Dilengkapi Teknologi Modern, RS Ubaya Resmi Dibuka – Rumah sakit Ubaya menggelar soft opening dan resmi dibuka untuk seluruh masyarakat Jawa Timur dan Indonesia bagian Timur.
Anton Prijatno selaku Ketua Yayasan Ubaya mengatakan, rumah sakit Ubaya dibangun langsung dengan kelas (bertipe) B. Hal ini sebagai bentuk komitmen Universitas Surabaya pada saat mendirikan Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya tahun 2016 silam.
“Dua tahun mendatang, kami targetkan sudah menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Sehingga keberadaan RS Ubaya semakin optimal untuk mendukung pembelajaran mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya,” kata Anton, Minggu (5/3).
Anton menuturkan, rumah sakit yang terdiri dari 9 lantai ini mempunyai 319 bed, ruang rawat inap terdiri dari Suite Room, Eksekutif, Deluxe, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III.
Pada ruang triage IGD terdapat 18 bed, satu kamar operasi, dan satu ruangan kegawatdaruratan ibu dan bayi (PONEK IGD). Pada ruang bersalin tersedia sembilan kamar pasien bersalin dan delapan inkubator.
“RS Ubaya juga memiliki 48 poli klinik spesialis dan sub spesialis. Dan saat ini sudah ada sekitar 70 dokter spesialis yang bergabung,” tuturnya.
Keunggulan lain yang dimiliki rumah sakit ini terletak pada pemakaian teknologi kedokteran terkini untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Di mana delapan kamar operasi memiliki alat C-Arm yang dapat melihat obyek dari pasien secara real time dengan layar monitor saat melakukan tindakan. Tiap laboratoriumnya juga sudah dilengkapi dengan teknologi modern.
Bahkan ruang radiologinya memakai CT Scan 128 Slice yang dapat menghasilkan gambar rontgen lebih cepat dan beresolusi tinggi. Pelayanan unggulan lainnya adalah penanganan bayi baru lahir (perinatologi), gigi spesialistik, dan klinik tumbuh kembang (KTK).
Setelah soft opening, RS Ubaya akan mengikuti akreditasi untuk menjadi rumah sakit tipe B yang akan berproses menjadi rumah sakit pendidikan.
“Targetnya dua tahun. Nantinya mahasiswa bisa praktik di rumah sakit milik Ubaya sendiri,” ucapnya.
Selain diarahkan untuk menjadi rumah sakit pendidikan, Anton mengatakan RS Ubaya memiliki dua misi lainnya. Hal ini antara lain menjadi rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara luas dan profesional melalui pendekatan yang humanistik. RS Ubaya juga diharapkan dapat menjadi tempat penelitian bagi pengembangan kedokteran.
Bekerja sama dengan semua fakultas di Ubaya untuk membuat temuan-temuan baru yang berguna di dunia kesehatan. “Kami harap RS UBAYA dapat bermanfaat dan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi seluruh warga di Surabaya, Jawa Timur dan Indonesia Timur,” harapnya.
Diketahui, rumah sakit yang dibangun di atas tanah seluas ± 13.049,65 m² dengan luas bangunan ±28.668 m² dikelola PT. Keluwih Medika Surabaya didampingi dalam manajemen oleh PT. Medikaloka Hermina, Tbk.
University of Surabaya (Ubaya) Hospital officially opened its services for all people of East Java and Eastern Indonesia following the soft opening activities in Surabaya, Saturday.
“We hope that Ubaya Hospital can be useful and provide the best health services for all residents in Surabaya, East Java and East Indonesia,” said the Chairman of the Ubaya Foundation, Anton Prijatno, during the soft opening
Anton explained that Ubaya Hospital was built directly with class (type) B as a form of commitment from the University of Surabaya when it founded the Faculty of Medicine in 2016 ago.
Ubaya Hospital consists of nine floors built on a land area of around 13,049.65 square meters with a building area of around 28,668 square meters.
Since the ground breaking on May 3 2021 until now, the soft launch has taken less than two years to complete, including the interior.
There are 319 bed facilities of which 200 beds will be opened in advance at this initial stage. Inpatient rooms consist of Suite Room, Executive, Deluxe, Class I, Class II, and Class III.
In the emergency room triage room there are 18 beds, one operating room, and one mother and baby emergency room (IGD PONEK).
In the delivery room, there are nine patient rooms and eight incubators. Ubaya Hospital also has 48 specialist and sub-specialist polyclinics.
After the soft opening, Ubaya Hospital will undergo accreditation to become a type B hospital which will proceed to become a teaching hospital. This hospital supports the Ubaya Faculty of Medicine.
“The target is two years. Later students can practice at Ubaya’s own hospital,” said Anton.
Even though it is still in progress, Anton said that Ubaya Hospital has prepared facilities and infrastructure designed to support learning.
Ubaya Hospital’s excellence lies in the use of the latest medical technology to improve the quality of health services. Eight operating rooms have a C-Arm device that can see patient objects in real time on a monitor screen while performing an operation.
Each laboratory is also equipped with modern technology. The radiology room uses a 128 Slice CT Scan which can produce X-ray images faster and with high resolution. Other excellent services are newborn care (perinatology), dental specialists, and growth and development clinics (KTK).
Apart from being directed to become a teaching hospital, Anton said Ubaya Hospital has two other missions, namely to become a hospital that can provide services to the community broadly and professionally through a humanistic approach.
“The Ubaya Hospital is also expected to become a place for research for the development of medicine. Collaborating with all faculties at Ubaya to make new findings that are useful in the world of health,” he said.
Ubaya Hospital is managed by PT Keluwih Medika Surabaya in collaboration with PT Medikaloka Hermina, Tbk.