Destinasi Tradisi Ngejot Unik Di Lombok Yang Wajib Kamu Ketahui

Destinasi Tradisi Ngejot Unik Di Lombok Yang Wajib Kamu Ketahui – Indonesia kaya akan adat – istiadat dan kearifan budaya lokal yang dimiliki. Wilayah Indonesia bagian timur terkenal dengan budaya lokalnya yaitu tradisi ngejot di Lombok.

Ini merupakan kegiatan yang di lakukan untuk menyabut kedatangan hari raya idul fitri. Adapun tradisi yang di lakukan adalah memberi makan untuk keluarga, tetangga, pemuka agama, pemuka adat, pemimpin desa di wilayah Lombok.

Destinasi Tradisi Ngejot Unik Di Lombok Yang Wajib Kamu Ketahui
Destinasi Tradisi Ngejot Unik Di Lombok Yang Wajib Kamu Ketahui

Destinasi Tradisi Ngejot Unik Di Lombok Yang Wajib Kamu Ketahui

Tentunya tujuan tradisi ini adalah sebagai bentuk rasa bakti anak terhadap orang tua, menjalin silaturahmi. Dan memupuk etika terutama bagi anak-anak dan kalangan remaja. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa fakta unik yang ada pada tradisi ngejot di lombok.

Fakta Unik Nama Tradisi Ngejot di Lombok

Kata Ngejot memiliki makna datang. Kata tersebut diambil dari bahasa Sasak yang terdapat di Desa Lenek. Ngejot memiliki kata dasar yaitu jot. Secara umum, tradisi Ngejot dapat diartikan sebagai kegiatan silaturahmi dengan tujuan saling berbagi rezeki dalam bentuk makanan.

Tradisi Ngejot ini dirayakan oleh masyarakat Lombok dalam rangka menyambut bulan Syawal yaitu pada hari raya Idul Fitri. terdapat di daerah Lombok bagian Timur yaitu Desa Paer Lenek yang berada di Kecamatan Lenek.

Tradisi Ngejot di Lombok dilakukan oleh Perempuan

Salah satu keunikan yang dimiliki oleh tradisi Ngejot ini adalah dilakukan oleh kaum perempuan sebagai pesertanya.

Para wanita yang menjadi peserta dalam tradisi Ngejot tersebut antara lain anak-anak, remaja, dan wanita dewasa. Para wanita akan membawa berbagai jenis makanan dan cemilan khas Lombok tepatnya dari Desa Lenek. Semua jenis makanan dan cemilan tersebut akan dibawa menggunakan sampak dan diletakkan di atas kepala setiap wanita.

Sampak merupakan wadah yang digunakan untuk meletakkan semua makanan yang akan dibawa. Bentuknya menyerupai seperti talam. Kemudian, semua makanan tersebut akan ditutupi menggunakan tembolak. Tembolak adalah penutup makanan yang bentuknya menyerupai tudung saji dan terbuat dari anyaman daun lontar yang berwarna merah.

Kegiatan Sungkeman pada Tradisi Ngejot di Lombok

Pada tradisi Ngejot ini terdapat kegiatan sungkeman. Kegiatan sungkeman ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi anggota keluarga. Selain itu, kegiatan sungkeman ini bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada anggota keluarga yang umurnya lebih tua.

Kegiatan sungkeman akan dilakukan oleh anggota keluarga yang berusia lebih muda untuk meminta maaf jika terdapat kesalahan. Sehingga, kegiatan sungkeman ini merupakan acara puncak dari tradisi Ngejot dengan harapan dapat menghapus dosa-dosa yang terdahulu.

Tradisi Ngejot di Lombok Menggunakan Peralatan Tradisional

Fakta unik lainnya yaitu menggunakan peralatan yang tradisional yaitu khas Lombok. Wadah untuk meletakkan makanan yang akan dibawa ini disebut dengan sampak.

Masyarakat Lombok menggunakan sampak untuk memberikan makanan kepada anggota keluarga, petinggi desa, dan tokoh penting lainnya.

Tujuan dari tradisi Ngejot di Lombok ini adalah untuk silaturahmi, sehingga makanan dibuat dengan sepenuh hati dan menggunakan peralatan tradisional sebagai wadah makanan.

Penyerahan Jot-Jotan dalam Tradisi Ngejot di Lombok

Jot-jotan dalam bahasa Indonesia memiliki makna berupa sesajen. Penyerahan jot-jotan ini merupakan acara yang penting dalam tradisi Ngejot. Penyerahan jot-jotan dilakukan setelah semua penduduk desa tersebut berkumpul dan akan diserahkan oleh pemuda desa.

Jot-jotan yang diserahkan berupa lauk pauk dan makanan ringan yang berasal dari Desa Lenek. Penyerahan jot-jotan ini merupakan bagian dari festival Ngejot dengan tujuan menyerahkan makanan khas Desa Lenek untuk sesajen.

Pemuka agama, pemuka adat, atau tokoh masyarakat setempat harus mengambil wudhu sebelum menyerahkan jot-jotan tersebut. Semua tokoh penting tersebut akan mengambil wudhu pada tempat yang telah disediakan sebelumnya oleh pemuda dan panitia.

Setelah selesai berwudhu, para tokoh penting ini kemudian berkumpul di dalam tenda yang dibuat dengan anyaman daun kelapa. Masyarakat Desa Lenek menyebutnya dengan pepaosan. Selanjutnya, dilakukan acara sungkeman dan penyerahan jot-jotan oleh pemuda kepada tokoh penting Desa tersebut.

Memberikan Sampak Kepada Keluarga

Masyarakat akan memberikan sampak kepada keluarga setelah selesai menyerahkan jot-jotan dalam tradisi Ngejot ini. Pemberian sampak ini dilakukan dengan cara berjalan beriringan ke rumah keluarga masing-masing. Penduduk desa setempat bebas memberikan sampak kepada keluarga atau ke masjid yang dekat dengan rumah.

Sampak yang berisi makanan khas Lombok ini, dimanfaatkan sebagai menu buka puasa untuk jamaah yang melakukan solat di masjid pada akhir bulan puasa.

Tradisi Ngejot di Lombok Secara Modern

Masyarakat Desa Lenek mewarisi tradisi ini dan dilestarikan secara turun-temurun kepada anak cucunya. Jika sebelumnya tradisi Ngejot ini dilakukan sebelum lebaran, saat ini tradisi tersebut dilakukan setelah lebaran pertama. Hal ini karena mengikuti era perkembangan zaman modern.

Sehingga, tradisi Ngejot saat ini dipengaruhi oleh gaya dan pola hidup masyarakat Desa Lenek. Meskipun telah mengikuti perkembangan zaman, tradisi Ngejot yang dilakukan saat ini tetap memperhatikan adat-istiadat dan norma yang berlaku.

Scroll to Top