Bahaya Makan Tengah Malam Yang Tidak Boleh Diabaikan – Siapa yang tidak suka makan di tengah malam?
Pada umumnya banyak sekali dari berbagai kalangan muda dan juga dewasa yang sangat suka makan di tengah malam.
Hal ini merupakan salah satu yang sangat sering sekali di lakukan di tengah malam untuk menghilangkan rasa lapar di tengah malam.
Banyak sekali dari berbagai kalangan muda ataupun dewasa yang merasa kelaparan di saat tengah malam yang di mana sebelum tidur maupun sesudah tidur tebangun merasakan kelaparan di bagian perut yang keroncongan.
Nah di karenakan penyebab ini banyak sekali orang yang mengonsumsi asupan nutrisi pada malam hari.
Tidak hanya itu saja sebagian org juga tidak tahu bahwa makan di tengah makan sangat berbahaya bagi kesehatan yang tidak boleh di abaikan oleh sebagian orang yang sangat gemar makan di tengah malam.
Siapa yang suka banget makan tengah malam, mau makan berat atau pun makan ringan. Ternyata makan tengah malam itu tidak baik loh, secara medis kita dianjurkan untuk makan malam paling lambat tiga jam sebelum tidur.
Jadi misalnya biasanya kita tidur pada pukul 22.00, maka sebaiknya menuntaskan makan malam sebelum pukul 19.00.
Hal ini penting untuk memberikan kesempatan bagi lambung dan usus untuk mencerna dan memetabolisme makanan dengan baik.
Mengonsumsi makanan terlalu malam dapat menyebabkan lebih banyak makanan yang disimpan tubuh sebagai lemak, dibandingkan yang diubah menjadi energi untuk beraktivitas.
Berikut salah satu dari beberapa Bahaya Makan Tengah Malam Yang Tidak Boleh Diabaikan sebagai berikut :
1. Gangguan pencernaan
Bahaya makan tengah malam yang tak boleh diabaikan salah satunya adalah gangguan pencernaan. Jarak antara waktu makan dan tidur yang terlalu dekat dapat menyebabkan penyakit asam lambung.
Gejala asam lambung naik ditandai dengan asam lambung dari perut naik ke kerongkongan, rasa panas dan nyeri di dada atau perut atas, sampai sakit tenggorokan.
Efek makan tengah malam lainnya yaitu dispepsia atau sakit perut. Gejala dispepsia berupa rasa begah di perut, mual, atau perut terasa nyeri.
Selain makan tengah malam, dispepsia bisa disebabkan makan terlalu cepat, berlebihan, makanan berlemak dan berminyak, makanan terlalu pedas, minum asupan tinggi kafein, alkohol, dan soda.
2. Susah tidur
Tidak hanya gangguan pencernaan, bahaya makan tengah malam lainnya adalah memicu susah tidur. Gangguan pencernaan sebelum tidur dapat membuat seseorang jadi susah tidur.
Makan terlalu dekat dengan jadwal istirahat juga bisa menurunkan kualitas tidur. Dampaknya, seseorang tidurnya jadi tidak nyenyak dan akan bergadang. Kondisi ini bisa membuat tubuh rasanya kurang istirahat dan jadi pusing keesokan harinya.
3. Berpotensi meningkatkan berat badan
Efek buruk makan tengah malam yang perlu diwaspadai lainnya adalah peningkatan berat badan. Menurut penelitian yang diterbitkan di Penn Medicine (2017),
makan tengah malam potensial meningkatkan berat badan, kadar gula darah, dan kolesterol. Ketiganya bisa jadi pemicu penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
4. Mengacaukan pola makan
Selanjutnya Bahaya makan tengah malam yang tak boleh disepelekan yaitu mengacaukan pola makan selanjutnya.
Makan tengah malam praktis dapat mengurangi rasa lapar keesokan harinya. Imbasnya, Anda rentan melewatkan sarapan dan makan lebih banyak pada siang atau sore hari.
Jika tidak sarapan maka kita akan lebih cepat kelelahan sehingga untuk melakukan aktivitas tidak efektif.
5. Lelah fisik dan mental
Makanan yang dikonsumsi sebelum tidur cenderung terbakar lebih sedikit. Akhirnya makanan tersebut berubah menjadi lemak yang berkontribusi pada kenaikan berat badan. Jika ingin menurunkan berat badan, maka makan sebelum tidur harus dihindari.
Sebuah studi tahun 2020 yang terbit di The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism menemukan bahwa seseorang yang makan lebih dari pukul sepuluh malam kemungkinan besar akan mengembangkan intoleransi glukosa.
Makan sebelum tidur juga bisa berdampak tidak langsung pada penurunan produktivitas seseorang.
Seseorang yang makan tidak sehat di malam hari cenderung memiliki masalah fisik, seperti sakit kepala, diare, atau sulit fokus. Akhirnya kondisi ini akan mengurangi produktivitas Anda di tempat kerja.