Bobby Nasution Berharap Tokoh Pemuda Tidak Terlibat Retorik Agungkan Politik Identitas – Tahun politik telah datang, perbedaan pendapat dan pilihan dalam pesta demokrasi pun wajar terjadi. Para tokoh pemuda diharapkan tidak terlibat dalam retorika yang mengagungkan politik identitas.
Demikian disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat, Muhammad Sofyan dalam penutupan Lokalatih Mediator Konflik SARA yang di selenggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Medan, Sabtu (20/5) diHotel Madani.
“Kami berharap agar tokoh pemuda Medan, termasuk yang telah mengikuti Lokalatih Mediator Konflik SARA ini, tidak terlibat dalam retorika yang terlalu mengagumkan politik identitas. Tidak ada yang salah dengan politik dalam retorika identitas, namun ketika ia di pergunakan untuk mengotak atikkan masyarakat,Disitulah politki identitas bisa menjadi hal yang merusak tatatan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia,” sebutnya dalam kegiatan yang dihadiri ketua FKUB Medan, Muhammad Yasir Tanjung, Ketua Rumah Moderasi Beragama UINSU, Zainul Fuad, Ketua Baznas Kota Medan Muhammad Nursyam dan segenap peserta Lokalatih tersebut.
Bobby Nasution mengatakan, keberhasilan Pemilu 2024 nanti tidak terlepas dari peran para tokoh pemuda yang telah memahami dengan baik tentang dampak negatif mempertentangkan SARA.
Pada saat itu, Bobby Nasution mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Dia mengharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini para tokoh pemuda Medan menjadi bagian penting Pemko dalam menjaga kehidupan yang harmonis di Medan.
“Kiranya para tokoh pemuda Medan dapat menjadi mediator yang bijak dalam menghadapi setiap konflik akibat SARA, juga menjadi pencegah sebelum terjadinya konflik akibat SARA,” sebutnya.
Bobby Nasution juga menyampaikan apresiasi kepada FKUB yang menjadi kiblat dalam merawat kemajemukan bagi masyarakat di Kota Medan. Pluralitas ini, lanjutnya, membuktikan bahwa Medan merupakan kota yang kaya karena terdiri dari beragam latar agama, suku, budaya, dan adat istiadat.
“Oleh karena itu, FKUB Medan diharapkan terus menyebarkan pesan dan mengedukasi yang tepat kepada masyarakat sehingga kita dapat mewujudkan Medan yang toleran dan harmonis,” ungkap Wali Kota.
Usai kegiatan tersebut, Ketua FKUB Medan Muhammad Yasir Tanjung, mengungkapkan rasa syukurnya karena Lokalatih Mediator Konflik SARA ini telah berjalan dengan baik.
Dia menyebutkan, kegiatan ini berlangsung selama enam hari dengan peserta 80 yang terbagi dalam dua angkatan. Dia berharap, peserta dalam menerapkan apa yang diperoleh dalam lokalatih ini.
“Para peserta ini menjadi kader-kader kerukunan FKUB Kota Medan,” ucapnya, seraya menyebutkan, sebelumnya FKUB Medan juga telah menyelenggarakan kegiatan Sadar Kerukunan di 21 kecamatan di Medan.
Pesta demokrasi di Indonesia semakin dekat. Masyarakat pun bersiap untuk mendukung dan memilih Presiden Republik Indonesia hingga wakil rakyat periode selanjutnya. Momen pesta demokrasi ini tentu tak bisa dilepaskan dari perbedaan pendapat yang terjadi selama bulan-bulan politik nanti.
Hal ini juga menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Medan. Pasalnya, tokoh-tokoh pemuda yang ikut meramaikan pesta demokrasi tersebut bisa saja terjerumus dalam retorika mengagungkan politik identitas yang bisa merugikan persatuan Indonesia.
Wali Kota Medan Bobby Nasution menyampaikan pesan kepada para tokoh pemuda melalui surat tertulis pada saat penutupan Lokalatih Konflik SARA yang diselenggarakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Medan pada hari Sabtu (20/5) bertempat di Hotel Madani.
“Kami berharap agar tokoh pemuda Medan termasuk yang mengikuti Lokalatih ini tidak terlibat dalam retorika politik identitas. Tidak ada yang salah dengan politik identitas, tetapi jika digunakan untuk mengotak-kotakkan masyarakat, di situlah politik identitas bisa merusak persatuan,” katanya seperti dilansir dari situs resmi Pemkot Medan.
Peran Tokoh Muda
Dalam surat tertulis tersebut, Bobby Nasution mengatakan pemilu tahun 2024 nanti tak lepas dari peran besar para tokoh pemuda yang memahami betul tentang dampak negatif dalam mempertentangkan unsur SARA.
“Kiranya para tokoh pemuda Medan dapat menjadi mediator yang bijak dalam menghadapi setiap konflik akibat SARA. Selain itu juga menjadi pencegah sebelum terjadinya konflik SARA,” kata Bobby saat dibacakan surat tertulisnya oleh Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat, Muhammad Sofyan melansir dari situs resmi Pemkot Medan (20/5).
Tak hanya menyampaikan pesan untuk tokoh Pemuda Medan saja, Bobby Nasution juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Dia berharap, Kota Medan bisa menjadi bagian penting dalam menjaga keharmonisan masyarakat
Merawat Kemajemukan
Bobby Nasution juga memberikan apresiasi kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang sudah menjadi panutan dalam merawat kemajemukan masyarakat di Kota Medan. Ini menjadi bukti bahwa Kota Medan kaya akan dengan latar belakang agama, suku, budaya, dan adat istiadat.
“FKUB Medan diharapkan terus menyebarkan pesan dan mengedukasi yang tepat kepada masyarakat sehingga mampu mewujudkan Medan yang toleran dan harmonis,” kata Bobby.
Sementara itu, Ketua FKUB Medan Muhammad Yasir Tanjung bersyukur bahwa acara Lokalatih Mediator Konflik SARA itu bisa berjalan dengan baik dan lancar. Acara tersebut telah diikuti sebanyak 80 peserta yang terbagi dalam dua angkatan.