Raksasa Teknologi Meta PHK 11 Ribu Pegawai – Perusahaan raksasa teknologi Meta melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 11 ribu pegawai atau sekitar 13% daro total pekerja. Jumlah itu menjadikannya peristiwa PHK terbesar tahun ini di sektor teknologi secara global.
Dalam sebuah surat kepada karyawan Meta, CEO Meta Mark Zuckerberg mengakui kalau keputusan tersebut merupakan perubahan tersulit yang telah dibuat dalam sejarah Meta selama 18 tahun berdiri. Per akhir September, Meta diketahui mempekerjakan 87.314 karyawan di seluruh dunia.
“Saya telah memutuskan untuk mengurangi ukuran tim kami sekitar 13% dan melepaskan lebih dari 11 ribu karyawan berbakat kami,” tulis Zuckerberg dalam surat itu.
Ia berkomitmen, perusahaan yang bermarkas di California, America Serikat ini akan membayar 16 minggu gaji pokok ditambah dua minggu tambahan untuk setiap tahun layanan, serta semua sisa waktu istirahat, sebagai bagian dari paket pesangon tenaga kerja yang kena PHK.
Selain itu, pekerja yang terkena dampak juga akan menerima saham mereka yang ditetapkan pada 15 November dan cakupan perawatan kesehatan selama enam bulan. Bukan itu saja, ia berjanji akan memberikan dukungan imigrasi bagi pegawai Meta di AS yang merupakan warga negara asing dan bekerja dengan visa.
Katanya, Meta memiliki spesialis imigrasi yang berdedikasi untuk membantu memandu mereka, dan agar setiap orang punya cukup waktu untuk membuat rencana dan dapat bekerja di tempat lain di AS. Sementara untuk pekerja di luar AS, Meta juga akan memberikan dukungan serupa, serta berjanji bakal segera menindaklanjuti dengan proses terpisah sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan setempat.
Dalam surat itu, Zuckerberg mengatakan kalau induk Facebook ini tengah berjuang melawan biaya yang melonjak dan pasar periklanan yang lemah. Untuk itu, ia juga bakal mengambil sejumlah tindakan seperti memotong pengeluaran tambahan dan memperpanjang pembekuan perekrutan hingga kuartal pertama 2023.
“Kami juga mengambil sejumlah langkah tambahan untuk menjadi perusahaan yang lebih ramping dan efisien, dengan memotong pengeluaran yang tidak perlu dan memperpanjang pembekuan perekrutan kami hingga Q1,” imbuhnya.
Meta, yang sahamnya telah kehilangan lebih dari dua pertiga nilainya, mengatakan pihaknya telah mengupayakan segala cara tetapi persaingan dan menurunnya ekonomi makro segala global membuat pendapatan Meta jauh lebih rendah dari yang diharapkan.
“Tidak hanya perdagangan daring yang kembali ke tren sebelumnya, tetapi penurunan ekonomi makro, meningkatnya persaingan, dan hilangnya sinyal iklan telah menyebabkan pendapatan kami jauh lebih rendah dari yang saya harapkan. Ini adalah saat yang menyedihkan, dan tidak ada jalan lain untuk itu. Saya salah, dan saya bertanggung jawab untuk itu,” urainya.
Sebelumnya diberitakan, saham Meta di pasar saham New York telah turun 72 persen sejak awal tahun karena perusahaan melaporkan penurunan pendapatan iklan dan menurunnya optimisme investor atas ambisi Zuckerberg terhadap pengembangan metaverse atau metamesta. Keberaniannya itu membuat Meta mesti merogoh kocek pengeluaran hingga 10 miliar dollar AS per tahun demi untuk mengembangkan metamesta, dan mengalihkan fokus Zukerberg dari media sosial.
Kala itu, ia sungguh meyakini kalau metamesta merupakan alam semesta digital yang imersif dan suatu hari akan menggantikan telepon pintar sebagai cara utama orang menggunakan teknologi. Keyakinan itu ia dapatkan dari pertumbuhan pendapatan Meta yang sangat besar sejak awal COVID-19, saat dunia dengan cepat beralih ke on-line dan penggunaan e-commerce melonjak.
Padahal, Zuckerberg memproyeksi investasi itu baru bisa dipetik hasilnya dalam satu dekade ke depan. Akibatnya, para pemodal pun skeptis dan kehilangan kesabaran terhadap investasi dunia virtual itu.
“Banyak orang memperkirakan ini akan menjadi akselerasi permanen yang akan terus berlanjut bahkan setelah pandemi berakhir. Saya juga melakukannya, jadi saya membuat keputusan untuk meningkatkan investasi kami secara signifikan. Sayangnya, ini tidak berjalan seperti yang saya harapkan,” ucapnya.
