Bagaimana Teknologi Mempengaruhi Kualitas tidur? Berikut ini Faktanya

Bagaiman Teknologi Mempengaruhi Kualitas tidur? Berikut ini Faktanya – Seiring dengan semakin majunya zaman, teknologi semakin canggih untuk membantu memudahkan kehidupan manusia. Terutama bagi sektor produksi, dengan adanya teknologi, tidak memerlukan waktu lama untuk membuat sesuatu. Teknologi tidak akan pernah lelah seperti manusia.

Selain dalam bidang produksi, teknologi juga membantu kehidupan manusia dalam hal pendidikan. Khususnya saat pandemi covid-19 dimana sebagian besar sekolah terpaksa untuk dilakukan secara online. Teknologi seperti laptop, smartphone dan komputer diperlukan untuk menunjang aktivitas pembelajaran.

Teknologi khususnya gadget dapat membantu seseorang untuk berkomunikasi. Dengan bantuan Internet, seseorang dapat berjejaring melalui media sosial dengan mudah. Saat ini, media sosial mempunyai yang besar salah satunya pada bidang bisnis. Sebab banyak orang beralih untuk berbisnis secara online karena dapat melakukan promosi dengan mudah untuk menunjang kesuksesan.

Memandang layar gadget seharian penuh dapat membuat mata kelelahan. Lalu apakah kualitas tidur juga dapat terganggu akibat teknologi? Dilansir dari Sleep Health Foundation, berikut ini pengaruh teknologi terhadap kualitas tidur:

Membuat Tubuh Tetap Terjaga

1. Cahaya Pada Layar Dapat Meningkatkan Kewaspadaan

Penelitian yang dilakukan menguji dampak kecerahan layar pada gadget seperti tablet dan laptop hingga 5 jam sebelum tidur. Hormon melatonin yang membantu untuk tidur mulai meningkat selama 1,5 jam saat menggunakan teknologi dan orang tersebut akan merasa kurang mengantuk. Hal ini dikarenakan hormon melatonin merespon cahaya dan menganggapnya sebagai siang hari.

Jika dilakukan setiap hari, hal ini akan berarti membuat tubuh untuk menolak atau menunda waktu tidur. Karena layar gadget terdapat blue light yang menyebabkan penekanan melatonin sehingga rasa kantuk akan mudah hilang. Meskipun bermain ponsel di siang hari memberikan manfaat agar dapat terjaga, namun jika di malam hari maka akan mempengaruhi kualitas tidur.

Sehingga ada baiknya untuk menghindari bermain gadget sebelum tidur. Hal tersebut dapat diganti dengan membaca buku, menulis jurnal atau melakukan hobi lain dan menjauhi gadget. Hal ini dapat membuat tubuh rileks sehingga memudahkan untuk tertidur.

Tidak Siap Tidur

2. Aktivitas Pada Gadget Dapat Membuat Seseorang Kurang Siap Untuk Tidur

Ketika seharusnya tubuh tertidur di malam hari, karena aktivitas gadget tersebut menyebabkan penekanan melatonin. Pada normalnya, hormon melatonin memang dilepaskan oleh tubuh tiap malam agar tubuh dapat rileks sebelum tidur.

Perbandingan telah dilakukan pada seseorang yang membaca buku fisik dengan e-book. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa seseorang yang membaca melalui e-book membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur dan cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk.

Meskipun aktivitasnya sama-sama membaca, tetapi membaca melalui e-book tetap mempengaruhi kualitas tidur karena cahaya yang berasal dari perangkat. Membaca buku fisik merupakan pilihan terbaik untuk membuat tubuh rileks.

Lupa Waktu

3. Keasyikan Bermain Gadget Dapat Membuat Lupa Waktu

Jenis konten tertentu memiliki dampak yang kuat terhadap kualitas tidur. Sebagai contoh video game membuat seseorang ingin bermain terus sampai menyelesaikan pada level tertentu sehingga membuat banyak orang lupa waktu.

Hal ini menyebabkan pengurangan waktu tidur terutama jika keesokan paginya diharuskan untuk berangkat kerja atau ke sekolah. Video game dapat meningkatkan detak jantung saat bermain sehingga mempengaruhi kualitas tidur.

Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi banyak membantu kehidupan manusia, namun jika tetap melakukannya di saat jam tidur, maka akan mempengaruhi kualitas tidur yang didapatkan sehingga tidur akan terasa kurang nyenyak dan perasaan mengantuk keesokan paginya. Biasakan untuk tidak bermain gadget sebelum tidur, Anda bisa melakukan aktivitas lain seperti membaca buku fisik, menggambar dan melukis sebelum tidur.

