Partikel alergen hewan peliharaan dapat terbawa ke pakaian, terbang di udara, menetap di furnitur dan tempat tidur, hingga tertinggal di lingkungan terbawa partikel debu.
Tanda-tanda umum alergi kucing biasanya muncul segera setelah bersentuhan dengan bulu kucing, air liur, atau urine.
Alergen kucing yang lebih dari 90 persen dipercaya orang berasal dari air liur dan kulit kucing. Angka kejadiannya banyak disebabkan oleh kucing jantan.
Alergen dapat menyebabkan pembengkakan dan gatal pada selaput di sekitar mata dan hidung, biasanya menyebabkan radang mata dan hidung tersumbat.
Beberapa orang mungkin mengalami ruam di wajah, leher, atau dada bagian atas sebagai respons terhadap alergen.
Reaksi-reaksi ini akan terjadi jika orang yang sensitif memasuki ruangan di mana kucing pernah berada di tempat itu, bahkan jika kucing itu sudah tidak ada.
Alergi dan sensitivitas ini terjadi karena bulu kucing yang masih tertinggal.
5. Menyebabkan Toksoplasmosis
Kucing adalah inang alami jenis parasit ini dan kotorannya dapat membawa jutaan telur parasit.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebagian besar orang yang menderita toksoplasmosis tidak pernah memiliki gejala sama sekali.
Namun, lebih dari 40 juta orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa di Amerika Serikat terinfeksi parasit ini.
Pada wanita hamil, penyakit ini bisa membahayakan janin dalam kandungan jika terinfeksi. Jadi berhati-hati ya Moms.
Jika terinfeksi untuk pertama kali sebelum atau selama kehamilan, Moms dapat menularkan infeksi tersebut kepada bayi (toksoplasmosis kongenital), bahkan apabila Moms sendiri tidak memiliki tanda dan gejala.
Bayi paling berisiko tertular toksoplasmosis jika Moms terinfeksi pada trimester ketiga. Banyak infeksi awal berakhir dengan janin lahir dalam keadaan meninggal atau keguguran.
Bayi yang bertahan hidup dengan infeksi ini kemungkinan besar akan lahir dengan masalah serius, seperti kejang, pembesaran hati dan limpa, menguningnya kulit dan bagian putih mata, hingga infeksi mata yang parah.
6. Memicu Asma
Bahaya dari bulu kucing pada manusia berikutnya adalah asma. Bulu hewan seperti bulu kucing dapat memicu asma.
Alergen dalam bulu hewan berasal dari protein sel kulit mati. Mereka datang dalam bentuk serpihan kulit kecil di rambut, serpihan kecil ini bisa mengudara dalam bentuk debu.
Meskipun ini sama dengan reaksi alergi, bagi mereka yang menderita asma, reaksinya bisa sangat kuat.
Memiliki hewan peliharaan ketika anggota keluarga memiliki asma sangat tidak disarankan.
Serangan asma bisa berpotensi mengancam jiwa bagi banyak penderita. Mereka yang memiliki reaksi asma yang sangat kuat terhadap hewan harus selalu menjauhi rambut atau bulu kucing maupun anjing.