Di lain sisi, Meta juga bergumul dengan persaingan ketat dari TikTok dan perubahan privasi yang dikeluarkan Apple Inc. TikTok hingga saat ini masih menjadi kegemaran dan membuat kaum muda berduyun-duyun beralih ke aplikasi berbagi video tersebut dari Instagram milik Meta. Pada musim panas lalu, perusahaan ini mencatat penurunan penjualan kuartalan untuk pertama kalinya, diikuti oleh penurunan yang lebih besar di musim berikutnya.
Raksasa teknologi Meta membawa kabar mengejutkan. Induk Facebook itu mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 11.000 karyawan di berbagai negara. Proses PHK telah dimulai sejak Rabu (9/11).
CEO Meta Mark Zuckerberg menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh karyawan terdampak. Dia mengatakan, PHK ini merupakan keputusan berat yang harus diambil perusahaan.
Dia menjelaskan secara rinci dalih perusahaan memecat sebagian karyawannya. Melansir Gadgets Now, berikut delapan alasan utama di balik PHK 13 persen karyawan Meta:
1. Investasi e-commerce
Menurut Zuckerberg, transisi menuju digital dan lonjakan e-commerce pada awal pandemi Covid-19 telah meningkatkan pendapatan perusahaan teknologi dalam jumlah sangat besar. Pihaknya berpikir bahwa situasi itu akan bersifat permanen sehingga menggelontorkan investasi besar-besaran. Dia mengakui, keputusan tersebut tidak berjalan sesuai harapan dan justru menyebabkan Meta kehilangan pendapatan.
2. Kemerosotan ekonomi
Kondisi ekonomi lesu secara global berdampak pada hasil kuartalan Meta tidak memberikan gambaran yang sehat. Prediksi untuk kuartal berikutnya pun tidak terlalu optimis. Pada akhirnya mengharuskan perusahaan mengambil keputusan PHK.
3. TikTok dan Apple
Zuckerberg mengatakan, hilangnya pendapatan Meta juga disebabkan kehadiran kompetitor seperti TikTok, serta kebijakan Apple yang menghambat iklan. Sebelumnya, Meta mengakui alami kerugian sebesar USD10 miliar (+- Rp155 triliun) sejak Apple meluncurkan Transparansi Pelacakan Aplikasi, fitur yang memberi pengguna opsi untuk tidak mengizinkan aplikasi melacaknya. Dominasi TikTok di media sosial dalam beberapa tahun terakhir turut membuat persaingan meningkat.
4. Pengeluaran bertambah
Dalam hasil kuartalan terakhir Meta, biaya dan pengeluaran perusahaan naik sebesar 19 persen per tahun. Pada kuartal ketiga, pengeluaran Meta mencapai USD22,1 miliar (+- Rp342 triliun). Maka PHK jadi pilihan Zuckerberg dan Meta untuk memangkas biaya.
5. Pendapatan menurun
Selama kuartal ketiga, Meta mengungkapkan bahwa keseluruhan penjualan turun 4 persen. Sedangkan pendapatan operasionalnya turun 46 persen menjadi USD5,66 miliar (+- Rp 87 triliun).
6. Efisiensi modal
Dalam unggahannya, Zuckerberg mengatakan, Meta memutuskan untuk hemat modal. Lebih banyak sumber daya perusahaan akan ditempatkan pada area prioritas dengan pertumbuhan tinggi.
“Tetapi langkah-langkah ini saja tidak akan membuat pengeluaran kami sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami, jadi saya juga membuat keputusan sulit untuk membiarkan orang pergi,” kata CEO Meta tersebut.
7. Prediksi kerugian Reality Labs
Divisi Reality Labs yang bertanggung jawab untuk program metaverse di Meta telah mengeluarkan uang berjumlah fantastis.
“Kami mengantisipasi bahwa kerugian operasional Reality Labs pada 2023 akan tumbuh secara signifikan dari tahun ke tahun,” kata Zuckerberg dalam laporan pendapatan bulan lalu.
8. Metaverse belum untung
Terungkap bahwa Reality Labs kehilangan hampir USD9,4 miliar (+- Rp145 miliar) pada 2022. Namun Zuckerberg dan perusahaan optimis mempertahankan rencana ambisius melalui metaverse.
“Kami memimpin dalam mengembangkan teknologi untuk menentukan masa depan koneksi sosial dan platform komputasi berikutnya,” kata dia dalam unggahan yang memberi tahu karyawan tentang PHK.