KADIN Serap Aspirasi Pelaku Bisnis, Teknologi dan SDM Jadi Sorotan – Kamar dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dengan PT Adhyata Sejahtera Indonesia menggelar CEO Luncheon Forum pekan lalu. Acara tersebut dihadiri lebih dari 50 eksekutif dari berbagai kalangan, termasuk pemimpin dan asosiasi bisnis pakar ekonomi, pejabat pemerintah, serta pemangku kepentingan lainnya.
Acara ini merupakan salah satu cara KADIN membantu pemerintah mewujudkan visi Indonesia 2045, dengan menyerap aspirasi para pelaku bisnis. Acara yang dihelat di Menara KADIN Indonesia ini bertujuan menjadi wadah berbagi pengalaman antarpengusaha.
Tema besar acara ini adalah menyelaraskan sumber daya manusia dengan strategi bisnis, serta memberikan sosialisasi dan solusi mengenai ketenagakerjaan berbasis teknologi.
1. Para pemimpin bisnis fokus membicarakan tenaga kerja
CEO Luncheon Forum dibuka oleh Mario Widjaja. Hadir pula perwakilan dari KADIN Indonesia Adi Mahfudz Wuhadji, dan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia Muhammad Ali.
Acara yang didukung oleh partner BIPO Indonesia ini, yaitu Workmate dan VDCI, memberi kesempatan kepada para peserta untuk berbagi pandangan seputar bisnis. Salah satu poin pentingnya adalah pengelolaan sumber daya manusia dan penyelarasan dengan teknologi yang dinilai sudah mumpuni.
“Human resource merupakan aset utama dalam korporasi dan organisasi. Maka akan menjadi perhatian utama,” kata Mario.
Selain itu, ada juga diskusi panel yang menghadirkan narasumber terkemuka, diawali oleh Ketua Umum Asosiasi Praktisi Sumber Daya Manusia Indonesia, Yosminaldi.
“Beliau membahas keadaan sumber daya manusia di Indonesia secara garis besar, dan prediksi tantangan yang akan dihadapi oleh tenaga kerja,” ungkap Mario.
2. Soroti pentingnya menyelaraskan tenaga kerja dengan perkembangan teknologi
Fokus terhadap sumber daya manusia tidak lepas dari pandemik COVID-19 yang menyebabkan banyak kemandekan. Di sisi lain, inovasi teknologi tidak pernah berhenti, justru perkembangannya semakin masif.
Menurut Mario, salah satu fokus pada kegiatan ini adalah sinergi tenaga kerja yang strategis dan budaya inovatif untuk membentuk arah bisnis yang lebih positif, di tengah tren ketidakpastian ekonomi global.
“Dengan demikian, diharapkan mampu membekali bisnis menjadi lebih unggul, juga menjadi cara memastikan keberhasilan bisnis saat ini dan masa depan,” katanya, seraya mengharapkan sumber daya manusia yang lebih mampu beradaptasi dengan teknologi
Salah satu kesimpulan pada diskusi CEO Luncheon Forum adalah para pemimpin bisnis harus menyelaraskan sumber daya manusia dengan kemajuan teknologi secepat-cepatnya, agar bisa menghasilkan bisnis yang lincah dan memumpuni.
Adapun cara untuk mengejar hal itu adalah mempertimbangkan penyaluran bakat yang terstruktur dengan baik, struktur organisasi, budaya, dan mengembangkan praktik kerja yang berpusat pada manusianya.
3. Harapan pemerintah terhadap KADIN
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, sempat berpesan kepada KADIN untuk membuat roadmap multisektor industri agar bisa mengoptimalkan demografi tenaga kerja di usia produktif.
“Bonus demografi ini harus kita akselerasi. Jadi momentumnya memang hanya 10 tahun. Ini kita harus cari, driver yang bisa menggelindingkan kita ke depan untuk lebih maju. Salah satunya melalui akselerasi digitalisasi. Dan tugas KADIN adalah mempercepat kehadiran lini bisnisnya,” kata Airlangga.
Menurut Airlangga, potensi ekonomi digital di ASEAN yang bisa direbut Indonesia mencapai 330 miliar dolar AS. Untuk mencapai itu, pemerintah berharap KADIN bisa mengakselerasi program pendidikan vokasi yang menekankan pada kemahiran talenta atau sumber daya manusia yang melek digital untuk 15 tahun ke depan.
Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai dengan mudah jika mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di Indonesia, antara lain pasar terbesar di ASEAN, kekayaan sumber daya manusia serta alam, dan bonus tenaga kerja produktif.
“Kita harus membuat peta jalan untuk mencapai target Indonesia Emas 2045. KADIN Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah akan menjadikan Roadmap Strategi 2045 salah satu program prioritas KADIN Indonesia di tahun 2023,” ucap Arsjad.
Peran dunia usaha dalam mendorong adopsi teknologi dan inovasi serta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia sangatlah penting.
Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, automasi, dan digitalisasi di Indonesia, hal ini semakin meningkatkan pentingnya kolaborasi strategis antara pengusaha dengan seluruh stakeholder untuk memastikan kesuksesan industri 4.0 di Indonesia.
“Saat ini, kita masih memiliki banyak PR. Penelitian BCG tahun 2022 menemukan baru 22% dari total UMKM di Indonesia yang telah terdigitalisasi. Selain itu, keamanan siber juga masih menjadi tantangan, dimana selama periode 2020-2021 tercatat peningkatan cyber threat sebesar +231%,” kata Arsjad saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kadin Indonesia bidang Kominfo, dikutip Selasa (20/6/2023).
“Di bidang sumber daya manusia, Indonesia juga masih kekurangan 400 ribu-500 ribu talenta digital per tahunnya. Padahal pada tahun 2030, diperkirakan kebutuhan talenta digital Indonesia akan mencapai 9 juta orang,” lanjut dia.
Namun Arsjad melihat, adanya perkembangan teknologi digital informasi yang luar biasa pesat hingga munculnya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bukanlah sebuah tantangan, melainkan sebuah peluang bagi dunia industri untuk meningkatkan efisiensinya. Hal ini mungkin untuk diwujudkan, asalkan ekosistem dan sumber daya manusianya mendukung.
Untuk itu, Arsjad berharap Rakernas Kadin Indonesia bidang Kominfo dapat menghasilkan program kerja yang dapat meningkatkan ekosistem digital dan teknologi 4.0 bagi industri nasional, mendorong pelaku usaha untuk berinovasi di bidang teknologi informasi dan digital, sekaligus menyiapkan talenta digital berkualitas di masa depan.
Senada, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan mengatakan Rakernas ini akan merumuskan program kerja dan langkah strategis pelaku usaha yang bernaung dalam Kadin untuk memajukan ekosistem ekonomi digital Indonesia dan meningkatkan kapasitas serta kualitas talenta digitalnya.
“Teknologi digital sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari dan terus tumbuh. Pertumbuhan ini didukung oleh jumlah usia produktif di Indonesia dan penetrasi internet yang mencapai 202,6 juta jiwa. Untuk itu, ada empat syarat ekonomi digital bisa berkembang. Pertama adalah SDM, lalu infrastruktur yang merata, dan iklim usaha yang mendukung startup. Selain itu perlu regulasi yang dinamis dan adaptif,” kata Yukki.