Kenapa Berhenti Merokok Malah Membuat Sakit Dan Tidak Enak Badan

Kenapa Berhenti Merokok Malah Membuat Sakit Dan Tidak Enak Badan

Kenapa Berhenti Merokok Malah Membuat Sakit Dan Tidak Enak Badan – Saat Anda sudah mantap mengurangi rokok, kadang muncul pertanyaan seperti mengapa ketika berhenti merokok malah membuat tubuh jadi sakit?

Berhenti merokok pada umumnya mempengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan. Terkadang efeknya membawa ketidaknyamanan saat perokok menghentikan asupan nikotin mereka.

Bila Anda juga pernah mengalami hal ini, ada alasan mengapa berhenti merokok membuat kondisi tubuh seakan menjadi lemah. Simak jawabannya melalui ulasan berikut, ya!

Pengaruh nikotin dalam tubuh

Nikotin dalam rokok memiliki efek stimulan. Kandungan rokok diserap ke dalam aliran darah melalui lapisan paru-paru dan berjalan menuju otak dalam waktu 7-10 detik.

Ada reaksi kimia yang terjadi ketika nikotin sampai di otak dan memicu kerja hormon adrenalin sehingga menimbulkan efek euforia di dalam tubuh. Keberadaan nikotin memang membuat Anda merasa lebih baik setelah menghisap rokok.

Seperti yang Anda ketahui, nikotin merupakan zat adiktif yang bisa menimbulkan kecanduan dan mudah ditemukan dalam produk tembakau.

Tubuh perokok telah beradaptasi dengan kehadiran nikotin dan kecanduan tembakau selama ini. Alhasil, tubuh perokok juga perlu beradaptasi kembali saat tak ada asupan nikotin.

Rasa tidak nyaman saat Anda berhenti merokok dikenal dengan istilah nicotine withdrawal atau penarikan nikotin. Gejala penarikan nikotin ini biasanya mempengaruhi perokok secara fisik, seperti flu, batuk, dan pusing.

Mungkin hal tersebut menimbulkan pertanyaan di benak Anda, apakah normal berhenti merokok malah sakit? Apakah kondisi ini pertanda baik atau buruk?

Berhenti merokok malah sakit, ini pertanda baik

Mungkin Anda tidak menyangka berhenti merokok malah memberikan efek sakit. Tunggu dulu, ternyata ini pertanda baik, lho! Salah satu reaksi tubuh setelah berhenti merokok yakni Anda mungkin mengalami batuk berkepanjangan.

Meskipun terlihat seperti gejala penyakit, Mayo Clinic menyebutkan bahwa ini menandakan paru-paru Anda mulai pulih karena silia dalam saluran pernapasan telah bekerja normal kembali.

Silia, rambut kecil yang berbentuk seperti rambut halus, bertugas untuk mengeluarkan kotoran dan lendir guna menjaga paru-paru tetap bersih.

Merokok dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi kerja silia untuk mencegah masuknya bakteri ke saluran pernapasan.

Saat Anda tidak merokok, silia dapat berangsur-angsur bekerja secara normal mendorong endapan racun dalam bentuk lendir dan dikeluarkan melalui batuk.

Mungkin Anda terus berpikir berhenti merokok malah membuat Anda jadi sakit. Tenang saja, gejala batuk ini akan berangsur reda ketika Anda berhenti merokok selama setahun. Gejala penarikan nikotin lainnya hampir menyerupai tanda flu. Kondisi ini biasanya diawali dengan:

  • demam,
  • batuk-batuk,
  • meriang atau tidak enak badan,
  • batuk, dan
  • pegal linu.

Hal tersebut memicu sistem imun memberikan respon yang sama saat seperti melawan bakteri atau virus akibat ketidakhadiran nikotin dalam tubuh. Biasanya, flu ini hanya berlangsung dua hari saja dan tubuh juga mampu beradaptasi lagi seperti sedia kala.

Tak hanya batuk dan flu, dalam beberapa kasus berhenti merokok juga menimbulkan sakit kepala berulang sehingga menyebabkan nyeri pada area mata atau salah satu sisi kepala. Meski malah menimbulkan sakit, ini merupakan indikasi baik dari penarikan nikotin saat berhenti merokok.

Mengatasi penarikan nikotin saat berhenti merokok

Berhenti merokok tak hanya berpengaruh secara fisik, tetapi juga psikologis. Sebagai contohnya, terjadi perubahan suasana hati (mood) dan timbulnya godaan untuk kembali merokok.

Meski malah menimbulkan sakit, yakinlah bahwa berhenti merokok lebih banyak menimbulkan efek baik untuk kesehatan Anda ke depannya.

