Ketahui Ragam Jenis Penyakit Autoimun Beserta Gejalanya – Penyakit Autoimun adalah penyakit yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel – sel sehat tubuh anda sendiri. Penyakit ini berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah dakan menilai sel sehat yang ada dalam tubuh dan malah menganggapnya sebagai zat asing.
Akibatnya, tubuh Anda mulai memproduksi antibodi yang akan menyerang dan merusak sel sehat dalam tubuh Anda tersebut. Penyakit autoimun umumnya lebih banyak menyerang wanita usia produktif, dimana faktor penyebabnya dapat berbeda antara satu penderita dengan yang lainnya.
Bahayanya, penyakit autoimun ini bisa mengakibatkan kerusakan sel jaringan dalam tubuh dan menimbulkan peradangan serta mengakibatkan kondisi yang serius pada penderitanya, seperti gangguan pada tulang persendian, saraf, kelenjar, dan organ-organ penting lainnya.
Jenis Penyakit Autoimun
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit autoimun yang banyak diidap oleh wanita:
1. Autoimun Hepatitis
Penyakit autoimun ini menyerang sel-sel hati dan sistem kekebalan tubuh yang bisa mengakibatkan hati mengeras dan gagal hati.
2. Celiac Dease
Jenis penyakit autoimun ini menyebabkan penderitanya tidak mampu menerima gluten dan zat yang terkandung dalam gandum.
3. Antibody Syndrome atau Antiphospholipid (APS)
Jenis penyakit autoimun ini bekerja dengan menyerang lapisan dalam pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya pembekuan darah pada saluran darah, baik saluran vena maupun arteri.
4. Hemolytic Anemia
Hemolytic anemia adalah penyakit autoimun ini bekerja dengan menghancurkan sel darah merah yang terdapat dalam tubuh.
5. Guillain-Barre Syndrome (GBS)
Guillain-Barre Syndrome (GBS) adalah penyakit autoimun ini menyerang saraf yang menghubungkan otak dan tulang belakang dengan seluruh saraf otot. Akibatnya otak mengalami kesulitan untuk memberikan perintah pada saraf otot, hingga menimbulkan kelumpuhan.
6. Ideophathic Thrombosythopenic Purpura (ITP)
Salah satu penyakit autoimun yang banyak menyerang wanita dan menyebabkan pecahnya jaringan pembuluh darah.
7. Lupus Eritematosus Sistemik
Penderita yang mengalami serangan penyakit lupus ditandai dengan tanda merah di bagian wajah seperti sepasang sayap kupu-kupu.
8. Multiple Sclerosis
Penyakit autoimun ini menyerang lapisan pelindung di sekitar syaraf, hingga menyebabkan terganggunya kerja otak dan syaraf tulang belakang.
9. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit autoimun ini ditandai dengan penumpukan sel kulit yang terjadi akibat sel kulit yang tumbuh di dalam kulit tumbuh cepat dan segera naik ke permukaan hingga kulit menebal dan menumpuk di permukaan kulit.
10. Diabetes
Diabetes adalah jenis penyakit autoimun ini menyerang sel-sel insulin, sehingga tubuh tidak bisa memenuhi kebutuhan insulin. Hal ini tentu saja menyebabkan terlalu banyak gula beredar dalam darah. Hingga saat ini penyakit autoimun merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah.
Akan tetapi, bukan berarti penyakit ini tidak bisa dikendalikan. Bila Anda menemukan gejala penyakit autoimun ini, maka untuk mengendalikannya Anda harus berada dalam perawatan spesialis. Gejala yang dirasakan penderita, bisa ringan dan bisa juga parah tergantung kondisi tubuh.
Namun demikian, terdapat sejumlah gejala sama yang dirasakan penderita penyakit langka dan unik ini, seperti lelah berlebihan dan berkepanjangan (fatigue), kesemutan pada tangan dan kaki, nyeri di sekujur tubuh, sering terserang sariawan, rontok parah pada rambut, brain fog (otak seperti tertutup kabut, sehingga sulit konsentrasi, hilang memori dan fokus saat Anda sedang beraktivitas), serta ruam pada kulit (contohnya muncul ruam berbentuk kupu-kupu pada pipi).
