Berbagai Beberapa Jenis Tumor Rahim Jinak Dan Cara Menanganinya

Berbagai Beberapa Jenis Tumor Rahim Jinak Dan Cara Menanganinya

Berbagai Beberapa Jenis Tumor Rahim Jinak Dan Cara Menanganinya – Tumor rahim adalah kondisi ketika tumbuh benjolan pada rahim akibat pertumbuhan sel-sel rahim yang tidak normal. Tumor rahim atau yang disebut juga dengan miom/uterine fibroid ini umumnya bersifat jinak.

Meski begitu, kondisi ini tetap perlu diwaspadai, terutama untuk wanita yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan. Mari ketahui lebih jauh tentang penyebab, gejala, hingga jenis-jenis tumor rahim dalam artikel berikut ini.

Apa itu Tumor Rahim?

Pada dasarnya, tumor adalah pertumbuhan sel abnormal atau tak terkendali yang menyebabkan timbulnya benjolan pada bagian tubuh tertentu, termasuk rahim. Jadi, bisa dikatakan bahwa tumor rahim adalah benjolan (tumor) yang tumbuh di dalam rahim.

Berbeda dengan kanker rahim, tumor rahim umumnya bersifat jinak. Tumor rahim jinak (fibroid rahim) atau dalam istilah medis disebut leiomyoma/miom bisa tumbuh di bagian dalam atau luar dinding rahim. Jumlah tumor yang tumbuh dalam rahim pun bisa satu atau lebih.

Meski tumor rahim sifatnya jinak dan tidak berpotensi menyebar ke bagian tubuh lain, namun kondisi ini dapat memengaruhi fertilitas wanita. Tumor yang terus membesar pun dapat menekan rahim serta organ di sekitarnya yang menimbulkan rasa tidak nyaman hingga perdarahan dan memicu komplikasi.

Macam-Macam Tumor Rahim Jinak

Berdasarkan lokasi tumbuhnya, tumor rahim dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Tumor Intramural (Miometrium)

Miometrium adalah jenis tumor rahim yang paling sering terjadi. Sel tumor intramural biasanya tumbuh di dalam dinding rahim, tepatnya di tengah-tengah sehingga sering tak terlihat. Meski begitu, tumor ini dapat membesar dan meregangkan otot. Akibatnya, penderita akan merasakan nyeri karena tekanan dalam rahim.

2. Tumor Subserosal

Tumor subserosal adalah tumor yang tumbuh di luar dinding rahim (lebih dekat dengan lapisan luar dibandingkan lapisan dalam rahim). Jenis tumor ini tergolong cepat membesar, biasanya ditandai dengan membesarnya salah satu sisi rahim atau rahim tampak tidak simetris.

3. Tumor Submucosal

Berbeda dengan tumor subserosal, jenis tumor ini biasanya tumbuh di dekat lapisan dinding dalam rahim. Sehingga, akan terlihat gundukan-gundukan di permukaan rahim seiring dengan tumbuhnya tumor.

4. Tumor Pedunculated

Tumor pedunculated mirip dengan polip, yaitu tumor yang menggantung di ruang rahim dan akan membesar sendiri. Tumor ini bisa tumbuh dengan batang yang disertai pembuluh darah.

Penyebab Tumor Rahim

Beberapa penyebab yang memicu timbulnya tumor rahim adalah sebagai berikut:

  • Perubahan gen: Perubahan gen menyebabkan sel yang seharusnya tumbuh normal di dalam rahim menjadi tak terkendali sehingga membentuk tumor.
  • Pengaruh hormon: Hormon estrogen dan progesteron pada wanita diketahui dapat merangsang tumbuhnya tumor. Abnormalitas hormon memunculkan sel tumor, yang mana sel tersebut mengandung estrogen dan progesteron dalam jumlah banyak. Namun, beberapa sel tumor dapat mengecil bahkan menghilang seiring dengan berkurangnya kadar hormon estrogen dan progesteron ketika wanita memasuki masa menopause.
  • Kehamilan: Kehamilan menyebabkan hormon estrogen dan progesteron mengalami peningkatan. Di mana, peningkatan kedua hormon tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan tumor.
  • Riwayat keluarga: Apabila memiliki keluarga dengan riwayat tumor rahim sebelumnya, maka risiko terkena penyakit ini akan lebih tinggi.

Selain beberapa penyebab di atas, sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko wanita terkena tumor rahim adalah:

  • Berusia di atas 30 tahun dan pernah hamil serta melahirkan.
  • Menstruasi pertama terjadi di usia muda.
  • Menjalani diet tinggi protein menggunakan daging merah.
  • Menjalani diet tidak sehat dan mengonsumsi minuman beralkohol berlebih.
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.

Gejala Tumor Rahim

Sejumlah gejala yang sering muncul pada penderita tumor rahim adalah sebagai berikut:

  • Perdarahan di luar jadwal menstruasi dan berbentuk gumpalan.
  • Kram perut berlebih saat menstruasi.
  • Nyeri pada punggung bagian bawah.
  • Sering merasa ingin buang air kecil meski urine yang keluar tidak banyak (anyang-anyangan).
  • Nyeri saat berhubungan seksual.
  • Menstruasi lebih lama dari kondisi normal.
  • Merasakan tekanan pada bagian bawah perut sehingga area tersebut seakan penuh.
  • Pembengkakan pada perut atau benjolan yang dapat teraba pada area perut.

Diagnosis Tumor Rahim

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Kemudian, dokter biasanya merekomendasikan pasien untuk menjalani beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes laboratorium: Tujuan tes lab pada pasien tumor rahim adalah mengambil sampel darah untuk melihat ada atau tidaknya risiko anemia akibat perdarahan internal di rahim akibat tumor atau kelainan lainnya.
  • USG: Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat gambaran kondisi rahim secara lebih jelas guna memastikan ada atau tidaknya gangguan pada rahim.
  • MRI: Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya tumor serta melihat persebarannya.

Pengobatan Tumor Rahim

Pengobatan tumor rahim ditujukan untuk menghilangkan tumor dan meringankan gejala yang mengganggu. Beberapa pilihan pengobatan tumor rahim adalah sebagai berikut:

  • Pemberian obat-obatan: Perawatan ini bertujuan mengendalikan kadar estrogen dan progesteron di dalam tubuh untuk menghentikan perkembangan tumor serta mengatasi perdarahan di dalam rahim.
  • Prosedur non invasif: Prosedur tanpa tindakan operasi seperti HIFU.
  • Prosedur minimal invasif: Prosedur minimal invasif dilakukan dengan membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan alat melalui sayatan tersebut.
  • Prosedur invasif: Prosedur ini biasanya digunakan untuk menangani tumor di dalam rahim yang jumlahnya banyak dan kondisinya sudah parah. Pembedahan ini dilakukan dengan mengangkat tumor atau keseluruhan rahim dan organ yang terdampak.
Scroll to Top