Mengenal Tumor Saraf Yang Bisa Berbahaya Jika Dibiarkan – Dari sekian banyak penyakit pada saraf yang terdapat pada manusia. Tumor merupakan salah satu yang bnyak terjadi pada penduduk indonesia maupun juga di luar indonesia.
Sayangnya, gejala tumor saraf sekali tak jelas namun, jika di biarikan , penyakit tumor ini bisa menyebabkan gangguan saraf yang sangat serius bahkan bisa mengalami kematian.
Olah karena itu , penting bagi anda untuk mengenali lebih dalam mengenai jenis tumor ini. Untuk mencerahkan anda, simak ulasan berikut tentang saraf pada berikut :
Apa itu tumor saraf?
Tumor saraf adalah segala jenis tumor yang tumbuh di sistem saraf. Sistem saraf itu sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak dan saraf atau sumsum tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat, serta saraf tepi.
Tumor sendiri adalah pertumbuhan jaringan yang berlebihan dan tidak normal. Pada tumor saraf, pertumbuhan yang tidak normal itu bisa terjadi di bagian otak, saraf tulang belakang, maupun saraf tepi mana pun.
Di antara ketiganya, tumor otak merupakan kasus yang paling sering terjadi. Sementara tumor di bagian saraf tepi adalah kasus yang paling jarang. Adapun sifat tumornya bisa jinak atau ganas. Meski demikian, tumor jinak merupakan kasus mayoritas pada jenis penyakit ini.
Tumor meningioma merupakan jenis yang paling sering terjadi
Masing-masing tumor di saraf otak, tulang belakang, dan tepi memiliki ragam jenis lagi. Namun, di antara semuanya, meningioma merupakan jenis tumor otak yang paling banyak dikeluhkan.
Meningioma itu sendiri merupakan jenis tumor otak jinak yang paling sering terjadi pada wanita, terutama wanita yang masih aktif secara seksual.
Sebagai tumor jinak, pertumbuhan meningioma cenderung lambat. Bahkan, saking lambatnya, banyak pasien yang tidak mengeluhkan gejala apapun.
Selain meningioma, ada pula yang disebut dengan medulloblastoma. Ini merupakan jenis tumor otak yang tumbuh di bagian otak kecil dan yang paling banyak terjadi pada anak.
Uniknya, medulloblastoma memiliki kecenderungan untuk menyebar ke sistem saraf pusat lainnya, seperti ke saraf tulang belakang.
Hal yang paling serius, ada pula jenis tumor otak bernama glioblastoma atau glioblastoma multiforme (GBM). Jenis tumor otak ini memiliki sifat ganas atau yang termasuk dalam kanker.
Sering kali, GBM terjadi pada orang usia lanjut atau sekitar 50-60 tahun ke atas. Secara teori, angka harapan hidup jenis tumor saraf ini pun cenderung rendah, yaitu maksimal dua tahun.
Selain jenis-jenis tumor tersebut, ada pula yang disebut dengan neurofibromatosis, baik itu neurofibromatosis tipe 1 dan tipe 2. Ini merupakan suatu kelainan genetik yang ditandai dengan pertumbuhan tumor di saraf.
Secara umum, neurofibromatosis ini tidak hanya terjadi di saraf, tetapi juga bisa muncul di seluruh anggota tubuh, seperti kulit atau bahkan jantung, ginjal, dan mata.
Waspadai gejala tumor saraf yang sering tak disadari
Gejala tumor pada saraf seringkali tak disadari, terutama jika ukuran tumor masih kecil. Sebab, keluhan yang pasien rasakan sering kali mirip dengan kondisi medis lainnya. Keluhan yang mirip dengan kondisi medis lain, misalnya sakit kepala.
Nyeri pada kepala akibat tumor tidak memiliki ciri yang spesifik. Bahkan, pasien seringkali mengira sakit kepala terjadi akibat kolesterol yang tinggi. Lalu, bagaimana membedakannya?
Gejala tumor saraf sering kali timbul bersamaan dengan gejala lainnya. Adapun gejala lain yang timbul bisa berbeda-beda, tergantung pada lokasi tumor itu sendiri.
Ambil contoh, tumor yang tumbuh di bagian otak depan seringkali menimbulkan gangguan perilaku dan penciuman. Pasalnya, fungsi otak depan umumnya berkaitan dengan kontrol perilaku dan penciuman.
Beda lagi jika tumor tumbuh di bagian otak kiri. Pada kondisi ini, gangguan komunikasi sering menjadi gejalanya. Adapun gejala pusing atau vertigo umumnya muncul bila tumor otak bertumbuh di otak kecil.
