Kios Sehat, Inovasi Teknologi untuk Permudah Pecinta Olahraga Lari Monitoring Kesehatan – Lari menjadi olahraga yang populer di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir Tingginya minat masyarakat olahraga lari mendorong Widya Imersif Teknologi selaku startup teknologi berbasis Internet of Things (IoT) membuat terobosan baru.
Melalui Kios Sehat, startup asal Yogyakarta ini menghadirkan perangkat self service medic Al check up untuk para runner dalam melakukan monitoring kesehatan.
“Dengan WISH Health Kiosk atau lebih akrabnya Kios Sehat para pecinta olahraga lari kini bisa memonitoring keseharnnya dengan melakukan pengecekan baik sebelum maupun sesudah beraktivitas. Dengan perangkat tersebut, mereka bisa melakukan enam pemeriksaan kesehatan sekaligus” ungkap Raka adhitama selaku business developpment PT widya imersif teknologi dalam keteranganya.
Ia menambahkan, menggunakan alat berbasis IoT tersebut para pecinta olahraga lari akan dapat melakukan pengecekan suhu tubuh, tekanan darah, saturasi oksigen, BMI, hemoglobin hingga gula darah.
Sebagai bentuk dukungan pada olahraga lari, Widya Imersif menghadirkan pengecekan kesehatan gratis pada event Gunungkidul Berlari 5K yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul yang menjadi salah satu rangkaian acara HUT ke-192 beberapa waktu lalu (25/5/2023) di Gedangsari, Gunungkidul.
“Kami sangat berterimakasih kepada pemerintah Kabupaten Gunungkidul khususnya Dikpora Gunung kidul yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk menghadirkan Kios Sehat pada event tersebut. Kami berharap adanya Kios Sehat ini bisa membantu para runner untuk memonitoring kesehatan mereka”, ujar Raka.
Kehadiran Kios Sehat pada kegiatan yang diikuti oleh ribuan pelari dari berbagai elemen tersebut mendapat sambutan baik dari para peserta. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya animo pelari yang melakukan pengecekan kesehatan dengan Kios Sehat.
Mereka berharap dengan adanya pengecekan kesehatan, kondisi kesehatan dapat terpantau sehingga dapat diambil tindakan preventif jika terjadi sesuatu.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih, setelah melakukan pengecekan dengan alat ini saya jadi tahu kadar hemoglobin, oksigen dan berat badan ideal saya. Harapannya dengan alat ini kita bisa memantau bagaimana tingkat kesehatan kita“, ucap Arif Budianto, salah satu peserta Gunungkidul Berlari 5K.
Raka menuturkan bahwa Widya Imersif Teknologi sebagai pengembang Kios Sehat akan terus memberikan support terhadap kegiatan olahraga lari dan sangat terbuka untuk menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan event-event lomba lari dengan menghadirkan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para runner.
Startup asal Yogyakarta, Widya Imersif Teknologi, menghadirkan perangkat self service yang memungkinkan pengguna untuk memonitoring kesehatan. Memanfaatkan alat berbasis Internet of Things (IoT), mereka membuat terobosan baru untuk pecinta olahraga lari.
Sebagai informasi, lari merupakan salah satu olahraga populer di Indonesia. Melalui Kios Sehat, startup asal Yogyakarta ini menghadirkan perangkat self service medical check up untuk membantu para runner dalam melakukan monitoring kesehatan.
“Dengan WISH Health Kiosk atau lebih akrabnya Kios Sehat, para pecinta olahraga lari kini bisa memonitoring kesehatannya dengan melakukan pengecekan baik sebelum maupun sesudah beraktivitas. Dengan perangkat tersebut, mereka bisa melakukan enam pemeriksaan kesehatan sekaligus”, ungkap Raka Adhitama selaku Business Development PT Widya Imersif Teknologi dalam keterangannya.
Ia menambahkan, menggunakan alat berbasis IoT tersebut para pecinta olahraga lari akan dapat melakukan pengecekan suhu tubuh, tekanan darah, saturasi oksigen, BMI, hemoglobin hingga gula darah.
Sebagai bentuk dukungan pada olahraga lari, Widya Imersif menghadirkan pengecekan kesehatan gratis pada event Gunungkidul Berlari 5K yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul yang menjadi salah satu rangkaian acara HUT ke-192 beberapa waktu lalu (25/5/2023) di Gedangsari, Gunungkidul.