Penyebab Penyakit Autoimun
Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit autoimun, yaitu:
- Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga
- Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr
- Terkena paparan bahan kimia, seperti asbes, merkuri, dioksin, atau pestisida
- Merokok
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
Gejala Penyakit Autoimun
Beberapa jenis penyakit autoimun memiliki gejala awal yang sama, seperti:
- Sering merasa lemas
- Otot pegal atau nyeri sendi
- Ruam kulit
- Demam yang hilang timbul
- Bengkak di sendi atau wajah
- Rambut rontok
- Sulit konsentrasi
- Kesemutan di tangan atau kaki
Meski menimbulkan beberapa gejala awal yang sama, masing-masing penyakit autoimun tetap memiliki gejala spesifik, seperti diabetes tipe 1 yang gejalanya berupa sering haus, lemas, dan berat badan menurun drastis. Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit autoimun dan gejalanya:
- Lupus
Lupus dapat memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti demam, nyeri sendi dan otot, ruam kulit, kulit menjadi sensitif, sariawan, bengkak di tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan. - Penyakit Graves
Penyakit Graves dapat menimbulkan gejala berupa berat badan menurun secara tiba-tiba, mata menonjol (eksoftalmus), rambut rontok, jantung berdebar, gelisah, dan insomnia. - Psoriasis
Penyakit ini dapat dikenali dengan munculnya bercak merah yang tebal dan bersisik. - Multiple sclerosis
Gejala yang dapat ditimbulkan oleh multiple sclerosis meliputi mati rasa di salah satu bagian tubuh, gangguan penglihatan, otot kaku dan lemas, koordinasi tubuh berkurang, dan kelelahan. - Myasthenia gravis
Gejala yang dapat dialami akibat myasthenia gravis adalah kelopak mata terkulai, pandangan kabur, lemah otot, kesulitan bernapas, dan kesulitan menelan. - Tiroiditis Hashimoto
Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa berat badan naik secara tiba-tiba, sensitif terhadap udara dingin, mati rasa di tangan dan kaki, lemas, mengantuk, rambut rontok, menstruasi yang tidak teratur, dan sulit berkonsentrasi. - Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease
Gejala yang dapat dialami jika menderita kedua penyakit ini adalah sakit perut, diare, buang air besar berdarah, demam, dan penurunan berat badan. - Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis dapat membuat penderitanya mengalami gejala berupa nyeri, kemerahan, dan bengkak di sendi, terutama sendi jari-jari tangan. - Sindrom Guillain Barré
Penyakit ini menimbulkan gejala berupa lemah otot, kesemutan, lemas, dan gangguan keseimbangan, yang jika kondisinya makin parah bisa berkembang menjadi kelumpuhan. - Vaskulitis
Vaskulitis dapat dikenali dengan gejala demam, berat badan menurun secara tiba-tiba, kelelahan, tidak nafsu makan, dan ruam kulit.
Gejala penyakit autoimun dapat mengalami flare, yaitu timbulnya gejala secara tiba-tiba dengan derajat yang berat. Flare biasanya terjadi akibat dipicu oleh suatu hal, misalnya paparan sinar matahari atau stres.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala awal yang telah disebutkan di atas, terutama jika Anda berisiko menderita penyakit autoimun. Segera ke dokter jika gejala tersebut tak kunjung membaik, makin memburuk, atau jika Anda mengalami gejala yang spesifik.
Diagnosis Penyakit Autoimun
Untuk mendiagnosis penyakit autoimun, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta riwayat penyakit di dalam keluarga pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Tidak mudah bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit autoimun. Meski setiap penyakit autoimun memiliki ciri khas, tetapi gejala yang muncul bisa sama. Oleh karena itu, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut ini untuk memastikan diagnosis:
- Tes ANA (antinuclear antibody), untuk mengetahui aktivitas antibodi yang menyerang tubuh
- Tes autoantibodi, untuk mendeteksi karakteristik antibodi dalam tubuh
- Tes darah lengkap, untuk menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih
- Tes C-Reactive protein, untuk mendeteksi peradangan dalam tubuh
- Tes sedimentasi eritrosit, untuk mengetahui tingkat keparahan peradangan yang terjadi di dalam tubuh
Pengobatan Penyakit Autoimun
Sebagian besar penyakit yang tergolong penyakit autoimun belum dapat disembuhkan, tetapi gejala yang timbul dapat diringankan dan dicegah agar tidak terjadi flare. Pengobatan untuk menangani penyakit autoimun tergantung pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahannya. Metode penanganannya antara lain:
Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat diberikan untuk menangani penyakit autoimun meliputi:
- Obat nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), seperti ibuprofen dan naproxen, untuk mengatasi nyeri dan demam
- Obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid, untuk menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh
- Obat anti-TNF, seperti infliximab, untuk mencegah peradangan akibat penyakit autoimun rheumatoid arthritis dan psoriasis
Terapi pengganti hormon
Terapi pengganti hormon dilakukan jika pasien menderita penyakit autoimun yang menghambat produksi hormon di dalam tubuh. Contohnya, pemberian suntik insulin untuk mengatur kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 1, atau pemberian hormon tiroid bagi penderita tiroiditis.
Komplikasi Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, yaitu:
- Penyakit jantung
- Kerusakan saraf
- Deep vein thrombosis
- Kerusakan organ, seperti hati atau ginjal
- Depresi atau gangguan kecemasan
Pencegahan Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun tidak selalu bisa dicegah, karena kebanyakan penyakit autoimun terkait dengan faktor genetik. Meski demikian, ada beberapa upaya yang dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit autoimun, yaitu:
- Berolahraga secara rutin
- Tidak merokok
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Menggunakan alat pelindung ketika bekerja, agar terhindar dari paparan bahan kimia
- Rutin mencuci tangan dengan benar agar terhindar infeksi virus dan bakteri