1. Kerusakan sfingter esofagus bawah
Pada kebanyakan penderita, refluks asam lambung dapat terjadi karena otot di bagian bawah kerngkongan (sfingter esofagus bawah) yang bertindak sebagai pintu gerbang ke lambung menjadi lemah atau kendur. Jika lemah atau kendur, sfingter esofagus bawah tidak akan menutup sepenuhnya setelah makanan masuk ke lambung Anda.
Asam lambung kemudian dapat kembali naik ke kerongkongan. Lapisan kerongkongan tidak sama dengan lambung dan tidak mampu mengatasi asam juga, sehingga mudah terluka. Refluks asam ke kerongkongan inilah yang akan menghasilkan gejala dan potensi kerusakan padanya.
Terkadang malfungsi ini bersifat struktural, tetapi makanan dan minuman tertentu, obat-obatan, dan faktor lain dapat melemahkan sfingter esofagus bawah dan merusak fungsinya.
2. Obesitas
Menjadi gemuk dapat meningkatkan tekanan pada lambung Anda, membuat gejala GERD lebih buruk. Hubungan yang tepat antara GERD dan obesitas tidak sepenuhnya dipahami, tetapi obesitas dianggap sebagai penyebab potensial dan faktor risiko untuk mengembangkan GERD.
3. Efek samping obat-obatan
Ada berbagai obat yang dapat memengaruhi risiko GERD dan memperburuk gejala. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen dapat menimbulkan efek samping di saluran gastrointestinal (lambung dan usus) saat diminum.
Obat-obatan ini biasanya dikaitkan dengan penyebab tukak lambung dan juga dapat memperburuk heartburn dan iritasi esofagus, mungkin dengan melemahkan atau merelaksasi sfingter esofagus bawah.
Pada orang yang sudah menderita GERD, obat-obatan ini dapat meningkatkan keparahan gejala. Sementara pada orang yang tidak menderita GERD, penggunaan NSAID jangka panjang dapat berkontribusi untuk mengembangkan GERD Obat resep tertentu juga dapat menyebabkan atau memperburuk gejala GERD.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda mulai mengalami gejala apa pun saat menjalani pengobatan. Berikut adalah beberapa penyebab umum: Berikut adalah beberapa obat yang umum menjadi penyebab GERD.
Calcium-channel blockers (CCBs) atau antagonis kalsium adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan penyakit jantung Antikolinergik adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gangguan saluran kemih, alergi, dan glaukoma .
Beta-adrenergic agonists yang digunakan untuk asma dan penyakit paru obstruktif Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline, Tofranil (imipramine), dan Pamelor (nortriptyline) yang digunakan untuk meredakan gejala depresi, bipolar, atau distimia Antihistamin adalah obat yang digunakan untuk alergi Obat penghilang rasa sakit resep seperti kodein dan obat-obatan yang mengandung asetaminofen dan hidrokodon Progesteron Quinidine.
Yakni obat antimalaria yang digunakan untuk mengobati aritmia jantung dan malaria Obat penenang dan benzodiazepin, seperti Valium (diazepam) Teofilin adalah obat yang digunakan dalam bronkodilator untuk asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru-paru lainnya Diazepam.
Yang digunakan untuk mengobati kejang Dopamin yang digunakan pada penyakit Parkinson Bifosfonat yang digunakan untuk mengobati osteoporosis Antibiotik, seperti tetrasiklin Suplemen kalium Suplemen zat besi
4. Merokok
Merokok atau menghirup asap rokok juga dianggap sebagai penyebab dan faktor risiko untuk mengembangkan GERD. Ada banyak cara merokok dapat menyebabkan heartburn, seperti mengurangi jumlah air liur yang Anda hasilkan, menyebabkan perut Anda kosong lebih lambat, dan memproduksi lebih banyak asam lambung.
Berhenti merokok mungkin adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejala atau menurunkan risiko terkena refluks asam lambung berulang.
