Dampak Teknologi terhadap Penurunan Produktivitas Manusia

Dampak Teknologi terhadap Penurunan Produktivitas Manusia – Teknologi telah mengalami revolusi yang mengubah peradaban manusia dengan cepat, dari zaman primitif hingga era kecerdasan buatan atau artificial interlligence ( Al) masa kini, teknologi telah menyentuh hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk bisnis, militer dan pemerintah

Berbagai kemajuan dan perubahan signifikan dalam dunia bisnis maupun dunia kerja, komputer, internet, peningkatan kecepatan komunikasi, pemrosesan data, robotika, dan kecerdasan buatan (Al) adalah beberapa dari banyak inovasi teknologi yang telah merevolusi cara kerja manusia.

Ditengah segal inovasi yang menjanjikan ada masalah yang perlu kita cermati yaitu pertumbuhan produktivitas yang melambat, data menunjukkan bahwa sejak beberapa dekade terakhir tingkat produktivitas manusia di banyak negara maju cenderung menurun meskipun teknologi terus berkembang pesat.

Contohnya Negara Inggris telah mengalami penurunan tingkat pertumbuhan produktivitas dari 2,3% per tahun periode 1974 – 2008, menjadi sekitar 0,5% per tahun periode 2008 – 2020, bahkan pada tiga bulan pertama tahun 2023 turun 0,6% dari tahun sebelumnya, fenomena serupa juga terjadi di sebagian besar negara Eropa dan Amerika.

Para ekonom mencoba mencari jawaban atas fenomena ini dan salah satu penjelasannya  adalah tentang bagaimana orang mengukur dampak teknologi terhadap produktivitas, beberapa orang mungkin tidak sepenuhnya memahami atau mengukur secara akurat efisiensi dan manfaat yang diberikan oleh teknologi yang mereka gunakan, sehingga manfaatnya tidak tercermin dalam data ekonomi.

Selain itu terdapat kesenjangan yang semakin besar antara perusahaan yang mampu mengoptimalkan teknologi dengan baik dengan perusahaan yang tidak, individu yang memiliki keterampilan teknologi yang tinggi mampu memanfaatkan informasi dan perangkat lunak canggih untuk meningkatkan produktivitas mereka dengan pesat, di sisi lain perusahaan dengan kurangnya keterampilan teknologi tidak dapat mengikuti perkembangan.

Para pelaku ekonomi dan pemerintah harus berperan aktif dalam menyediakan pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan teknologi bagi masyarakat diharapkan bahwa dampak positif dari teknologi terhadap produktivitas akan semakin terasa dan dapat menggerakkan peradaban manusia menuju masa depan yang lebih maju dengan megikuti perkembangan zaman.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu bidang yang mengalami revolusi dalam peradaban manusia adalah teknologi. Sejak manusia pertama mengenal alat dan bisa menggunakannya hingga kecerdasan buatan atau artificial intelligence masa kini, teknologi terus berubah dengan cepat.
Faktanya, teknologi tidak hanya berkembang untuk menunjang kehidupan. Bidang ini juga banyak dieksplorasi di bidang bisnis, militer, hingga pemerintahan.

Di bidang bisnis dan dunia kerja, segala hal terus diubah dan ditingkatkan oleh komputer, internet, peningkatan kecepatan komunikasi, pemrosesan data, robotika, dan sekarang adalah kecerdasan buatan.

Tingkat Produktivitas Menurun

Melansir BBC, antara 1974 dan 2008, produktivitas di Inggris berdasarkan jumlah output yang didapatkan per pekerja tumbuh 2,3% per tahun.

Namun antara 2008 dan 2020, tingkat pertumbuhan produktivitas anjlok menjadi sekitar 0,5% per tahun. Dalam tiga bulan pertama pada 2023, produktivitas Inggris juga turun 0,6% dari tahun sebelumnya.

Penurunan ini serupa di sebagian besar negara Eropa dan Amerika lainnya. Di AS, pertumbuhan produktivitas antara 1995 dan 2005 adalah 3,1%, tetapi kemudian turun menjadi 1,4% dari 2005 hingga 2019.

Mengapa Produktivitas Turun Padahal Teknologi Semakin Maju?
Produktivitas adalah sesuatu yang sangat diperhatikan oleh para ekonom. Meskipun ini adalah masalah yang rumit, dengan dampak negatif krisis keuangan 2008 dan inflasi tinggi saat ini, ada dua penjelasan utama mengapa teknologi tidak meningkatkan produktivitas.

Pertama karena banyak orang tidak mengukur dampak teknologi dengan benar. Kedua karena revolusi ekonomi cenderung merupakan urusan yang berjalan lambat.

Oleh karena itu, perubahan teknologi mungkin akan terus terjadi. Namun, perlu beberapa dekade sebelum kita melihat manfaat penuhnya.

Dame Diane Coyle, dosen kebijakan publik Bennett di University of Cambridge, menjelaskan tentang bagaimana cara mengukur produktivitas.

“Tidak ada yang tidak menggunakan digital sekarang, tetapi sulit untuk melihat apa yang terjadi karena tidak ada yang terlihat dalam statistik. Kami hanya tidak mengumpulkan data dengan cara yang akan membantu kami memahami apa yang sedang terjadi,” ujarnya.

Misalnya, perusahaan yang dulunya berinvestasi pada server komputer dan departemen TI miliknya sendiri, sekarang mungkin melakukan outsourcing ke penyedia berbasis cloud di luar negeri.

Perusahaan yang melakukan outsourcing mendapatkan perangkat lunak terbaik, diperbarui setiap saat, dan dapat diandalkan serta murah.

“Namun dalam hal bagaimana kita mengukur ukuran ekonomi, langkah efisien ini membuat perusahaan terlihat lebih kecil, bukan lebih besar. Dan tidak lagi terlihat berinvestasi di bidang infrastruktur TI, yang sebelumnya akan diukur sebagai bagian dari pertumbuhan ekonominya,” tuturnya.

Menurut Coyle, ada banyak bukti bahwa apapun jenis perusahaannya kini, terdapat perbedaan yang semakin besar antara mereka yang dapat menggunakan teknologi dengan baik dan mereka yang tidak.

Misal jika ada orang yang sangat terampil, ia akan memiliki banyak data dan tahu cara menggunakan perangkat lunak yang canggih, sehingga dapat mengubah proses kerjanya dan orang dapat menggunakan informasi tersebut. Dengan begitu, produktivitas akan meningkat pesat.

Sementara di sisi lain, di sektor ekonomi yang sama, ada perusahaan lain yang tidak bisa melakukan itu.

“Teknologi tampaknya bukan masalahnya, dan dalam beberapa hal juga bukan solusinya. Pertumbuhan produktivitas yang tinggi hanya akan datang kepada mereka yang belajar bagaimana menggunakannya dengan sebaik-baiknya,” tutup Coyle.

Scroll to Top