Alih Teknologi Tepat Guna Produksi Masal Biochar di Tegal Mijin

Alih Teknologi Tepat Guna Produksi Masal Biochar di Tegal Mijin – Padi merupakan salah satu komoditas utama bagi masyarakat Desa Tegal Mijin. Selama musim panen jadi didapatkan beberapa limbah yang belum digunakan secara optimal, salah satunya adalah jerami padi.

Limbah jerami padi tersebut diolah oleh kelompok 267 KKN Universitas Jember menjadi produk yang bermanfaat bagi para petani khususnya di Desa Tegal Mijin yaitu biocharcoal (bicohar). Kelompok 267 yang beranggotakan Pinsensius Andreas, Fandika Firman Wijaksana, Risang Hadi Wasesa, Tusiana Putri Nelumbium, Widya Lestari, Dwi Mutia Hassny, Novinka SInta Isnainiyah, Nafila Syahrani, dan Siti Hamidah dengan dr. Yudha Nurdian, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Pada Minggu ke-2 KKN Tematik UMD UNEJ kelompok 267 telah berhasil melakukan proses pembuatan biochar skala kecil. Proses pembuatan biochar skala kecil dilakukan dengan menggunakan wadah kaleng kecil dan proses pembakaran secara pirolisis dilakukan pada suhu 250oC selama 3,5 jam.

Keberhasilan pembuatan biochar skala kecil membuat kelompok 267 melanjutkan proses pembuatan biochar dalam skala besar. Tahap pertama dalam proses produksi dalam skala besar adalah pembuatan alat yang dilakukan pada Minggu ke-3. Alat yang digunakan dibuat dengan menggunakan dua buah tong/drum dengan ukuran yang berbeda dan dilengkapi dengan tutupnya.

Tutup tong berfungsi untuk memastikan proses pembakaran jerami padi dilakukan dengan keadaan tertutup atau dalam keadaan minim oksigen. Kondisi pembakaran dengan minim oksigen dibutuhkan agar kadar karbon organik yang terkandung dalam jerami tidak rusak atau tidak berkurang. Karbon organik dalam jerami padi dapat bereaksi dengan oksigen dan membentuk gas karbon dioksida yang dilepaskan. Apabila jerami dibakar dalam kondisi terbuka maka besar kemungkinan bahwa kadar karbon dalam jerami akan semakin berkurang.

Pada Minggu ke-4, kelompok 267 melakukan percobaan produksi biochar skala besar. Proses tersebut dilakukan pertama kali pada tanggal 11 Agustus 2022. Pembakaran jerami dengan metode pirolisis pada percobaan pertama dilakukan pada suhu 250oC selama 6 jam. Hasil dari pembakaran pada percobaan pertama ini tidak memuaskan. Jerami padi yang dibakar lebih banyak yang menjadi abu dibandingkan dengan jerami yang menjadi arang, sehingga keesokan harinya kelompok 267 kembali melakukan percobaan yang kedua.

Pada percobaan kedua pembakaran dilakukan pada suhu 170oC selama 6 jam. Hasil yang didapatkan juga masih kurang memuaskan akibat durasi waktu pembakaran yang terlalu lama. Percobaan ketiga dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2022 dan proses pembakaran dilakukan pada suhu berkisar antara 150-170oC selama 3 jam. Jerami yang telah berubah menjadi arang selanjutnya disiram dengan air untuk mencegah pembakaran berkelanjutan. Hasil dari percobaan ketiga ini didapatkan hasil yang memuaskan yaitu sebanyak 98% jerami padi yang dibakar berubah menjadi arang (biochar).

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah (1) untuk mengolah limbah pertanian berupa jerami padi menjadi biochar dan (2) untuk mengetahui manfaat biochar yang dibuat bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Kegiatan pengabdian ini dimulai pada tanggal 21 Juli 2022 hingga 22 Agustus 2022 di Desa Tegal Mijin, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso. Pembuatan biochar dari jerami padi dilakukan dengan menggunakan metode pirolisis atau pembakaran dengan sedikit/tanpa oksigen. Proses pembuatan dilakukan dalam dua tahapan yaitu skala kecil dan skala besar untuk menentukan kondisi suhu dan waktu optimum pembuatan biochar. Pembuatan biochar skala kecil dilakukan pada suhu 250oC selama 3,5 jam, sedangkan untuk skala besar biochar dibuat dengan rentang suhu 150-170oC selama 3 jam. Hasil biochar yang diperoleh dilakukan analisis pengaruh biochar terhadap pertumbuhan bibit cabai. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari 3 perlakuan yaitu penambahan biochar di atas permukaan tanah, pengadukan biochar dengan tanah, dan tanpa penambahan biochar. Data penelitian yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa penambahan biochar dengan cara disebarkan di atas permukaan tanah dapat mempercepat pertumbuhan tinggi bibit cabai secara nyata dengan pertumbuhan perharinya sebesar 0,2 – 1,0 cm. Kegiatan pengabdian ini juga dilakukan untuk mengedukasi masyarakat khususnya Desa Tegal Mijin tentang pentingnya biochar dan proses pembuatannya yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan metode pirolisis.

Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) mahasiswa Kesehatan Masyatakat Fakultas Kedokteran ULM tahun 2022 dilaksanakan di Desa Tegal Sari, Kecamatan Satui, yang mana kegiatan ini berkeja sama dengan PT Arutmin Indonesia Site Satui.

Kegiatan PBL ini telah dimulai pada awal tahun 2022 tepatnya pada tanggal 28 Februari 2022 dan berakhir pada 22 Agustus 2022. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penentuan prioritas masalah hingga intervensi untuk pemecahan masalah. Penentuan prioritas masalah didapatkan dengan kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder dari warga Desa Tegal Sari.

Dalam hasil diagnosa komunitas yang telah dilakukan pada masyarakat RT 4 dan RT 5 Desa Tegal Sari didapatkan data bahwa masyarakat masih kesulitan untuk perolehan air bersih. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat masih menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari. Berdasarkan data dan pengamatan yang kami dapatkan kondisi air sumur yang digunakan oleh masyarakat masih belum memenuhi standar air bersih mulai dari air yang masih keruh, memiliki bau tak sedap dan terdapat partikel-partikel yang masih terbawa di air. Selain itu masyarakat Desa Tegal Sari juga masih kurang pengetahuan tentang konsep air bersih itu sendiri.

Berdasarkan permasalahan tersebut mahasiswa PBL Kesehatan Masyarakat FK ULM melakukan kegiatan intervensi kepada masyarakat berupa kegiatan penyuluhan dan pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG) Filtrasi air sederhana skala rumah tangga.

Scroll to Top