Daftar Perusahaan Teknologi yang PHK Massal, Google hingga Microsoft! – Situs ekonomi global sejak dihantam wabah COVID-19 sampai saat ini belum sepenuhnya menggembiarakan. Setelah pandemik melandai di sebagian besar negara di dunia, konflik Rusia-Ukraina menimbulkan masalah baru yang dinilai menjadi salah satu dari beberapa penyebab ancaman resesi global.
Resesi global adalah resesi ekonomi dimana kondisi perekonomian global mengalami penurunan aktivitas secara signifikan dalam jangka waktu lama. Dampak dari resesi global adalah penurunan produk domestik bruto (PDB), lemahnya daya beli masyarakat, inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga, serta naiknya angka pengangguran karena banyak perusahaan melakukan PHK massal.
Perusahaan Teknologi Global yang melakukan PHK Massal
Sejak 2022, beberapa perusahaan teknologi terkemuka di dunia telah melakukan PHK massal kepada karyawannya. Bahkan, perusahaan sebesar Amazon dan raksasa Google juga telah mengurangi jumlah pekerjanya. Yang terbaru adalah Microsoft.
Ketidakpastian ekonomi membuat perusahaan teknologi tersebut melakukan sejumlah efisiensi, salah satunya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal terhadap karyawannya. Berikut ini 7 perusahaan teknologi global yang telah melakukan PHK massal.
1. Snapchat berhentikan sekitar 1.200 karyawan
Perusahaan teknologi Snap yang mengembangkan Snapchat, sebuah aplikasi pesan foto, dikembangkan oleh Evan Spiegel dan dua rekannya ketika masih kuliah di Universitas Stanford. Aplikasi itu sempat menjadi primadona dan memiliki banyak pengguna.
Tapi pada Agustus 2022, perusahaan memutuskan untuk merumahkan 20 persen karyawannya. Dilansir BBC, sekitar 1.200 karyawan di Snapchat kehilangan pekerjaan.
Pada 2021, nilai perusahaan sekitar 130 miliar dolar atau Rp1.958 triliun. Namun pada 2022, nilainya telah berkurang menjadi 20 miliar dolar atau Rp301 triliun.
Pemangkasan karyawan disebut akan membantu perusahaan menghemat sekitar 500 juta dolar atau Rp7,5 triliun biaya tahunan.
2. Twitter pecat lebih dari empat ribu karyawan
Perusahaan teknologi lain yang terkena hantaman adalah Twitter. Perusahaan media sosial yang kini dimiliki oleh miliarder Elon Musk tersebut, pada November 2022 diperkirakan memberhentikan 4.400 dai 5.500 pekerja kontraknya.
Dilansir CNBC, pengurangan karyawan di Twitter telah dimulai pada Oktober. Pengurangan itu terus berlanjut tapi tidak diketahui secara pasti berapa jumlah karyawan yang kehilangan pekerjaannya.
Tech Crunch melaporkan, sekitar 75 persen karyawan di Twitter telah memilih keluar atau sengaja diberhentikan. Sekitar setengah dari karyawan di tim kebijakan publik juga telah kehilangan pekerjaan.
3. Meta PHK 11 ribu karyawan
Meta, induk perusahaan yang memiliki Facebook, Instagram dan WhatsApp juga melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Mark Zuckerberg, kepala eksekutif perusahaan, mengatakan pada November, Meta memberhentikan 11 ribu karyawan atau sekitar 13 persen dari total.
“Pada awal COVID, dunia dengan cepat beralih ke online dan lonjakan e-commerce menyebabkan pertumbuhan pendapatan yang sangat besar. Banyak orang memperkirakan ini akan menjadi akselerasi permanen yang akan berlanjut bahkan setelah pandemi berakhir. Saya juga melakukannya, jadi saya membuat keputusan untuk meningkatkan investasi kami secara signifikan. Sayangnya, ini tidak berjalan seperti yang saya harapkan,” jelas Zuckerberg dikutip The Verge.
Kebangkitan TikTok yang kini semakin digrandrungi banyak orang dan perubahan kebijakan privasi Apple turut menekan bisnis iklan Meta yang sangat menguntungkan.
4. Amazon berhentikan 18 ribu karyawan
Gelombang PHK massal oleh perusahaan teknologi terkemuka di dunia terus berlanjut pada awal tahun 2023. Sekitar 18 ribu karyawan di perusahaan raksasa Amazon, mendapatkan kabar buruk setelah Tahun Baru.
