi warganya, Pemerintah Desa Krandegan telah menyediakan 10 titik wifi publik yang dapat diakses secara gratis.
Video Conference bersama Menkominfo Johnny G. Plate dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, turut disaksikan secara virtual oleh Kapolsek Bayan, camat, jajaran Forpimcam, serta sejumlah tokoh masyarakat di dua desa tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mengingatkan warganet untuk lebih cerdas dalam menyikapi aksi terorisme di ruang digital.
“Saya minta kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan foto dan informasi terkait isu terorisme karena berpotensi memperkeruh situasi yang terjadi saat ini. Jangan sampai terjebak menyebarkan informasi tidak benar (hoaks) yang disebarkan oleh oknum,” ucapnya di Monumen Pers Nasional Kominfo, Surakarta, Kamis (01/04/2021).
Menurut Menteri Johnny, penyebaran video dan foto kasus terorisme tersebut tidak sesuai persyaratan etis dan dapat menebarkan rasa ketakutan di masyarakat. Maka, ia meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menyebarkan foto yang berhubungan dengan hal itu.
“Jadi, jangan menyebarkan foto-foto yang tidak memenuhi persyaratan etis dan persyaratan perundang-undangan di ruang digital,” pintanya.
Memkominfo menilai, apabila warganet ikut menyebarkan, maka akan memberikan peluang bagi pelaku teror untuk mencapai tujuannya, yakni menyebarkan ketakutan di kalangan masyarakat.
Agar hal itu tidak terjadi, diperlukan sosialisasi yang masif dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat pada umumnya perlu dilibatkan secara intensif.
Dengan begitu, masyarakat akan mendapatkan informasi terkait literasi digital dalam menggunakan dunia maya. Langkah ini dipercaya akan menjadi faktor utama dalam membuat masyarakat lebih cerdas menyikapi berbagai informasi yang beredar di ruang digital.
“Sosialisasi masif yang melibatkan berbagai komponen masyakat sangat diperlukan pada saat ini. Mari kita jaga bersama-sama. Tidak ada manfaatnya menyebarkan foto-foto yang menebarkan ketakutan,” tegas Menkominfo.