Dunia Kewalahan Hadapi Kemajuan Teknologi Digital – Anggota Komisi | DPR RI Muhammad Farhan khawatir cepatnya perkembangan teknologi digital tidak bisa diimbangi dengan pembuatan produk hukum untuk mengaturnya. Kemampuan legislator harus terus diperbaharui mengejar perkembangan zaman.
“Rasanya cukup sulit kemampuan legislasi kita mengejar cepatnya perkembangan teknologi,” kata Farhan dalam keterangan tertulis, Jumat (23/6/2023).
Sebelumnya dalam diskusi bertajuk ‘ Sikap dan Kebijakan Indonesia tentang Kecerdasan Buatan’ yang diselenggarakan Forum Diskusi Denpasar (FDD) 12, di Jakarta, Rabu (21/6), Farhan menilai pesatnya perkembangan teknologi digital membuka peluang besar terhadap kemajuan. Namun, teknologi digital juga membawa tantangan besar, termasuk dalam membuat produk legislasi untuk mengaturnya.
“Pertanyaan besarnya, bagaimana Al (Artificial interlligence/kecerdasan buatan) dan akibat hukumnya? Negara harus merespons hal itu. Sayangnya responsnya masih normatif. Saya Khawatir kita memang belum terlalu menguasai, apa yang harus dilakukan menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat ini,” ujar Farhan.
Politisi Fraksi Partai NasDem ini mengatakan, kesulitan dalam membuat produk legislasi terkait teknologi digital tidak hanya dialami Indonesia. Menurutnya, seluruh negara di dunia mengalami kebimbangan dalam hal itu.
Ia mencontohkan terkait concern pembuatan UU dengan mempertimbangkan kebebasan dan perlindungan. Kebimbangan juga terjadi dalam pembahasan revisi UU Informasi dan Transaksi Elekronik (ITE).
“Setiap pembentukan legislasi memang selalu menghadapi dilema yang luar biasa. Seperti yang kita alami sekarang saat membahas revisi UU ITE, yaitu dilema antara kebebasan versus perlindungan,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.
Pada akhirnya, lanjut Farhan, memang harus diputuskan sejauh mana negara menerima hadirnya teknologi digital dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang ada.
“Termasuk risiko terhadap perlindungan data pribadi kita,” imbuhnya.
Meski banyak tantangan, perkembangan teknologi digital tidak harus serta merta ditolak karena banyak juga membawa manfaat. Farhan mencontohkan, salah satu manfaatnya ialah demokratisasi ekonomi.
“Teknologi digital sebagai salah satu platform untuk meluaskan demokrasi, salah satunya demokrasi ekonomi. Yang kita harapkan demokratisasi ekonomi lewat dunia digital akan menghilangkan gap si kaya dan si miskin,” pungkasnya.
“Pertanyaan besarnya, bagaimana AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) dan akibat hukumnya? Negara harus merespons hal itu. Sayangnya responsnya masih normatif. Saya khawatir kita memang belum terlalu menguasai, apa yang harus kita lakukan menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat ini,” ujar Farhan dalam diskusi bertajuk ‘Sikap dan Kebijakan Indonesia tentang Kecerdasan Buatan’ yang diselenggarakan Forum Diskusi Denpasar (FDD) 12, di Jakarta, Rabu (21/6).
Dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, Jumat (23/6/2023) itu, Farhan khawatir cepatnya perkembangan teknologi digital tidak bisa diimbangi dengan pembuatan produk hukum untuk mengaturnya. Kemampuan legislator harus terus di perbarui mengejar perkembangan zaman. “Rasanya cukup sulit kemampuan legislasi kita mengejar cepatnya perkembangan teknologi,” ujarnya.
Politisi Fraksi Partai NasDem ini mengatakan, kesulitan dalam membuat produk legislasi terkait teknologi digital tidak hanya dialami Indonesia. Menurutnya, seluruh negara di dunia mengalami kebimbangan dalam hal itu. Ia mencontohkan terkait concern pembuatan UU dengan mempertimbangkan kebebasan dan perlindungan. Kebimbangan juga terjadi dalam pembahasan revisi UU Informasi dan Transaksi Elekronik (ITE).
