Gali Potensi Siswa Melalui Pemanfaatan Teknologi – Pemda Provinsi Jawa Barat (jabar) terus berupaya menanamkan nilai nilai pendidikan karakter sekaligus mengembalikan pendidikan budi pekerti melalui Jabar Masagi. Banyak sekolah di Jabar berinovasi mempraktikkan hal tersebut.
Salah satunya, SMA Negeri 1 Pangalengan Kabupaten Bandung yang menghadirkan marketplace untuk menampilkan produk dan karya siswa. Kehadiran marketplace itu sebagai implementasi jabar Masagi.
Demikian dikatakan Guru Pembimbing SMA Negeri 1 Pangalengan Kabupaten Bandung Kristi saat menhadiri webinar hari kedua Festival Apresiasi Praktik Baik Jabar Masagi, Selasa (14/12/2021).
“Dalam mewujudkan merdeka belajar, kami mengimplementasikan Jabar Masagi dengan menggali potensi lokal kami disini. Para siswa menggali sendiri potensi diri dan lingkungannya, kemudian diwujudkan dalam berbagai kriya, lalu dijual secara online di marketplace yang kami buat sendiri,” kata kristi.
Kristi menjelaskan, sebelum menentukan dan membuat produk, siswa dan guru pembimbing melakukan riset sederhana tentang produk apa yang laik dijual dan berpotensi disukai masyarakat.
“Dalam proses riset hingga menghasilkan produk itulah kami menerapkan empat konsep dalam Jabar Masagi yaitu niti surti, harti, niti bukti dan niti bakti,” ucapnya.
Pemanfaatan teknologi dan ruang digital pun dilakukan SLB Bandung Barat. Para siswa belajar menari secara online dengan tutorial dari guru melalui video. Hal itu bertujuan untuk melatih motorik siswa berkebutuhan khusus.
Praktisi Pendidikan Monica Irayati mengapresiasi apa yang dilakukan kedua sekolah tersebut karena mampu memanfaatkan teknologi sebagai sarana belajar siswa.
“Saya apresiasi apa yang dilakukan SMA 1 Pangalengan. Mereka dengan tepat mampu menggali potensi lokal dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hal seperti ini sebenarnya yang perlu diduplikasi oleh sekolah lain dalam penerapan pembelajaran karakter Jabar Masagi,” ucapnya.
Menurut Monica, potensi lokal dan kearifan lokal jika digali, justru akan memberi manfaat lebih banyak.
“Seperti pengajaran tari Manuk Dadali yang diajarkan di SLB Bandung Barat. Selain mereka belajar melatih motorik siswa, sekaligus mengajarkan falsafah yang terkandung dalam syair lagu Manuk Dadali tersebut, seperti sportivitas, kebersamaan, dan lain-lain,” katanya.
Webinar Festival Apresiasi Praktik Baik merupakan puncak dari kegiatan pembelajaran karakter Jabar Masagi Disdik Jabar tahun 2021. Webinar yang berlangsung lima hari (13-17 Desember) itu mengangkat praktik-praktik pembelajaran karakrer Jabar Masagi dari berbagai sekolah di Jawa Barat.
Kehadiran siswa atau peserta didik menjadi sebuah keniscayaan dalam proses pendidikan. Proses pembelajaran dalam pendidikan tentunya tidak akan berjalan tanpa adanya siswa. Hal ini menjadikan siswa menjadi faktor yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan berjalannya proses belajar mengajar. Setiap siswa memiliki sifat atau karakteristik yang berbeda satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, guru atau pendidik harus benar-benar mengetahui karakteristik dari masing-masing siswanya agar dapat menggali potensi dari siswa tersebut.
Perkembangan dalam dunia pendidikan saat ini, menuntut guru dan siswa untuk dapat beradaptasi terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran merupakan suatu bentuk transformasi sistem pembelajaran yang lebih mengarah kepada literasi baik guru dan peserta didik dalam penguasaan teknologi. Penggunaan teknologi diibaratkan pedang bermata dua, oleh karena itu diperlukan cara pandang yang lebih netral bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut secara bijak. Dalam hal ini, penulis lebih setuju bahwasanya teknologi justru memberi peluang dan potensi yang sangat baik dalam pengembangan potensi siswa.
Kehadiran siswa atau peserta didik menjadi sebuah keniscayaan dalam proses pendidikan. Proses pembelajaran dalam pendidikan tentunya tidak akan berjalan tanpa adanya siswa. Hal ini menjadikan siswa menjadi faktor yang sangat penting dalam dunia pendidikan dan berjalannya proses belajar mengajar. Setiap siswa memiliki sifat atau karakteristik yang berbeda satu dan yang lainnya. Oleh karena itu, guru atau pendidik harus benar-benar mengetahui karakteristik dari masing-masing siswanya agar dapat menggali potensi dari siswa tersebut.
