Jokowi : Indonesia dan Iran Sepakti Kerja Sama Bidang Inovasi Teknologi – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meyakini, inovasi teknologi menjadi keniscayaan untuk masa depan yang lebih maju. Karenanya, bersama Iran saat melangsungkan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor, kedua negara ini sepakat untuk menjalankan kerja sama di bidang inovasi teknologi.
Saya juga tadi menyampaikan terkait alih teknologi, Indonesia bersama dengan BUMN kerja sama bioteknologi dan nano teknologi kata Jokowi saat jumpa pers usai pertemuaan bilateral dengan Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahum Raisi di Istana Kepresidenan Bogor.
Dia melanjutkan kerja sama bioteknologi dan nano teknologi digunakan dalam berbagai bidang yaitu : kesehatan, energi pertanian dan lingkungan. Selain itu, kerja sama antar kedua negar dibidang teknologi juga mencakup soal sinyal perkeretaapian.
“Saya telah menyampaikan harapan untuk kerja sama, riset bersama, alih teknologi dan assembly,” jelas Jokowi.
Selain kerja sama di bidang inovasi teknologi, Presiden Jokowi dan Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi juga sudah bersepakat soal dukungan untuk Palestina dan Afghanistan yang terkait dengan kemanusiaan.
“Kami sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina,” tutur Jokowi.
Bantu Krisis Kemanusiaan
Selain soal kemerdekaan untuk rakyat Palestina, Jokowi melanjutkan, Indonesia dan Iran juga bersepakat untuk ambil bagian dalam krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Afghanistan.
Sebab, sejak pemerintahannya diambil oleh Kelompok Taliban, mayoritas rakyatnya semakin sulit mendapatkan akses khususnya kelompok perempuan.
“Kami sepakat terus menyuarakan akses pendidikan bagi perempuan di Afganistan dan terus memberikan bantuan kemanusiaan,” Jokowi menutup.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meyakini, inovasi teknologi menjadi keniscayaan untuk masa depan yang lebih maju. Karenanya, bersama Iran saat melangsungkan pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Bogor, kedua negara ini sepakat untuk menjalankan kerja sama di bidang inovasi teknologi.
“Saya juga tadi menyampaikan terkait alih teknologi, Indonesia bersama dengan BUMN kerja sama bioteknologi dan nano teknologi,” kata Jokowi saat jumpa pers usai pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/5/2023).
Dia melanjutkan, kerja sama bioteknologi dan nano teknologi digunakan dalam pelbagai bidang, yaitu kesehatan, energi pertanian dan lingkungan. Selain itu, kerja sama antar kedua negara di bidang teknologi juga mencakup soal sinyal perkeretaapian.
“Saya telah menyampaikan harapan untuk kerja sama, riset bersama, alih teknologi dan assembly,” jelas Jokowi.
Selain kerja sama di bidang inovasi teknologi, Presiden Jokowi dan Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi juga sudah bersepakat soal dukungan untuk Palestina dan Afghanistan yang terkait dengan kemanusiaan.
“Kami sepakat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina,” tutur Jokowi.
Selain soal kemerdekaan untuk rakyat Palestina, Jokowi melanjutkan, Indonesia dan Iran juga bersepakat untuk ambil bagian dalam krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Afghanistan.
Sebab, sejak pemerintahannya diambil oleh Kelompok Taliban, mayoritas rakyatnya semakin sulit mendapatkan akses khususnya kelompok perempuan.
“Kami sepakat terus menyuarakan akses pendidikan bagi perempuan di Afganistan dan terus memberikan bantuan kemanusiaan,” Jokowi menutup.
Pemerintah Indonesia dan Republik Islam Iran menyepakati 10 bidang kerja sama dari kesehatan hingga perdagangan. Kerja sama itu disepakati dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Seyyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/5).
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan kerja sama bilateral pertama yang terkait dengan kesehatan, yakni proyek percontohan telemedicine di puskesmas.
“Untuk kerja sama bilateral yang pertama terkait dengan kesehatan, pilot project untuk telemedicine dan kolaborasi alat telemedicine pada 11 puskesmas telah berjalan,” kata Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa.
Presiden juga menyebutkan bahwa kerja sama kedua negara dalam bidang alih teknologi dan produksi bersama dengan BUMN, serta kerja sama bioteknologi dan nanoteknologi ditujukan untuk bidang kesehatan, energi, pertanian dan lingkungan.
Adapun sepuluh kerja sama yang disepakati Pemerintah Indonesia dan Republik Islam Iran, yakni pertama preferensi perdagangan, kedua adalah pemberantasan peredaran gelap narkotika, zat psikotropika, dan prekursornya.
Kerja sama ketiga, yakni bidang iptek dan inovasi; jaminan produk halal; pengembangan sektor energi; regulasi di bidang produk farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik dan pangan olahan.
Selanjutnya, kerja sama berikutnya mencakup pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas; bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan; promosi perdagangan dan program pertukaran budaya.
Dalam penerimaan kunjungan kenegaraan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Kemudian, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, Duta Besar Indonesia untuk Iran Ronny Prasetyo Yuliantoro dan Plh. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Jatmiko Heru Prasetyo.
Kunjungan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan Ebrahim Raisi sejak dilantik sebagai Presiden Republik Islam Iran pada 2021.
Kunjungan kenegaraan Presiden Raisi ke Indonesia selama dua hari pada 23 dan 24 Mei 2023 atas undangan resmi Presiden Joko Widodo.