Kami sangat berterimakasih kepada pemerintah Kabupaten Gunungkidul khususnya Dikpora Gunung kidul yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk menghadirkan Kios Sehat pada event tersebut. Kami berharap adanya Kios Sehat ini bisa membantu para runner untuk memonitoring kesehatan mereka”, ujar Raka.
Kehadiran Kios Sehat pada kegiatan yang diikuti oleh ribuan pelari dari berbagai elemen tersebut mendapat sambutan baik dari para peserta. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya animo pelari yang melakukan pengecekan kesehatan dengan Kios Sehat.
Mereka berharap dengan adanya pengecekan kesehatan, kondisi kesehatan dapat terpantau sehingga dapat diambil tindakan preventif jika terjadi sesuatu.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih, setelah melakukan pengecekan dengan alat ini saya jadi tahu kadar hemoglobin, oksigen dan berat badan ideal saya. Harapannya dengan alat ini kita bisa memantau bagaimana tingkat kesehatan kita“, ucap Arif Budianto, salah satu peserta Gunungkidul Berlari 5K.
Raka menuturkan bahwa Widya Imersif Teknologi sebagai pengembang Kios Sehat akan terus memberikan support terhadap kegiatan olahraga lari dan sangat terbuka untuk menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan event-event lomba lari dengan menghadirkan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para runner.
Tingginya Truk ODOL (overload over dimension) menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia. Hal ini diperburuk dengan merambat pada kerugian negara di setiap tahunnya melalui kerusakan jalan raya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, Danang Parikesit mengatakan, bahwa salah satu masalah yang dihadirkan dari merebaknya populasi truk ODOL ialah seringnya ditemukan jalan tol rusak.
Menurut catatannya, negara mengalami kerugian sebesar Rp 1 triliun per tahun karena harus memperbaiki permukaan jalan tersebut. Tidak sampai di sana, kendaraan ODOL juga berkontribusi terhadap angka kecelakaan di Indonesia (17 persen).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menerapkan kebijakan Zero ODOL per-Januari 2023. Upaya pemerintah membangun Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) ternyata belum mampu mengoptimalkan Zero ODOL di Indonesia.
Mekanisme UPPKB atau jembatan timbang yang dioperasikan secara manual sehingga masih terdapat celah dalam melakukan kecurangan pada proses administrasi dan pendataan muatan kendaraan yang berpotensi dimanipulasi.
Hal tersebut membuat Alwy Herfian S, selaku CEO PT Widya Matador Inovasi menginisiasi menghadirkan sebuah inovasi jembatan timbang berbasis Internet of Things (IoT).
Widya Matador, menjadi salah satu perusahaan teknologi asal Yogyakarta, yang mengembangkan
teknologi tersebut, tujuannya untuk memberikan kemudahan serta solusi yang tepat dalam menertibkan truk ODOL melalui sistem otomatisasi pada jembatan timbang, yakni WiBridge.
Teknologi ini mampu menyusun suatu sistem untuk mengotomatisasikan sistem pengukuran berat kendaraan tanpa operator, sehingga meminimalisir adanya kecurangan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.
“Teknologi WiBridge ini diciptakan karena kami melihat kendaraan yang membawa muatan overloading, masih bisa lolos untuk beroperasi meskipun sudah diwajibkan untuk melakukan pengukuran,” tutur Alwy dalam keterangannya.
“Kendaraan yang membawa muatan overloading, lanjutnya, tidak hanya memicu kecelakaan namun juga membuat jalanan cepat mengalami kerusakan. Lalu kondisi di lapangan masih banyak armada angkut yang melakukan pelanggaran saat menimbang muatan dengan pelanggaran administrasi armada yang sering mengenyampingkan dokumen, sehingga tidak jarang ditemukan administrasi yang janggal dan tidak sesuai” ungkap Alwy.
WiBridge. sendiri mempunyai LED indikator yang berfungsi untuk menandai driver saat melakukan aktivitas penimbangan. Tidak hanya itu, jembatan ini juga dilengkapi barcode scanning dengan id card drive kemudian dapat menginformasikan data kendaraan hingga asal kendaraan secara otomasi.
Ini terjadi karena sudah terintegrasi dengan sistem ERP melalui dashboard reporting, serta dapat dilihat melalui monitor dashboard analitik. Hal itu membuat pengawasan lebih terjamin efektif, meminimalisir kecurangan saat penimbangan, dan tidak ada lagi kerugian negara yang disebabkan oleh ODOL melalui kerusakan jalan.