America Sebut Kemajuan Teknologi Luar Angkasa China sebagai Ancaman! – Direktur staf Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS), Nina Armagno, pada Senin (28/11/2022) menyampaikan kekhawatirannya terhadap perkembangan teknologi luar angkasa China.
Armagno menilai, kemajuan teknologi China akan mengancam supremasi AS diluar angkasa.
“Saya pikir sangat mungkin mereka bisa mengejar dan melampaui kita, tentu saja,” kata Armagno pada sebuah acara di Sydney yang diselenggarakan oleh Australian Strategic Policy Institute, sebuah organisasi penelitian yang sebagaian dananya berasal dari pemerintah AS dan Australia.
“Kemajuan yang mereka buat sangat menakjubkan, sangat cepat,” tambahnya, dikutip dari Reuters.
1. China dinilai berniat ubah tatanan internasional
Armagno mengatakan, China berniat untuk mengubah tatanan internasional yang ada. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, Beijing berusaha meningkatkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer dan teknologinya.
Walaupun AS dan Rusia telah terlebih dahulu terlibat dalam perlombaan di luar angkasa, China telah menuai berbagai kemajuan signifikan untuk mengejar ketertinggalan.
Kemajuan Beijing dapat dilihat dalam program pengembangan teknologi ruang angkasa militernya, seperti di bidang komunikasi satelit dan pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. Berbagai kemajuan yang ditorehkan ini berhasil membuat Washington dan negara barat lainnya was-was.
2. Limbah program rudal China-Rusia timbulkan bahaya
Pejabat AS itu juga menggambarkan program rudal yang dijalankan China-Rusia sebagai tindakan sembrono. Aktivitas itu dinilai berbahaya karena menghasilkan banyak puing-puing roket di ruang angkasa.
“Puing-puing ini mengancam semua sistem kita di luar angkasa, dan sistem ini sangat vital untuk kepentingan keamanan, ekonomi, dan ilmiah semua negara,” kata Armagno.
China memang terkenal memiliki pandangan yang ambisius terkait program eksplorasi luar angkasanya. Ye Peijian, kepala Program Eksplorasi Bulan China, menyamakan eksplorasi ke bulan dan Mars dengan usaha Beijing untuk mengklaim pulau-pulau di wilayah Laut China Selatan yang dipersengketakan.
China dikabarkan sedang mengembangkan teknologi eksperimental yang ditujukan menambang sumber daya alam yang dimiliki asteroid dan planet kecil, dilansir dari CNBC.
3. China kembali kirim 3 taikonaut untuk bangun stasiun luar angkasa
China dikabarkan bakal mengirim 3 taikonautnya, yaitu Fei Junlong, Deng Qingming dan Zhang Lu ke luar angkasa. Mereka akan tergabung dalam misi berawak Shenzhou-15 yang akan berangkat pada Selasa malam (29/11/2022) dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di tepi Gurun Gobi.
Para taikonaut akan bergabung dengan 3 taikonaut lain yang telah berangkat terlebih dahulu pada Juni lalu ke luar angkasa. Mereka akan melanjutkan pembangunan stasiun luar angkasa pertama China, Tiangong.
Tiangong akan memiliki berat sekitar 66 ton, lebih kecil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang meluncurkan modul pertamanya pada 1998 dan beratnya sekitar 465 ton. China memutuskan untuk membangun stasiun luar angkasanya sendiri setelah dilarang ikut serta dalam program ISS oleh Amerika Serikat.
Dengan umur 10-15 tahun, Tiangong suatu hari nanti dapat menjadi satu-satunya stasiun luar angkasa yang masih beroperasi, jika ISS mematuhi rencana operasional 30 tahunnya, dilansir dari Voice of America.
China punya senjata luar biasa untuk menjegal Amerika Serikat (AS) di antariksa. Dilaporkan negara tersebut punya senjata siber untuk membajak satelit milik Barat.
Laporan ini diungkapkan oleh Badan Intelijen Pusat (CIA). Selain senjata siber, ancaman juga datang saat China juga melakukan peningkatan program antariksa selama beberapa tahun terakhir.
Pejabat Badan Intelijen Pertahanan (DIA) juga menjelaskan China telah menggunakan sebagian besar satelitnya untuk melakukan pengintaian dan mengumpulkan informasi intelijen dari luar angkasa. Sejauh ini, China disebut memiliki 514 satelit di atas sana.
China juga diketahui mengeluarkan investasi besar untuk mengembangkan kemampuan teknologinya. Belum lama ini, ahli keamanan memperingatkan AS soal kemampuan teknologi China.
Menurut mantan penasihat keamanan nasional untuk Wapres AS, John Hannah, China punya tujuan untuk mengganggu, menurunkan, hingga menghancurkan kemampuan AS, khususnya di luar angkasa.
“Pada masa depan perang, salah satu domain yang paling diperebutkan adalah ruang angkasa. Pada intinya, ruang angkasa adalah medan baru. Negara yang mengendalikan angkasa dan medan perang berikutnya secara efektif, saya pikir mendapat peluang terbaik untuk benar-benar memenangkan perang,” kata Hannah, dikutip Fox Business, Jumat (28/4/2023).
“Jika China mampu melumpuhkan kemampuan kita untuk melihat apa yang dilakukan musuh, kemampuan kita untuk menggunakan komando, dan kendali serta komunikasi antara pasukan kita sendiri, itu game over bagi kita di medan perang di Bumi ini,” lanjutnya.
Hannah meyakini kemampuan teknologi siber China memungkinkan mereka bisa mengganggu satelit AS. Selain itu memiliki kemampuan meniru hingga membajak frekuensinya.
“Apa yang kami dengar adalah kemampuan dunia maya sangat canggih sehingga mereka tak hanya mengganggu satelit kami dan apa yang dapat mereka lihat, tetapi benar-benar memiliki frekuensi yang sama dan meniru frekuensi kami dan benar-benar berkomunikasi dan mengambil alih satelit kami,” katanya.
China juga dituding tengah mengembangkan rudal anti satelit. Rudal ini dikatakan dapat diluncurkan dari daratan untuk menyerang satelit AS. Hannah kembali memperingatkan bahaya ini kepada pemerintah Joe Biden agar terus waspada.