Setiap pembentukan legislasi memang selalu menghadapi dilema yang luar biasa. Seperti yang kita alami sekarang saat membahas revisi UU ITE, yaitu dilema antara kebebasan versus perlindungan,” jelas Politisi Fraksi Partai NasDem itu.
Pada akhirnya, lanjut Farhan, memang harus diputuskan sejauh mana negara menerima hadirnya teknologi digital dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang ada. “Termasuk risiko terhadap perlindungan data pribadi kita,” imbuhnya.
Meski banyak tantangan, perkembangan teknologi digital tidak harus serta merta ditolak karena banyak juga membawa manfaat. Farhan mencontohkan, salah satu manfaatnya ialah demokratisasi ekonomi. “Teknologi digital sebagai salah satu platform untuk meluaskan demokrasi, salah satunya demokrasi ekonomi. Yang kita harapkan demokratisasi ekonomi lewat dunia digital akan menghilangkan gap si kaya dan si miskin,” pungkasnya.
Teknologi, satu kata yang sangat berperan penuh dalam perkembangan kehidupan manusia saat ini. Diera seperti saat ini mungkin hampir sebagian penduduk diseluruh dunia termasuk di Indonesia sendiri pun sudah menikmati kemajuan teknologi. Berbicara tentang teknologi tidak akan terpisahkan dengan internet dan Gadget yang merupakan hasil dari teknologi itu sendiri.
Teknologi dan kemajuannya yang pesat sangatlah membantu kehidupan manusia, bahkan dengan kemajuan teknologi yang adapun bisa menciptakan peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah tanpa harus meningglkan rumah sekalipun.
Namun mungkin tanpa kita sadari, teknologi yang ada saat ini bisa berubah menjadi sebuah ancaman tersendiri,jika teknologi tersebut tidak mampu dikelola dan justru menguasai kita.
Internet dan gadget adalah beberapa hasil dari kemajuan teknologi itu. Saat ini saja, segala sesuatunya telah memanfaatkan fasilitas internet, salah satunya adalah dunia pendidikan. Di negara kita, 2(dua) tahun terakhir ini hampir seluruh sekolah dan perguruan tinggi, termasuk Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas menggunakan fasilitas internet dalam proses perekrutan/penerimaan siswa baru. Ini merupakan kemajuan yang sangat baik tentunya, mengingat bahwa haruslah sedini mungkin teknologi itu diperkenalkan untuk pemanfaatan yang positif, juga untuk bekal memasuki Pasar Bebas yang akan sangat menitik beratkan pada teknologi tentunya dan memajukan masyarakat kita.
Selain itu juga membantu para orangtua yang sebelumnya memang tidak mengerti penggunaan internet sehingga tanpa sengaja mereka akan belajar dan mencoba memanfaatkannya.
Namun, yang terjadi saat ini kebanyakan dari kita menyalahgunakan pemanfaatan teknologi, begitupun yang terjadi pada anak-anak saat ini. Teknologi yang ada membuat mereka menjadi pribadi yang lebih mengutamakn diri sendiri, jauh dari kehidupan sosial secara langsung, bahkan ada yang sampai menjadikan teknologi atau lebih tepatnya media sosial itu sebagai pengganti keluarga, orangtua dan teman.
Internet ataupun media sosial membuat mereka jauh dengan keluarga,dan terkadang mereka malah menghabiskan waktunya berada didepan gadget/Komputer.
Kurangnya pengawasan dan tidak adanya informasi yang jelas tentang baik buruknya teknologi menjadi faktor utama penyebab penyalahgunaan teknologi pada anak sehingga akan sangat bijak ketika Teknologi yang ada dimanfaatkan sebaik-baiknya dan menjadi Peluang bukan menjadi Ancaman.