Berbeda dengan tumor otak, tumor di saraf tulang belakang umumnya menimbulkan gejala berupa gangguan motorik dan sensorik. Gejalanya meliputi kelemahan, mati rasa, atau bahkan lumpuh di bagian lengan atau tungkai kaki, atau keduanya.
Selain itu, saraf otonom pun bisa terganggu sehingga Anda menjadi kehilangan kontrol terhadap buang air kecil dan besar atau gangguan ereksi pada pria. Hal yang paling mengerikan jika tumor tulang belakang bertumbuh di bagian leher, di mana terdapat saraf yang mengontrol diafragma.
Bila ini terjadi, gangguan pernapasan bisa terjadi. Bagaimana dengan gejala tumor di saraf tepi? Gejala jenis tumor ini umumnya lebih melokalisasi. Artinya, jika tumor tumbuh di saraf tepi bagian lengan atas, Anda mungkin tidak akan mampu mengangkat bahu atau menekuk siku.
Kapan harus ke dokter saraf?
Banyak orang menanyakan kepada saya kapan sebaiknya pergi ke dokter bedah saraf. Sebab, gejala-gejala di atas memang mirip dengan kondisi medis lain dan mungkin tak disadari berkaitan dengan masalah saraf. Nah, jika Anda memiliki kondisi-kondisi berikut, sebaiknya segera menemui dokter bedah saraf.
- Gejala sakit kepala semakin intens dan tidak berkurang meski dengan pengobatan biasa.
- Disertai dengan keluhan yang tidak biasa, seperti perubahan perilaku atau masalah penglihatan yang tak kunjung sembuh meski sudah ke dokter mata.
Jika ini terjadi, Anda mungkin perlu menjalani CT scan kepala atau MRI untuk mengetahui kemungkinan adanya tumor.
Penyebab dan faktor risiko tumor saraf yang perlu Anda pahami
Umumnya, penyebab tumor saraf sama dengan jenis tumor lainnya. Ini terjadi karena pertumbuhan sel yang tidak normal. Sel-sel ini terus membelah diri dan terus bertumbuh secara tidak terkontrol.
Akibatnya, jaringan yang abnormal atau tumor menjadi terbentuk. Namun, apa yang menyebabkan kondisi tersebut? Ada banyak faktor risiko yang mungkin bisa menyebabkannya. Namun, faktor risiko ini bisa berbeda pada tiap jenis tumor.
Misalnya, meningioma sering kali terjadi karena penggunaan KB hormonal. Oleh karena itu, wanita yang masih aktif secara seksual lebih berisiko mengalami jenis tumor ini. Selain itu, beberapa jenis tumor saraf lainnya justru lebih berisiko pada pria dan wanita usia lanjut.
Hal yang paling jarang, paparan radiasi, baik dari kecelakaan reaktor nuklir maupun bekerja di paparan radiasi tingkat tinggi, dapat menyebabkan mutasi genetik. Adapun ini bisa menjadi salah satu penyebab dari tumor.
Semakin cepat berkonsultasi, kemungkinan sembuh semakin besar
Sebagian besar tumor saraf memang bersifat jinak. Meski demikian, bila kondisi ini dibiarkan, gangguan saraf yang lebih serius bisa terjadi, seperti kecacatan permanen.
Jika ini telah terjadi, pengobatan apa pun yang dokter berikan tak dapat membantu mengembalikan kondisi Anda seperti sedia kala.
Kabar buruknya, bila tumor semakin besar, jaringan abnormal ini bisa menekan batang otak sehingga menyebabkan gangguan pernapasan atau denyut jantung hingga hilang kesadaran. Oleh karena itu, jika Anda merasakan gejala-gejala di atas,
Anda bisa berkonsultasi kepada saya. Bila tumor ditemukan, Anda dan saya bisa langsung mendiskusikan tentang pengobatan yang tepat.
Adapun pengobatan yang akan saya berikan tergantung pada jenis dan lokasi tumor, tingkat keparahan penyakit, dan kondisi masing-masing pasien.
Namun umumnya, pengobatan untuk tumor saraf ini bisa berupa operasi, radioterapi (berupa gamma knife radiosurgery), atau kemoterapi.
Pada beberapa kasus, terutama jika tumor masih berukuran kecil dan tidak ada keluhan, pasien mungkin hanya butuh tindakan observasi untuk memantau perkembangannya.
Nah, jika tindakan pemantauan dan pengobatan itu cepat dilakukan serta tumor berukuran kecil, mudah terjangkau oleh dokter, dan keluhan belum bermakna, tingkat kesembuhannya sangat besar, yaitu mencapai sekitar 90 persen. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter saraf untuk kebaikan kesehatan Anda.