6 Inovasi Teknologi Baru Ini Akan Digunakan Manusia Kembali ke Bulan – Hampir 50 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1972, NASA mengakhiri rangkaian misi berawaknya ke Bulan dalam misi Apollo 17 dan belum pernah dilakukan kembali hingga kini. Dalam catatan sejarah, misi berawak ke Bulan merupakan satu satunya misi berawak terjauh manusia di luar angkasa.
Setelah itu eksplorasi luar angkasa terus berkembang. Kini, NASA mempersiapkan dirinya untuk misi misi deep space yang akan membawa umat manusia lebih jauh ke luar angkasa. Salah satu misi terpenting saat ini adalah mendaratkan kembali manusia termasuk astronaut wanita pertama dikutub selatan bulan dalam misi Artemis yang direncanakan berlangsung pada tahun 2024.
Para astronaut akan mendarat kembali di Bulan dengan bantuan teknologi canggih yang berbeda dibandingkan teknologi 50 tahun lalu. Berikut ulasan mengenai 6 inovasi teknologi baru yang akan digunakan manusia kembali kembali ke Bulan.
1. Pesawat luar angkasa Orion
Pesawat luar angkasa Orion merupakan pesawat luar angkasa terbaru yang dibuat dan dikembangkan oleh NASA dengan kerjasama sejumlah pihak termasuk dengan badan antariksa negara lain.
Diambil dari nama salah satu konstelasi rasi bintang terbesar, Orion, pesawat ini dikembangkan dari sebuah penelitian yang panjang untuk memenuhi kebutuhan program eksplorasi luar angkasa hingga beberapa dekade ke depan. Pesawat luar angkasa Orion dibangun untuk misi-misi deep space, yang akan membawa manusia menjelajah ke tempat yang lebih jauh di luar angkasa daripada yang pernah dilakukan sebelumnya.
2. Roket peluncur Space Launch System (SLS)
Pesawat luar angkasa Orion akan diluncurkan ke luar angkasa oleh roket pendorong yang bernama Space Launch System (SLS). Dalam situs resminya, NASA menginformasikan bahwa roket SLS merupakan satu-satunya roket yang dapat mengirimkan Orion, astronaut, dan kargo ke Bulan dalam satu misi tunggal. Ketika nanti roket SLS meluncur, roket tersebut akan menjadi roket terkuat di dunia.
Roket SLS memiliki gaya dorong yang jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan roket Saturn V-roket yang berhasil melesatkan manusia pertama menjejakkan kaki di Bulan pada tahun 1969. Selain itu roket SLS mampu meluncurkan lebih banyak kargo ke Bulan dibandingkan dengan kargo yang mampu dibawa pesawat ulang-alik ke orbit rendah bumi.
3. Toilet mahal NASA UWMS
Sebagaimana dilansir laman businessinsider, adalah sebuah fakta menarik bahwa misi-misi luar angkasa berawak di masa lalu seperti misi Apollo tidak menyertakan toilet dalam misinya. Jadi dapat dibayangkan bagaimana tidak nyamannya para astronaut ketika sudah tiba saatnya untuk urusan ke “belakang”. Mereka hanya dibekali dengan sebuah kantong khusus yang tentu sangat tidak nyaman.
Setelah sejumlah penelitian, akhirnya NASA mengembangkan teknologi toilet tersendiri yang diberi nama The Universal Waste Management System (UWMS). Toilet canggih dengan harga sekitar 23 juta Dolar Amerika atau sekitar Rp331 miliar tersebut telah dipasang di Stasiun ISS pada tahun 2020 yang lalu. UWMS memiliki dimensi dan berat yang lebih ringan dari toilet pendahulunya serta anti korosi dan hanya butuh perawatan minim.
Toilet UWMS akan dipasang di pesawat luar angkasa Orion, dan stasiun Gateway di orbit Bulan. Selain itu, masih dikembangkan toilet lain yang kemungkinan juga akan dipasang di kendaraan pendarat Bulan untuk kenyamanan kerja para astronaut.
4. Stasiun Gateway
Stasiun Gateway adalah pesawat luar angkasa yang akan berada di orbit Bulan. Di stasiun ini pesawat Orion akan melakukan docking dan para astronaut akan berpindah dari Orion ke kendaraan pendarat permukaan Bulan. Gateway akan menjadi pos terdepan dan pusat kendali yang akan memberikan dukungan vital bagi eksplorasi Bulan.
Gateway adalah salah satu bagian terpenting dari rencana eksplorasi luar angkasa NASA bersama dengan pesawat Orion, roket SLS, dan kendaraan pendarat yang akan membawa para astronout ke permukaan Bulan. Dalam situs resminya, NASA menginformasikan bahwa pembangunan Gateway akan melibatkan kerja sama dengan sejumlah badan antariksa negara lain dan juga dengan perusahaan antariksa swasta seperti SpaceX.
Gateway akan tetap berada di orbit Bulan selama lebih dari satu dekade. Stasiun tersebut akan menjadi tempat tinggal, tempat bekerja dan labolatorium penelitian yang akan mendukung eksplorasi jangka panjang manusia di bulan dan misi-misi deep space selanjutnya.
5. Kendaraan pendarat bulan HLS
Kendaraan pendarat bulan atau dalam terminologi NASA disebut The Human Landing System (HLS) adalah moda transportasi terakhir yang akan membawa astronaut dari Stasiun Gateway yang berada di orbit Bulan menuju ke permukaan Bulan.
Dalam situs resminya, NASA telah memilih perusahaan swasta SpaceX untuk merancang kendaraan pendarat Bulan pertama yang akan membawa dua orang astronaut dari stasiun Gateway ke permukaan Bulan.
Kendaraan pendarat Bulan untuk misi Artemis akan lebih besar, mampu membawa kargo lebih banyak, dan juga akan lebih presisi dibandingkan dengan kendaraan pendarat di misi berawak sebelumnya.
6. Pakaian antariksa dengan teknologi terbaru
Lingkungan di bulan adalah lingkungan ekstrem yang berbeda dengan lingkungan yang ada di bumi. Karenanya untuk dapat melakukan aktivitas di permukaannya para astronaut membutuhkan pakaian antariksa khusus.
Pakaian antariksa yang akan digunakan astronaut pada misi Artemis bernama Exploration Extravehicular Mobility Unit atau disingkat xEMU. Pakaian antariksa dengan teknologi terbaru ini akan lebih flesksibel dalam hal pergerakan anggota tubuh dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Selain itu, pakaian antariksa ini akan melindungi astronaut dari paparan suhu ekstrem Bulan dari minus 120 hingga 120 derajat celcius serta ancaman dari radiasi dan mikro meteorit. Sistem komunikasi dan sistem pendukung kehidupan yang dibawanya juga lebih maju dibandingkan dengan pakaian generasi sebelumnya untuk keamanan dan kenyamanan astronautnya.
Keenam inovasi di atas yang akan digunakan manusia untuk mendarat kembali di Bulan. Dunia luar angkasa selalu menarik perhatian umat manusia untuk menelitinya dalam rangka mencari jawaban atas misteri-misteri yang masih belum terpecahkan hingga saat ini.