Tidak Perlu Membongkar, Teknologi Nuklir Bisa Deteksi Kerusakan di Kilang Minyak – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengenalkan pemanfaatan teknologi nuklir di bidang uji tidak merusak yang lebih dikenal dengan Non Destructive Investigation (NDI) melalui kegitan workshop dan pameran BTAN-IAEA Collaborating Center di Hotel Kristal, Jakarta, Selasa (3/12/2019). Salah satu pemanfaatan teknologi NDI ini adalah untuk industri migas, seperti untuk mendeteksi kerusakan yang ada didalam kilang minyak.
“BATAN telah berhasil mengembangkan perangkat uji tidak rusak radioskopi dan gamma scanner berbasis nuklir, yang sangat efektif digunakan untuk banyak pekerjaan di bidang industri. Perangkat radioskopi dapat diaplikasikan pada industri manufaktur untuk inspeksi produk secara langsung (real time) dan gamma scanner digunakan untuk mengetahui kondisi kolom pada instalasi industri, khususnya industri petrokimia,” ujar Suryantoro, Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir (TEN) BATAN.
Dijelaskan oleh Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN Totti Tjiptosumirat, teknologi NDI bisa mendeteksi adanya kerusakan di dalam suatu material, komponen atau suatu struktur tanpa harus membongkar atau merusaknya, termasuk untuk mendeteksi kerusakan pada kilang minyak.
Beberapa teknologi NDI yang dikembangkan BATAN antara lain X-Ray dan Gamma–Ray Radiography, Neutron Radiography, Neutron Activation Analysis (NAA), Thin Layer Analysis (TLA), X-Ray Diffractometer (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF). Semua teknologi tersebut dapat dimanfaatkan pada sektor industri, manufaktur, lingkungan, dan kesehatan. Selain itu, BATAN juga mengembangkan teknologi NDTI berbasis non radiasi, seperti Ultrasonic Testing (UT) dan UT Pundit, Ground Penetrating Radar (GRP), Thermography, dan Accoustic Emission.
“Yang banyak digunakan untuk (deteksi kerusakan) kilang minyak itu ada column scanning dengan radiografi gamma yang foto seperti X-Ray, atau yang menggunakan perunut. Itu digunakan untuk melihat kebocoran pipa,” kata Totti.
Dilanjutkan Totti, kegiatan di kilang minyak memang sangat membutuhkan deteksi dan diagnosis yang cepat terkait masalah kebocoran atau kerusakan pada peralatan yang ada agar tak mengganggu aktivitas pengolahan dan pengiriman minyak yang tak boleh berhenti. “Mau tidak mau harus pakai teknologi yang akurat, ya teknologi nuklir ini,” ucap Totti. Teknologi NDI ini sendiri, dikatakan Totti, sudah dipakai oleh Pertamina untuk kilang minyaknya.
Suryantoro menambahkan, dengan deteksi yang cepat dapat meningkatkan keselamatan kerja dan menekan kerugian, karena dapat menghindari kejadian ledakan pipa gas, kegagalan operasi instalasi, dan lain-lain. Selain industri migas, beberapa industri lain yang bisa memanfaatkan teknologi NDI ini adalah industri logam, transportasi, manufaktur, konstruksi, sampai elektronika.
“NDI merupakan serangkaian kegiatan pengujian atau inspeksi untuk memastikan bahwa material, struktur, dan komponen dapat berfungsi sesuai yang dipersyaratkan,” tegas Suryantoro.
Diterangkan olehnya, pada prinsipnya cara kerja teknologi NDI, dengan radiasi yang dipancarkan dari sumber radioaktif mampu melakukan penetrasi yang lebih tinggi sehingga dapat menembus benda-benda yang tebal dan padat. Interaksi radiasi juga tidak akan merusak target yang diuji, sehingga dikenal dengan teknik uji tak rusak.
“Dengan keunikan tersebut, teknik uji tak rusak berbasis nuklir sangat sesuai untuk pekerjaan infrastruktur, seperti konstruksi jalan tol, jembatan, gedung-gedung, dan badan pesawat, dan untuk bidang manufaktur, seperti otomotif, industri kimia, industri pupuk, pengolahan, dan lainnya,” jelasnya.
