4 Inovasi Teknologi Yang Bikin Industri Fesyen Ramah Lingkungan – Industri busana menjadi salah satu penghasil mikroplastik di lautan. Mikroplastik adalah bahan yang memiliki kandungan berbahaya bagi kesehatan tubu dan ekosistem makhluk hidup. Oleh sebab itu, industri fesyen dituntut beradaptasi sesuai kebutuhan yang menghendaki kelestarian lingkungan.
Tren thrifting atau membeli busana bekas layak pakai saat ini sedang digemari. Selain mendapatkan busana yang bagus dengan harga yang murah, thrifting juga dapat mengurangi sampah tekstil y ang berlebihan.
Thrifting diikuti pada beberapa inovasi teknologi busana yang berfokus pada kemudahan konsumen industri ini untuk tetap menjaga lingkungan. Berikut ini inovasi inovasi untuk menjadikan industri busana lebih ramah lingkungan yang dirangkum.
Pakaian Virtual
Teknologi digital saat ini sangatlah diminati karena mampu untuk memberikan kemudahan. Saat ini banyak industri sudah memanfaatkan berbagai kemudahan dunia virtual. Industri busana tak mau ketinggalan.
Melalui teknologi ini, konsumen dapat mencoba pakaian secara virtual. Caranya dengan memasukkan informasi dasar kedalam aplikasi tertentu yang berhubungan dengan pakaian virtual. Data itu antara lain jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan. Kemudian aplikasi tersebut akan memvisualisasikan secara digital bagaimana pakaian yang akan kamu kenakan. Bahkan kamu juga dapat mengetahui kontur kain tersebut melalui layar.
Busana Daur Ulang
Plastik menjadi salah satu sampah yang masih sulit untuk ditangani. Hingga saat ini, ada 8,3 miliar ton plastik yang terdapat di dunia. Oleh sebab itu, salah satu perusahaan fesyen, Remeant, melakukan inovasi untuk melawan polusi plastik.
Mereka mengambil sampah plastik kemasan sekali pakai, terutama limbah industri dari pabrik, untuk diubah menjadi produk tekstil yang dapat digunakan. Beberapa inovasi mereka antara lain busana dan peralatan rumah tangga. Sementara perusahaan busana lainnya telah berhasil mengubah plastik sebagai benang.
Bahan Tekstil dari Tanaman
Jika dulu kulit dan bulu merupakan bahan pembuat tekstil yang populer, sekarang dengan adanya teknologi telah ada bahan alternatifnya. Misalnya tekstil yang terbuat dari buah dan kulit yang terbuat dari kaktus. Ini membuat pakaian akan lebih mudah terurai jika sudah tak digunakan lagi.
Perpustakaan Tekstil Digital
Perkembangan pesat digitalisasi data membuat desainer dapat menemukan semua informasi menyangkut tekstil. Ada banyak perpustakaan dan sumber bacaan tentang tekstil yang meliputi sejarah, budaya, pola, motif, filosofi, dan teknologi tekstil dalam bentuk digital. Tantangan utamanya bukan lagi pada ketersediaan data, melainkan bagaimana memanfaatkan bahan digital tersebut untuk pengembangan industri busana yang lebih ramah lingkungan.
Penggunaan material kain ramah lingkungan kian diminati banyak orang, selain berpartisipasi menjaga pelestarian bumi bahan-bahan ini nyaman saat dikenakan. Brand lokal di Indonesia pun berlomba-lomba mengemasnya jadi busana siap pakai yang fashionable dan seru.
Melihat antusiasme pasar dan pelaku bisnis industri fashion akan material kain ramah lingkungan, Lenzing Group dengan bangga mengumumkan perluasan teknologi identifikasi serat revolusionernya untuk serat lyocell dan baterial modal bermerek TENCEL™.
Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat komitmennya dalam menyediakan transparansi rantai pasokan dalam proses produksi tekstil. Peluncuran yang sukses dan masukan dari industri pada sistem yang digunakan untuk serat bermerek LENZING™ ECOVERO™, serta semakin banyaknya produsen selulosa berbasis kayu, mendorong Lenzing untuk lebih memperluas teknologi untuk merek TENCEL™ guna memastikan keterlacakan produknya.
Merintis teknologi untuk meningkatkan visibilitas bagi merek dan konsumen
Teknologi identifikasi serat Lenzing mampu mengidentifikasi asal serat secara fisik pada berbagai tahap produk tekstil ramah lingkungan ini seperti tingkat kain dan garmen. Hal ini memungkinkan keterlacakan penuh untuk serat, melindungi dari pemalsuan dan memberikan jaminan kepada brand dan peritel bahwa produk mereka terbuat dari serat lyocell dan modal bermerek TENCEL™.
Teknologi ini juga menjamin bahwa serat ramah lingkungan tersebut diproduksi di fasilitas produksi mutakhir yang memenuhi standar tinggi untuk efisiensi sumber daya dan betanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini memungkinkan merek dan konsumen untuk memiliki informasi yang memadai tentang bagaimana dan di mana produk pilihan mereka dibuat.
Identifikasi serat akan menjadi bagian penting dari proses sertifikasi kain dalam Layanan E-Branding Lenzing. Mulai November 2021, semua kain akan diuji untuk identifikasi serat, meningkatkan keamanan layanan online dan fasilitas pengujian Lenzing, serta meningkatkan transparansi dan keamanan di antara para mitra. Pada paruh pertama tahun 2022, layanan tambahan untuk merek dan peritel akan diintegrasikan ke dalam Layanan E branding Lenzing.
Material Berkelanjutan
Industri tekstil selalu berusaha untuk mengatasi masalah lingkungan seperti polusi dan emisi karbon. Saat ini, semakin banyak merek yang menerapkan konsep keberlanjutan, tetapi penerimaan dari masyarakat cenderung lambat, terutama untuk produsen dan pemasok. Untuk meningkatkan kemampuan industri dalam mengelola rantai nilainya secara lebih berkelanjutan, baik merek maupun konsumen harus sepenuhnya menyadari sifat dan besarnya masalah dalam proses tersebut. Pelacakan dan penelusuran bahan baku dalam produk akhir
dapat memastikan bahan baku berasal dari sumber daya yang bertanggung jawab, sesuai dengan standar industri dan dengan demikian mencegah penggunaan bahan dari sumber yang kontroversial. Dalam jangka panjang, ini akan membantu meningkatkan keberlanjutan industri secara keseluruhan berkat pengambilan keputusan yang tepat oleh semua pihak.
“Seiring tumbuhnya kesadaran terhadap konsep keberlanjutan, kami melihat kebutuhan untuk terus meningkatkan transparansi dan keterlacakan produk kami, untuk memastikan kredensial merek kami terlindungi dengan baik dan dipercaya oleh para pemangku kepentingan industri dan konsumen,” kata Florian Heubrandner, Vice President Global Textiles Business at Lenzing AG.
“Dengan memperluas upaya merek TENCEL™ dalam hal transparansi rantai pasokan dengan teknologi identifikasi serat, kami berharap dapat menjadikan industri tekstil menjadi lebih berkelanjutan, serta memastikan mitra kami memiliki kredibilitas untuk mengomunikasikan upaya keberlanjutan mereka dan memerangi greenwashing.”, tambahnya.