The Guardian melaporkan, rencana merampingkan staf perusahaan berdampak pada lebih dari 18 ribu staf di Amazon, perusahaan yang dimiliki salah satu orang terkaya di dunia, Jeff Bezos.
Kepala eksekutif, Andrew Jassy, mengatakan bahwa situasi ekonomi yang tidak pasti telah membuat perusahaan melakukan keputusan itu.
“Perubahan ini akan membantu kami mengejar peluang jangka panjang kami dengan struktur biaya yang lebih kuat,” kata Jassy.
5. Microsoft pangkas 10 ribu karyawan
Perusahaan raksasa teknologi lainnya yang memberi kabar buruk adalah Microsoft. Pada 18 Januari, perusahaan mengumumkan PHK besar-besaran yang akan mempengaruhi 10 ribu karyawannya.
Kepala eksekutif Satya Nadella, mengatakan lebih dari 800 karyawan telah diberi tahu tentang hal itu. Dilansir The Verge, seluruh PHK massal itu akan selesai pada akhir Maret.
Dalam pengumuman tersebut, karyawan di Amerika Serikat (AS) yang terkena dampak akan menerima uang pesangon, perlindungan kesehatan selama enam bulan dan pemberitahuan 60 hari sebelum PHK dilakukan.
Nadella dalam pengumumannya juga menyinggung bahwa beberapa negara di bagian dunia mengalami resesi dan beberapa negara lainnya sedang berupaya mengantisipasinya. Kemajuan artificial intelligence juga menjadi alasan lainnya pengurangan karyawan.
6. Google akan pangkas sekitar 12 ribu karyawan
PHK massal perusahaan raksasa teknologi juga dialami oleh Alphabet, induk perusahaan Google. Ini menjadi yang terbaru dari serangkaian rentetan perusahaan yang melakukan PHK massal terhadap karyawannya.
Dilansir CNN, pada Jumat (20/1/2023), Alphabet mengumumkan akan memangkas 12 ribu karyawan atau sekitar enam persen dari total karyawannya. PHK itu akan memengaruhi peran di seluruh area dan wilayah, kata Kepala Eksekutif Sundar Pichai.
Selama dua tahun terakhir, Alphabet telah meningkatkan tenaga kerja lebih dari 50 karyawan karena permintaan meningkat selama pandemik COVID-19. Namun bisnis iklan digital telah melambat karena penurunan ekonomi dan kekhawatiran resesi membuat pengiklan menarik kembali pengeluaran mereka.
Kepala Eksekutif mengatakan perusahaan akan kembali fokus pada inti bisnis serta investasi dalam kecerdasan buatan.
“Ini adalah momen penting untuk mempertajam fokus kami, merekayasa ulang basis biaya kami, dan mengarahkan bakat dan modal kami ke prioritas tertinggi kami,” kata Pichai.
7. Spotify PHK sekitar 600 karyawan
Spotify mengumumkan PHK massal terhadap 6 persen karyawan. Spotify adalah perusahaan asal Swedia yang terdaftar di New York Stock Exchange. Dilansir dari CNBC, Selasa (24/1/2023), diperkirakan ada 600 karyawan yang terdampak PHK. Perusahaan tersebut mempekerjakan 5.400 orang di Amerika Serikat (AS) dan 1.900 orang di Swedia.
Karyawan yang terkena PHK akan mendapatkan pesangon rata-rata lima bulan gaji. Selain itu, karyawan yang bertugas di negara lain akan dibantu pengurusan imigrasinya di tempatnya bertugas tersebut.
Atas keputusan PHK itu, perusahaan diperkirakan harus membayar sekitar 35 juta euro sampai 45 juta euro atau sekitar Rp568 miliar sampai Rp731 miliar (kurs Rp16.249 per euro) kepada para karyawan yang terdampak.
CEO Spotify, Daniel Ek, mengatakan perusahaan harus bertahan di tengah pelemahan ekonomi global. Daniel mengatakan, perusahaan harus bisa menghadapi risiko pelambatan permintaan iklan di tengah ketidakpastian global.
“Kalau dipikir-pikir, saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kami. Dan untuk alasan ini, hari ini, kami mengurangi karyawan kami sekitar 6 persen di seluruh perusahaan,” tutur Daniel.