Supaya visi Anda berhenti merokok tetap lancar, lakukan beberapa cara berikut untuk mengatasi gejala penarikan nikotin.

1. Makan makanan sehat

Salah satu efek ketika Anda menghentikan asupan nikotin adalah meningkatnya nafsu makan. Banyak orang terjebak untuk mengonsumsi makanan yang enak, manis, dan cepat saji.

Namun, tetaplah menyantap makanan sehat dan berserat untuk menghindari kenaikan berat badan berlebih. Bahkan, Anda berbagai makanan pengganti rokok yang juga bisa Anda konsumsi.

2. Kelola stres dengan baik

Godaan merokok biasanya muncul ketika Anda sedang berada dalam kondisi stres dan tertekan. Tentu Anda tak ingin gejala penarikan nikotin yang menimbulkan efek sakit terulang kembali saat Anda memutuskan berhenti merokok, bukan?

Anda perlu mengelola stres dengan cara yang lebih sehat melalui yoga atau meditasi. Perlahan Anda akan terbiasa menghadapi stres dengan cara yang tenang.

3. Berolahraga

Berhenti merokok malah sakit? Anda tetap bisa mengatasi efek penarikan nikotin dengan cara berolahraga. Selain dapat menyehatkan organ tubuh lainnya, olahraga dapat menjadi pelarian Anda ketika godaan merokok datang.

Alihkan godaan merokok dengan berolahraga, misalnya jalan sehat, jogging, atau berenang. Rutin melakukan olahraga ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh Anda selama masa penarikan nikotin.

4. Menjalani terapi perilaku

Tujuan utama terapi perilaku adalah mengidentifikasi faktor pemicu yang membuat Anda merasa ingin merokok dan sulit untuk menghentikannya. Setelah pemicu ditemukan, psikolog atau konselor akan merencanakan strategi berhenti merokok yang paling sesuai dengan kondisi Anda.

Tak hanya itu, melalui terapi ini Anda juga akan diarahkan untuk mengatasi pikiran negatif dan rasa pesimis yang kerap muncul saat berusaha berhenti merokok.

5. Mencoba terapi pengganti nikotin

Terapi pengganti nikotin (nicotine-replacement therapy) merupakan salah satu cara yang sering digunakan untuk mengatasi rasa frustasi dan gejala putus nikotin yang terjadi saat seseorang berhenti merokok.

Terapi ini dilakukan dengan cara memberikan tubuh asupan nikotin dalam dosis rendah melalui beberapa media, seperti permen karet dan tablet hisap. Dengan demikian, rasa keinginan untuk merokok pun akan berkurang secara perlahan.

Meski dianggap aman dan mampu mengatasi gejala putus nikotin, Anda tetap disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mencoba terapi ini.

6. Menggunakan bantuan obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan, seperti bupropion dan varenicline, juga dapat meredakan gejala putus nikotin.dan membantu Anda berhenti merokok. Namun, obat-obatan ini hanya boleh dikonsumsi sesuai saran dan di bawah pengawasan dokter.

7. Menjalani terapi kombinasi

Untuk meningkatkan keberhasilan, beberapa jenis terapi berhenti merokok dapat dilakukan secara bersamaan. Sebagai contoh, terapi perilaku yang dipadukan dengan terapi pengganti nikotin atau konsumsi obat-obatan dinilai lebih efektif untuk mengurangi gejala putus nikotin ketika berhenti merokok dibandingkan dengan terapi pengganti nikotin saja atau terapi perilaku saja.

Berhenti merokok merupakan sebuah tantangan yang tak mudah untuk dilakukan, Tak sedikit pula perokok yang gagal berhenti merokok pada upaya pertama akibat gejala putus nikotin yang dialami.

Saat sudah membulatkan tekad namun Anda mengalami gejala putus nikotin, Anda bisa mencoba menerapkan saran seperti yang disebutkan sebelumnya.

Bila keinginan untuk merokok kembali datang, coba alihkan pikiran tersebut dengan hal lain, seperti melakukan aktivitas atau hobi yang disukai, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, serta berolahraga secara rutin.

Selain itu, Anda juga bisa meminta dukungan dan bantuan dari keluarga maupun orang di sekitar Anda, untuk mengingatkan tujuan berhenti merokok yang ingin dicapai.

Namun, jika gejala putus nikotin tak kunjung mereda meski telah mencoba berbagai cara di atas dan Anda masih kesulitan berhenti merokok, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh saran dan penanganan yang tepat dan sesuai kondisi Anda.

Scroll to Top