Perkembangan dalam dunia pendidikan saat ini, menuntut guru dan siswa untuk dapat beradaptasi terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran merupakan suatu bentuk transformasi sistem pembelajaran yang lebih mengarah kepada literasi baik guru dan peserta didik dalam penguasaan teknologi. Penggunaan teknologi diibaratkan pedang bermata dua, oleh karena itu diperlukan cara pandang yang lebih netral bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut secara bijak. Dalam hal ini, penulis lebih setuju bahwasanya teknologi justru memberi peluang dan potensi yang sangat baik dalam pengembangan potensi siswa.
Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo ) dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi menggelar webinar ‘Makin Cakap Digital 2022’ dengan tema “Indonesia makin Cakap Literasi Digital” bagi para siswa di Purwokerto. Webinar yang dimoderatori oleh Rizki Pratama ini diselenggarakan pada Senin (4/7/2022) dan diikuti oleh ratusan siswa via Zoom. Kegiatan ini bertujuan agar para siswa dapat memanfaatkan media sosial dengan lebih baik lagi.
Kemudian, menggali serta mengembangkan potensi diri dan minat para pelajar. Selain itu, para murid diharapkan dapat lebih bertanggung jawab dan mengisi media sosial dengan konten-konten yang membangun. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh We are Social Hootsuite per Februari 2022, di Indonesia, terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7% dari populasi penduduk Indonesia. Angka tersebut terlihat meningkat dibanding tahun sebelumnya (2,1 juta atau naik 1%). Tapi, perlu digarisbawahi bahwa masih ada potensi yang masih cukup besar agar seluruh penduduk Indonesia dapat menggunakan internet sepenuhnya.
Kemudian, berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia 2021, tertulis bahwa Indonesia masih berada dalam kategori ‘sedang’ dengan angka 3,49 (dari skala 1-5). Lalu dalam penelitian ini tercermin bahwa perilaku penggunaan internet banyak dilakukan untuk berkomunikasi melalui pesan singkat, menggunakan media sosial, serta mencari informasi. Tetapi, media sosial itu juga dianggap yang paling sering ditemui menyajikan berita bohong atau hoaks. Oleh karena itu, Kemenkominfo mengadakan kegiatan ini agar masyarakat terutama para murid lebih cakap dalam mencari dan memanfaatkan literasi digital dengan dasar empat pilar, yaitu kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital. “Peningkatan penggunaan teknologi perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak dan tepat guna,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan dalam keterangan pers, Senin (4/7/2022). Hal ini semakin menegaskan dalam era percepatan transformasi digital masyarakat perlu semakin cakap dalam menggunakan teknologi digital. Para murid menggali dan mengembangkan potensi diri lewat media sosial. Pada kesempatan ini, Devi Purnamasari, Social Media Specialist turut membagikan beberapa hal penting bagi para siswa dalam bermedia sosial. Mulai dari kebebasan yang bertanggung jawab. Lalu, etika bermedia sosial hingga tips bagi para murid agar terhindar dari hoaks yang cukup banyak di dalam media sosial. Tentu, semua itu agar para siswa mau mengembangkan diri mereka dan menangkap peluang dalam percepatan transformasi digital ini.
Pada kesempatan ini, Devi Purnamasari, Social Media Specialist turut membagikan beberapa hal penting bagi para siswa dalam bermedia sosial. Mulai dari kebebasan yang bertanggung jawab. Lalu, etika bermedia sosial hingga tips bagi para murid agar terhindar dari hoaks yang cukup banyak di dalam media sosial. Tentu, semua itu agar para siswa mau mengembangkan diri mereka dan menangkap peluang dalam percepatan transformasi digital ini. Begitu pula dengan Rizki Mulyantara, Direktur Utama PT Solusi Tiket Digital yang mengangkat media sosial sebagai sarana peningkatan pengetahuan. Dalam sesi ini, dibagikan kepada para siswa bagaimana cara agar mereka dapat memaksimalkan konten di media sosial yang mereka miliki. Termasuk dibagikan pula kunci agar konten media sosial para siswa disukai dan memiliki banyak komentar. Kuncinya, tidak lain adalah dengan membuat postingan yang positif atau inspiratif. Senada dengan kedua pembicara lainnya, Pengelola Sistem Informasi Basis Data, Iqbaal Harits Maulana turut berbagi mengenai cara agar para siswa dapat memaksimalkan media sosial untuk menggali potensi diri mereka. “Dengan dunia digital yang terus berubah, cara terbaik untuk beradaptasi dengan cepat perkembangan dunia saat ini adalah upgrading skill. Mengenali potensi diri sendiri lalu memanfaatkan media sosial sebagai pengembangan diri adalah langkah tepat bagi para siswa,” kata Iqbaal Harits Maulana. Selanjutnya, katanya, dengan memilih media sosial yang tepat, para murid dapat berkembang dengan lebih maksimal Dalam Webinar Makin Cakap Digital 2022, harapannya, para murid menjadi terbuka bahwa perubahan itu ada dan nyata. Para siswa perlu memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menggali potensi diri. Selanjutnya, dapat mengisi ruang digital yang ada dengan konten membangun dan memberikan hal positif didalamnya. Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi selalu terus mengedukasi masyarakat lewat program Indonesia Makin Cakap Digital melalui berbagai kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.