Jenis Ruam pada Bayi serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Jenis Ruam pada Bayi serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya – Kebanyakan bayi baru lahir sering mengalami berbagai masalah kulit, salah satunya adalah ruam pada bayi.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Maedica: A Journal of Clinical Medicine, dijelaskan bahwa ruam sangat umum terjadi pada bayi baru lahir, dan dapat terjadi selama 4 minggu pertama kehidupannya.

Sebagian besar ruam pada bayi tidak berbahaya dan cenderung dapat sembuh dengan sendirinya.

Jenis Ruam pada Bayi serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya
Jenis Ruam pada Bayi serta Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Namun, adanya ruam pada tubuh dapat sangat menganggu bayi dan membuatnya merasa tidak nyaman akibat iritasi.

Terdapat beberapa penyebab yang dapat menimbulkan ruam pada bayi. Penyebabnya dapat berbeda-beda berdasarkan jenis ruamnya.

Berikut beberapa jenis ruam pada bayi yang sangat umum terjadi selama beberapa bulan pertama kehidupannya, simak selengkapnya.

1. Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik atau cradle cap adalah dermatitis yang terjadi pada kulit kepala bayi.

Bayi dapat mengalami dermatitis seboroik ketika mereka berusia antara 2 minggu hingga 12 bulan.

Bayi dengan masalah ini akan memiliki bercak kuning atau merah yang sedikit bersisik di kulit kepala mereka.

Kondisi ini juga dapat dimulai pada bagian wajah atau area popok dan menyebar ke bagian lain di tubuh bayi.

2. Miliaria

Miliaria juga dikenal sebagai biang keringat atau ruam panas.

Jenis ruam pada bayi ini terjadi akibat dari kelenjar keringat bayi yang belum sepenuhnya berkembang sehingga membuatnya mudah tersumbat di kulit.

Kondisi ini sering terjadi pada daerah yang beriklim panas dan lembap.

3. Ruam Popok

Ruam popok merupakan peradangan kulit di area selangkangan bayi yang ditandai dengan kulit memerah dan meradang.

Jenis ruam pada bayi ini disebabkan oleh beberapa hal, termasuk air seni atau kotoran yang mengiritasi kulit bayi.

Ruam popok bayi dapat diobati dengan krim khusus. Jangan gunakan bedak atau antiseptik untuk mengobati ruam popok.

Jika kulit bayi menderita infeksi jamur, gunakan salep antijamur untuk mengobatinya. Namun, untuk penanganan yang lebih tepat, lakukanlah pemeriksaan ke dokter.

4. Eksim (Dermatitis Atopik)

Eksim atau dermatitis atopik merupakan kondisi yang ditandai dengan kulit menjadi kering, gatal, dan pecah-pecah.

Pemicu umum dari kondisi ini, yaitu rasa panas, bahan kimia dalam sabun, wewangian, dan pelembap.

Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi dan lebih dari setengah pasien mengalami gejala pada tahun pertama kehidupan hingga usia 5 tahun.

5. Jerawat Bayi

Jerawat bayi ditandai dengan munculnya benjolan merah atau putih yang umumnya timbul pada area pipi, hidung, dagu atau dahi bayi.

Jenis ruam pada bayi ini disebabkan oleh paparan hormon sang ibu selama bayi berada di dalam kandungan.

Kondisi ini tidak memerlukan perawatan dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan.

6. Impetigo

Impetigo adalah infeksi bakteri yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini dapat menyebabkan benjolan gatal dan lecet pada kulit.

Masalah kulit ini sangat menular dan membutuhkan perawatan khusus. Penularan impetigo dapat berhenti setelah 24 jam pasca pengobatan antibiotik.

7. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan merupakan peradangan pada kulit yang disebabkan oleh adanya kontak dengan benda asing.

Bahan tersebut bisa berupa zat kimia dari produk apa pun, seperti sabun, detergen, dan pelembut kain.

Reaksi yang bisa terlihat seperti kulit akan tampak seperti luka bakar. Bayi yang mengalami dermatitis kontak iritan biasanya akan menjadi rewel.

Selain dari zat kimia produk, jenis ruam pada bayi yang satu ini dapat terjadi di sekitar mulut, karena adanya kontak kulit dengan makanan bayi atau air liur.

8. Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut (Flu Singapura)

Kondisi ini merupakan infeksi yang sangat menular, dan rentan dialami oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Dilansir dari Healthline, penyakit ini disebabkan oleh paparan dari berbagai virus, namun paling sering disebabkan oleh Coxsackie A16.

Kondisi ini ditandai dengan adanya lepuh atau luka di mulut, serta ruam di tangan dan kaki, dan termasuk kondisi ringan yang dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Infeksi virus ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan tangan yang tidak dicuci atau permukaan yang terkontaminasi dengan kotoran.

9. Fifth Disease (Erythema Infectiosum)

Penyakit ini merupakan salah satu penyebab umum ruam pada bayi dan demam pada anak.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi ini disebabkan oleh virus parvovirus B19, dan sering kali disebut eritema infectiosum.

Penyakit ini dapat ditandai dengan munculnya ruam merah di pipi, namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya.

Selain ruam pada kulit, terdapat beberapa gejala lainnya, yakni:

  • Pilek
  • Demam
  • Sakit kepala

10. Meningitis

Adanya ruam pada kulit bayi bisa juga menjadi pertanda bahwa Si Kecil menderita meningitis.

Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan pelindung otak dan saraf tulang belakang.

Selain ruam, terdapat beberapa gejala lainnya yang disebabkan oleh kondisi ini, yakni:

  • Kepekaan terhadap cahaya
  • Leher bayi kaku
  • Gemetar tak terkendali
  • Tangan atau kaki terasa dingin
  • Kebingungan
  • Demam

11. Cacar Air

Cacar air merupakan masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster.

Cacar air biasanya ditandai dengan timbulnya ruam yang dapat berkembang dan membuat penderitanya merasa gatal, dan muncul bentol berisi cairan.

Selain permasalahan pada kulit, cacar air juga diikuti dengan demam, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan tubuh.

Scroll to Top