Dengan penguasaan teknologi NDI ini, BATAN siap bekerja sama dalam menyiapkan sumber daya manusia dan berbagi pengalaman dengan stakeholder yang bergerak dalam bidang pekerjaan infrastruktur, manufaktur dan lingkungan. BATAN sendiri telah ditunjuk oleh Badan Tenaga Atom Internasional/International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai pusat acuan atau collaborating center di bidang NDI ini.
Dijelaskan oleh Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN Totti Tjiptosumirat, teknologi NDI bisa mendeteksi adanya kerusakan di dalam suatu material, komponen atau suatu struktur tanpa harus membongkar atau merusaknya, termasuk untuk mendeteksi kerusakan pada kilang minyak.
Beberapa teknologi NDI yang dikembangkan BATAN antara lain X-Ray dan Gamma–Ray Radiography, Neutron Radiography, Neutron Activation Analysis (NAA), Thin Layer Analysis (TLA), X-Ray Diffractometer (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF). Semua teknologi tersebut dapat dimanfaatkan pada sektor industri, manufaktur, lingkungan, dan kesehatan. Selain itu, BATAN juga mengembangkan teknologi NDTI berbasis non radiasi, seperti Ultrasonic Testing (UT) dan UT Pundit, Ground Penetrating Radar (GRP), Thermography, dan Accoustic Emission.
“Yang banyak digunakan untuk (deteksi kerusakan) kilang minyak itu ada column scanning dengan radiografi gamma yang foto seperti X-Ray, atau yang menggunakan perunut. Itu digunakan untuk melihat kebocoran pipa,” kata Totti.
Dilanjutkan Totti, kegiatan di kilang minyak memang sangat membutuhkan deteksi dan diagnosis yang cepat terkait masalah kebocoran atau kerusakan pada peralatan yang ada agar tak mengganggu aktivitas pengolahan dan pengiriman minyak yang tak boleh berhenti. “Mau tidak mau harus pakai teknologi yang akurat, ya teknologi nuklir ini,” ucap Totti. Teknologi NDI ini sendiri, dikatakan Totti, sudah dipakai oleh Pertamina untuk kilang minyaknya.
Suryantoro menambahkan, dengan deteksi yang cepat dapat meningkatkan keselamatan kerja dan menekan kerugian, karena dapat menghindari kejadian ledakan pipa gas, kegagalan operasi instalasi, dan lain-lain. Selain industri migas, beberapa industri lain yang bisa memanfaatkan teknologi NDI ini adalah industri logam, transportasi, manufaktur, konstruksi, sampai elektronika.
“NDI merupakan serangkaian kegiatan pengujian atau inspeksi untuk memastikan bahwa material, struktur, dan komponen dapat berfungsi sesuai yang dipersyaratkan,” tegas Suryantoro.
Diterangkan olehnya, pada prinsipnya cara kerja teknologi NDI, dengan radiasi yang dipancarkan dari sumber radioaktif mampu melakukan penetrasi yang lebih tinggi sehingga dapat menembus benda-benda yang tebal dan padat. Interaksi radiasi juga tidak akan merusak target yang diuji, sehingga dikenal dengan teknik uji tak rusak.
“Dengan keunikan tersebut, teknik uji tak rusak berbasis nuklir sangat sesuai untuk pekerjaan infrastruktur, seperti konstruksi jalan tol, jembatan, gedung-gedung, dan badan pesawat, dan untuk bidang manufaktur, seperti otomotif, industri kimia, industri pupuk, pengolahan, dan lainnya,” jelasnya.
Dengan penguasaan teknologi NDI ini, BATAN siap bekerja sama dalam menyiapkan sumber daya manusia dan berbagi pengalaman dengan stakeholder yang bergerak dalam bidang pekerjaan infrastruktur, manufaktur dan lingkungan. BATAN sendiri telah ditunjuk oleh Badan Tenaga Atom Internasional/International Atomic Energy Agency (IAEA) sebagai pusat acuan atau collaborating center di bidang NDI ini.