Berapa Lama Reaksi Obat Tidur hingga Anda Mengantuk? – Demi mendapatkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas, beberapa orang masih memerlukan bantuan obat tidur. Namun, sebelum menggunakannya, sudah tahukah Anda berapa lama waktu yang dibutuhkan obat tidur hingga menimbulkan reaksi berupa rasa kantuk?
Berapa lama reaksi obat tidur?
Obat tidur rata-rata akan mulai bereaksi di dalam tubuh setelah 20 menit sampai satu jam setelah diminum. Namun, reaksi obat mungkin menjadi lebih lama atau cepat tergantung dengan dosis, kondisi tubuh, dan jenis obat yang dipilih. Berikut merupakan beberapa macam obat tidur dan berapa lama reaksinya dapat bertahan dalam tubuh Anda.
1. Difenhidramin
Obat satu ini bekerja dengan cara memengaruhi reseptor histamin di dalam otak sehingga menimbulkan kantuk. Difenhidramin dapat membuat Anda tertidur selama 4–6 jam. Namun, ia bisa menimbulkan efek samping berupa kantuk pada siang hari dan sulit buang air kecil.
2. Benzodiazepin
Obat tidur yang hanya bisa didapat dengan resep dokter ini bekerja dengan meningkatkan kinerja reseptor GABA pada otak sehingga membuat Anda merasa lebih tenang dan mengantuk. Benzodiazepin bisa menjaga kenyamanan tidur Anda selama 4–12 jam. Bagi beberapa orang, obat psikoaktif ini bisa memberikan efek samping berupa pusing hingga melemahnya koordinasi otot.
3. Zolpidem tartrate
Dilansir dari laman Penn Medicine, zolpidem tartrate bisa bereaksi kurang dari 30 menit setelah diminum. Obat ini kemudian akan membuat Anda tertidur selama 6–8 jam. Beberapa orang yang memakai zolpidem tartrate mungkin akan merasakan efek samping obat berupa kehilangan keseimbangan, pusing, dan kelelahan.
4. Ramelteon
Obat ini akan bekerja dengan cara merangsang reseptor melatonin pada area otak yang bertugas mengontrol siklus tidur. Anda mungkin mulai mengantuk setelah jeda 30 menit dari waktu minum obat tidur. Setelah itu, ramelteon akan membuat Anda tertidur selama 7–8 jam. Obat yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter ini mungkin membuat Anda merasa kelelahan dan malas beraktivitas sebagai efek sampingnya.
Perlu diingat bahwa penggunaan obat tidur umumnya hanya digunakan dalam jangka pendek. Pasalnya, penggunaan dalam jangka panjang dikhawatirkan bisa menyebabkan ketergantungan sehingga Anda hanya bisa tertidur setelah minum obat.
Pada jam berapa Anda harus minum obat tidur?
Obat tidur sebaiknya diminum setidaknya 30 menit sebelum waktu tidur atau 7–8 jam sebelum jam bangun Anda. Sesuaikan waktu untuk minum obat tidur dengan pukul berapa Anda ingin bangun dan lamanya reaksi obat tidur bertahan. Contohnya, Anda perlu minum ramelton yang bisa membuat Anda tertidur selama 7–8 jam tetapi ingin terbangun pukul 5 pagi.
Maka, Anda sebaiknya minum obat paling lambat pukul 20.30 atau 21.30. Anda sebaiknya tidak minum obat tidur terlalu malam. Pasalnya, ini mungkin akan membuat Anda merasakan kantuk pada siang hari. Sebelum memutuskan untuk minum obat tidur, Anda bisa mencoba mengatasi kesulitan tidur atau insomnia dengan beberapa metode berikut.
- Kurangi minum kafein dari kopi, soda, cokelat, maupun sumber lainnya, terutama saat mendekati jam tidur.
- Hentikan penggunaan perangkat eletronik setidaknya 30 menit sebelum jam tidur.
- Terapkan jadwal tidur dengan bangun dan tidur pada waktu yang sama.
- Hindari makan besar sebelum tidur.
- Hindari merokok dan minum alkohol sebelum tidur.
- Tenangkan pikiran sebelum tidur dengan cara mendengarkan musik atau membaca buku.
- Ubah suasana kamar tidur menjadi lebih gelap dan sejuk.
Aturan minum obat tidur yang benar
Untuk mendapatkan hasil penggunaan obat tidur yang optimal, Anda harus mengonsumsinya dengan tepat sesuai aturan minum obat. Selain itu, berikut sejumlah hal yang perlu Anda perhatikan.
1. Konsumsi obat atas resep dokter
Beberapa jenis obat tidur memang bisa didapatkan tanpa resep. Namun, akan lebih baik jika Anda memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu sebelum memilih obat tidur. Dengan periksa ke dokter, Anda bisa tahu apakah ada masalah lain yang membuat Anda kesulitan tidur sehingga membutuhkan perawatan terpisah.
Dokter juga bisa memilihkan obat tidur yang paling sesuai dengan kondisi Anda serta aturan konsumsinya sehingga reaksinya muncul lebih cepat. Anda juga perlu ke dokter jika obat tidur yang Anda minum tidak juga bekerja dengan baik setelah digunakan selama satu minggu.
2. Hindari mengonsumsi obat di luar waktu tidur
Sesuai dengan namanya, fungsi obat tidur ialah adalah membuat Anda cepat terlelap. Jika minum obat di luar jam tidur, Anda mungkin semakin kesulitan untuk beristirahat saat memasuki jam tidur. Selain itu, pastikan bahwa Anda memang ingin memiliki waktu tidur yang lebih lama dari biasanya saat minum obat tidur. Pasalnya, bangun lebih cepat dari waktu kerja jam tidur dapat meningkatkan risiko efek samping.
3. Perhatikan efek sampingnya
Dokter biasanya akan menyampaikan efek samping obat tidur saat meresepkannya. Namun, jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut, terutama jika Anda memiliki masalah kesehatan tertentu. Pasalnya, bukan hanya berapa lama reaksi obat tidur muncul, efek sampingnya pun mungkin berbeda menurut kondisi kesehatan orang yang meminumnya. Selain itu, jangan ragu untuk kembali ke dokter jika efek samping yang Anda rasakan semakin memburuk atau mulai mengganggu aktivitas harian.
4. Berhenti secara perlahan
Jika ingin menghentikan penggunaan obat, dokter akan mengurangi dosis obat tidur sampai akhirnya Anda bisa-bisa berhenti menggunakannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi efek rebound insomnia, yakni kesulitan tidur ketika seseorang berhenti mengonsumsi obat secara mendadak.
Penting diketahui bahwa beberapa orang memang kerap merasakan sakit kepala hingga susah tidur selama beberapa hari setelah berusaha berhenti menggunakan obat. Oleh karena itu, Anda perlu mengurangi dosisnya secara perlahan. Jeda waktu setelah minum obat tidur yang terakhir akan makin panjang hingga akhirnya Anda bisa berhenti sama sekali.