5. Hernia hiatus
Hernia hiatus atau hernia hiatal terjadi ketika bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma (hiatus). Kondisi ini dapat menurunkan tekanan pada sfingter esofagus bawah yang bisa menyebabkan refluks asam lambung. Hernia hiatus dapat terjadi pada orang dari segala usia. Tapi, kebanyakan terjadi pada kelompok lanjut usia (lansia).
6. Gangguan fungsi perut
Seseorang yang menderita GERD mungkin memiliki fungsi saraf atau otot yang tidak normal di perut yang pada gilirannya dapat menyebabkan makanan dicerna terlalu lambat. Hal ini menyebabkan penundaan perut mengosongkan isinya, meningkatkan tekanan di dalamnya dan meningkatkan risiko refluks asam lambung.
7. Abnormalitas motilitas
Dalam pencernaan normal, makanan dipindahkan melalui saluran pencernaan dengan kontraksi berirama yang disebut peristaltik. Jika Anda menderita kelainan motilitas pencernaan, kontraksi ini bisa tidak berjalan secara normal.
Kelainan ini dapat disebabkan oleh salah satu dari dua penyebab, yakni: Masalah di dalam otot itu sendiri Masalah dengan saraf atau hormon yang mengontrol kontraksi otot Masalah peristaltik di kerongkongan sering terjadi pada GERD, meskipun tidak jelas apakah kejadian tersebut merupakan penyebab atau akibat dari efek jangka panjang GERD.
8. Kehamilan
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan dapat mengendurkan sfingter esofagus wanita yang dapat memicu refluks asam lambung berulang.
Ditambah lagi, perut wanita hamil yang membesar dapatt memberi lebih banyak tekanan pada lambung. Oleh karena itu, cukup normal bagi wanita hamil untuk mengalami heartburn akibat GERD.
9. Asma
Lebih dari 75 persen penderita asma diyakini juga menderita GERD. Tidak ada yang benar-benar tahu apakah asma menjadi penyebab GERD, atau sebaliknya. Ada beberapa alasan mengapa kedua kondisi tersebut terkait satu sama lain.
Pertama adalah bahwa batuk yang menyertai serangan asma dapat menyebabkan perubahan tekanan dada, yang dapat memicu refluks asam lambung.
Lalu ada fakta bahwa obat asma tertentu dapat melebarkan saluran udara, mengendurkan sfingter esofagus bawah dan menyebabkan refluks asam lambung.
Kedua, penyakit dapat memperburuk gejala yang lain. Mengobati GERD biasanya dapat membantu meredakan gejala asma juga.
10. Konsumsi makanan tertentu
Ada perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah makanan tertentu dapat menyebabkan heartburn. Jika Anda jarang mengalami heartburn, makanan biasanya tidak terkait dengan “serangan” ini.
Tetapi jika Anda mengalaminya secara berulang, Anda mungkin memperhatikan bahwa beberapa makanan atau hanya makan terlalu banyak tampaknya dapat menyebabkan heartburn.
Beberapa pilihan makanan dilaporkan dapat merangsang produksi asam lambung dan beberapa mengendurkan sfingter esofagus bawah. Biasanya, katup ini dapat menutup rapat untuk menyimpan makanan dan asam lambung di lambung Anda.
Jika kendur atau terbuka, makanan dan asam lambung pun bisa naik kembali ke kerongkongan dan Anda mungkin merasakan heartburn. Berikut ini adalah contoh makanan yang bisa mengendurkan sfingter esofagus bawah: Makanan yang digoreng (berminyak) Daging tinggi lemak Mentega dan margarin Mayones Saus krim Saus salad.
Produk olahan susu Cokelat Permen Minuman berkafein seperti minuman ringan, kopi, teh, dan kakao Sementara itu, berikut ini adalah makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung dan meningkatkan risiko heartburn: Minuman berkafein Minuman berkarbonasi Alkohol Makanan pedas Lada hitam Buah jeruk Jus tomat