Tujuan

Hanya ada beberapa studi tentang penggunaan perangkat elektronik dan tidur pada populasi orang dewasa, jadi kami berusaha untuk menyelidiki dampak penggunaan teknologi sebelum tidur pada kualitas tidur dan kantuk di siang hari yang berlebihan (EDS) melalui survei populasi orang dewasa di Arab Saudi.
Bahan dan metode

Survei cross-sectional terhadap 10.106 orang dewasa Arab Saudi ini mengumpulkan data tentang jumlah dan frekuensi penggunaan perangkat elektronik (smartphone, tablet, komputer, televisi, radio, dan pemutar musik) pada waktu tidur, kualitas tidur, dan EDS yang diukur dengan kantuk Epworth. skala. Asosiasi antara nomor perangkat elektronik dan frekuensi penggunaan dan hasil terkait tidur dievaluasi menggunakan regresi logistik biner.
Hasil

Dua puluh delapan persen dan 9,7% responden masing-masing melaporkan kualitas tidur “cukup” atau “sangat buruk” pada bulan sebelumnya. 95,1% responden memiliki smartphone di kamar tidur mereka, yang digunakan secara teratur (beberapa malam dalam seminggu, setiap atau hampir setiap malam) oleh 80,7% responden. Jumlah perangkat di kamar tidur memiliki sedikit pengaruh pada parameter kualitas tidur dan EDS, tetapi penggunaan rutin hampir semua perangkat dikaitkan dengan kualitas tidur yang “buruk” atau “sangat buruk” (rasio odds (OR) 1,32-2,12); penggunaan smartphone atau tablet dikaitkan dengan latensi tidur >30 menit (smartphone OR 1,98, 95% CI: 1,51-2,60; p<0,0001; tablet OR 1,44, 95% CI: 1,05-1,99; p<0,05). Penggunaan perangkat elektronik dikaitkan dengan risiko EDS sedang hingga berat sebesar 1,3-1,9 kali lipat.

Diskusi

Studi besar ini memperkuat bukti terbatas pada orang dewasa bahwa penggunaan perangkat elektronik selama waktu tidur yang biasanya disediakan untuk tidur berdampak pada kualitas tidur. Nasihat kebersihan tidur harus diperbarui untuk menyertakan pembatasan penggunaan perangkat elektronik di kamar tidur.

Tidur sangat penting untuk kesehatan manusia, kesejahteraan, dan fungsi sehari-hari, tidak hanya memengaruhi kesehatan mental dan fisik individu 1 tetapi juga masyarakat. Misalnya, kantuk di siang hari yang berlebihan (EDS) dikaitkan dengan indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, diabetes melitus, depresi, dan penurunan kualitas hidup 2 , 3 , hingga sepertiga dari kecelakaan kendaraan bermotor yang fatal dianggap melibatkan pengemudi yang mengantuk 4 , dan kantuk di tempat kerja diketahui merupakan beban ekonomi yang signifikan bagi individu, sistem perawatan kesehatan, dan pemberi kerja 5. Oleh karena itu, tidur dan rasa kantuk berdampak luas pada semua aspek kesehatan masyarakat dan ekonomi, mewajibkan langkah-langkah untuk mengurangi konsekuensi dari disfungsi terkait tidur. Untuk mencapai hal ini, memahami faktor-faktor yang memengaruhi kualitas tidur di tingkat populasi sangatlah penting.

Kemajuan teknologi, peningkatan standar hidup, permintaan akan ketersediaan profesional dan pribadi 24/7, dan yang terbaru mengubah interaksi sosial menjadi komunikasi berbasis web karena pandemi COVID-19 telah mengubah lingkungan rumah. Hal ini terutama berlaku di kamar tidur, yang di banyak rumah menjadi kaya akan media, berisi banyak perangkat elektronik termasuk telepon pintar, televisi, perangkat tablet, dan komputer. Secara khusus, munculnya smartphone – melalui keberadaannya, portabilitas, dan konektivitasnya – membuatnya nyaman untuk menggunakan setidaknya satu bentuk perangkat elektronik di tempat tidur. Sifat teknologi yang terus berkembang dan berubah berarti ada kebutuhan berkelanjutan untuk mempelajari dampak perangkat elektronik pada perilaku tidur untuk menginformasikan kebijakan tentang kebersihan tidur yang sesuai dengan era teknologi.

Scroll to Top