Gunakan Teknologi Al, 7 Potret Lukisan Ternama Ini Tampak Nyata

Gunakan Teknologi Al, 7 Potret Lukisan Ternama Ini Tampak Nyata – Membuat sebuah karya seni tentu bukan hal mudah untuk dilakukan. Pasalnya, selain memerlukan keahlian kamu juga membutuhkan ketelitian dan kesabaran.

Namun dengan berkembangnya teknologi yang ada, kamu juga bisa membuat sebuah karya dengan lebih mudah. Bahkan, adanya teknologi Artificial intelligence (Al) atau kecerdasan buatan bukan hal yang mungkin untuk mengubah sesuatu hal.

Salah satunya ialah dengan mengubah potret lukisan tampak menjadi nyata. Dengan bantuan Al karya senin yang dibuat ini tampak berbeda. Meski membawa perdebatan karena nilai seni dianggap berubah.

Namun banyak pula netizen yang justru begitu tertarik dengan potret nyata setelah memakai Al. Pasalnya masyarakat umumpun bisa dengan mudah melihat mengenai eksperimen wajah wajah dari lukisan terkenal.

Penasaran seperti apa? Berikut ini beberapa potret lukisan ternama yang tampak begitu nyata setelah manfaat teknologi Al.

1. Lukisan American Gothic ini justru terlihat bak foto dengan latar belakang animasi.

2. Mungkin begini potret Mona Lisa yang begitu nyata dari lukisan seniman ternama Leonardo da Vinci.

3. Vincent Van Gogh juga tampak begitu berkharisma setelah diubah dalam bentuk AI.

4. Tak sedikit pula netizen yang takjub dengan perubahan lukisan asli dengan bantuan teknologi AI.

5. Lukisan The Arnolfini ini pun tak lepas dari perhatian netizen.

6. Adanya teknologi AI ini juga membuat banyak orang terutama kalangan muda yang lebih tertarik pada dunia seni.

7. Meski begitu, ada saja perdebatan mengenai layak atau tidaknya teknologi AI digunakan untuk sebuah lukisan dari karya-karya ternama.

Seniman asal Polandia, bernama Mariusz Kedzierski ini sukses membuktikan bahwa tubuh yang cacat tidak menghalanginya untuk berkarya dan menjadi seniman terkenal di seluruh dunia.

Laki-laki berumur 23 tahun, yang lahir tanpa tangan ini telah berhasil memproduksi lebih dari 700 lukisan dalam tempo waktu 15.000 jam. Mariusz ingin menunjukan kepada semua orang bahwa ia dapat menjalani kehidupannya secara utuh, walaupun tanpa lengan.

Mariusz telah bertumbuh dewasa dengan meningkatkan bakat seninya melalui hobinya melukis selama 7 tahun terakhir. Dan berkat kerja keras dan tekadnya itulah, Mariusz menerima dua penghargaan untuk kategori Best Global Artist di Wina pada tahun 2013.

Sampai dengan saat ini, Mariusz telah berpergian ke seluruh Eropa untuk menampilkan karyanya, dan telah mengembangkan karyanya hingga ke London, Paris, Berlin, Roma, Athena, dan kota-kota ikonik lainnya.

“Saya hanya ingin menginspirasi orang-orang, bahwa kita semua dapat melampaui batasan yang ada di kepala kita sendiri,” uangkap Mariusz.

Siapa yang tidak kenal dengan Leonardo da Vinci? Pelukis maestro ini memang dikenal sebagai orang yang sangat berpengaruh di dunia. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Monalisa dan Perjamuan Terakhir (The Last Supper).

Ia juga dikenal karena mendesain banyak penemuan yang mengantisipasi teknologi modern, tetapi sayangnya jarang dibuat semasa hidupnya. Misalnya, ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna, serta prototipe pesawat, helikopter, dan lift. Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, teknik sipil, bahkan kuliner.

Untuk mengenang koleksi lukisan miliknya, Duta Besar Italia untuk Republik Indonesia, Vittorio Sandalli menggelar pameran reproduksi maha karya Leonardo da Vinci di Musem Bank Mandiri, Jakarta. Mengangkat tema Leonardo Opera Omnia, 17 lukisan termasuk lukisan Monalisa dan The Last Supper, dihadirkan dengan format high-definition digital imaging dan skala sesuai ukuran aslinya, mulai dari 6 Februari hingga 3 Maret 2020.

“Tujuh belas reproduksi karya Leonardo merepresentasikan jalur artistik sang pelukis dan dibuat dengan menggunakan teknik digital canggih sehingga seolah-olah memposisikan pengunjung di depan karya aslinya,” ungkap Direktur Institut Kebudayaan Italia di Jakarta, Maria Battaglia kepada media di Jakarta.

Maria mengatakan, semua karya Leonardo direproduksi berdasarkan ukuran atau bentuk aslinya. Hal tersebut untuk memberikan sudut pandang yang luar biasa bagi pengunjung dalam memahami kreativitas sang jenius Leonardo da Vinci.

“Kami menyadari bahwa seluruh warisan artistik Leonardo da Vinci telah tersebar di berbagai museum, gereja, dan menjadi koleksi pribadi di seluruh dunia, sehingga tidak memungkinkan untuk menggelar pameran tunggal dalam skala besar,” kata Maria.

Sementara itu, Konsultan Rai Com Project Matteo Ive, mengatakan, Leonardo da Vinci adalah seorang pria Renaissance ikonik yang memiliki kemampuan luar biasa dalam meneliti dunia, keingintahuan tinggi serta imajinasi yang brilian, penelitian ilmiah, dan inovasi artistik.

“Leonardo memberikan pengaruh luar biasa di era Renaissance dan era selanjutnya. Bagi Leonardo, lukisan adalah instrumen pengetahuan, penelitian ilmiah, eksperimen profesional yang bersifat avant-garde,” kata Matteo.

Untuk memahami lukisan Leonardo sepenuhnya, lanjut Matteo penting juga memahami karya lainnya yang melibatkan spekulasi ilmiah terkait tubuh manusia, mesin, pergerakan air, angin, dan laut. Semua ini dituangkan di dalam dokumen tertulis dan gambar, yang sebagian besar berada di Perpustakaan Ambrosiana Milan, Perpustakaan Kerajaan Windsor dan koleksi grafik di Florence dan Venice.

Untuk diketahui, pameran ini telah dimulai pada bulan Februari 2019 dan diselenggarakan di berbagai negara di Eropa, Asia serta Afrika. Sebelum datang ke Indonesia, pameran ini telah mengunjungi beberapa wilayah Asia seperti Tbilisi, Beijing, Kanton, Kuala Lumpur dan Yangon.

Scroll to Top