Dosen IPB : Program Praktisi Mengajar Bantu Proses Transfer Teknologi di Kampus – Pada tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengadakan program Praktisi Mengajar (PM) untuk mahasiswa.
Dr Deden D Matra, dosen IPB University dari Divisi Produksi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura (AGH), Fakultas Pertanian mengatakan, program ini sangat membantu dalam proses transfer teknologi tepat guna.
Dr Deden berinisiatif mengajukan program PM tersebut dengan praktisi M Hanif Wicaksono pada mata kuliah Tanaman Buah (AGH1347). Hanif Wicaksono, peraih penghargaan Kalpataru Lingkungan Hidup (2019) atas dedeikasinya dalam menjaga keanekaragaman buah Kalimantan menjadi praktisi dalam program ini.
“Program PM ini memberikan kesempatan kepada praktisi non-dosen di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan penelitian dalam memberikan pengalaman berharga kepada para mahasiswa terkait pengalaman yang digeluti oleh seorang praktisi.,” ujar Dr Deden. Ia berharap program ini menjadi jembatan para mahasiswa dalam mengenal dunia kerja pasca kampus.
Dr Deden mengungkapkan bahwa sejak 2018, banyak aktivitas penelitian dalam eksplorasi buah lokal Kalimantan yang dilakukan bersama dengan Hanif Wicaksono hingga diterbitkan dalam jurnal bereputasi tinggi di Scientific Reports (Nature Publisher) tentang buah Kasturi (Mangifera casturi), salah satu buah endemik Kalimantan Selatan.
“Dengan adanya program PM ini, mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan praktisi secara offline sehingga mereka dapat terinspirasi bagaimana langkah-langkah nyata yang dilakukan oleh praktisi dalam bidang konservasi tanaman buah khas Kalimantan. Tentu saja diharapkan dari mahasiswa yang hadir mempunyai keinginan melestarikan biodiversitas di daerahnya masing-masing,” imbuh Dr Deden.
Dalam kegiatan praktisi mengajar yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Kampus IPB Dramaga, Hanif menyampaikan mengenai buah lokal Kalimantan Selatan dan teknik perbanyakannya. Ia antusias dalam menyampaikan jenis-jenis buah lokal Kalimantan mulai dari jenis Mangifera, Durio, Artocarpus, Baccaurea dan genus lainnya yang menjadi khas dari Kalimantan selatan.
Lebih jauh lagi, Hanif menjelaskan mulai dari keragaman genetik tiap spesies seperti Genus Durio yang mempunyai banyak jenis dari warna kulit dan juga aroma durio yang berbeda dengan jenis durian pada umumnya.
Program Praktisi Mengajar adalah bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja.
Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen perguruan tinggi agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam. Kolaborasi ini dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas baik secara luring maupun daring. Melalui Program ini, diharapkan lulusan dapat memperoleh ilmu dan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan di dunia kerja.
Berbeda dengan perkuliahan pada umumnya di perguruan tinggi, Praktisi Mengajar menyediakan ruang kolaborasi antara dosen dan praktisi yang memiliki pengalaman industri dengan dosen yang dilaksanakan selama satu semester. Program dapat menjadi pelengkap kurikulum yang telah berjalan dan berguna untuk melengkapi keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
Secara umum, pihak-pihak yang terlibat dalam Program antara lain:
- Perguruan tinggi
- Dosen
- Institusi praktisi
- Praktisi dari dunia kerja
Sedangkan untuk pelaku utama dari Program ini adalah kedua pihak yang wajib memiliki akun pada platform
Sebanyak 245 perguruan tinggi termasuk Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) salah satunya, sepakat menandatangani nota kerja sama sebagai Perguruan Tinggi Pelaksana Program Praktisi Mengajar untuk Angkatan 2 Tahun 2023 di Jakarta pada Senin (15/5/2023).
Sementara itu, tercatat sebanyak 10.577 praktisi berkolaborasi dengan 7.235 dosen pada 7.935 mata kuliah, terlibat di angkatan 2 tahun 2023 ini. Program Praktisi Mengajar merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mendukung Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi khususnya IKU 4 yaitu praktisi mengajar di dalam kampus.
Menurut Koordinator Perguruan Tinggi dari UPI Prof. Dr. Amir Machmud, S.E., M.Si., dikatakan bahwa pada tanggal 15 Mei 2023, Kemendikbudristek mengundang 245 perguruan tinggi untuk melaksanakan penandatanganan Kerjasama Program Praktisi Mengajar. “Hadir dalam acara tersebut, Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek M Sofwan Effendi, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Koordinator Perguruan Tinggi,” ungkapnya.
Dijelaskan Prof. Amir,”Pelaksanaaan Praktisi Mengajar di lingkungan UPI berdampak pada ketercapaian IKU 4 yang signifikan, karena apabila hanya mengandalkan pada dosen praktisi lulusan S3 ber-NIDK relatif sulit. Selain pencapaian IKU4, kegiatan Praktisi Mengajar memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya dalam tatanan teoritis tetapi praktik nyata di lapangan. Ini akan menjadi bekal bagi mahasiswa dalam menjalani dunia kerja sesungguhnya.”
Diharapkan, ujarnya lagi, program ini dapat dilanjutkan terus dengan memperbaiki beberapa peluang pencapaian IKU. Selain IKU 4, Praktisi Mengajar juga dapat memberikan ketercapaian IKU 6 (Prodi yang bekerjasama dengan mitra) dan IKU 5 IKU 5 yaitu hasil karya dosen yang dapat dimanfaatkan masyarakat melalui pembuatan modul kolaborasi dosen dan praktisi.
“Kedepannya, melalui program ini, proses alih pengetahuan dan keahlian dari dunia kerja ke sivitas akademika dapat terus berkesinambungan sehingga perguruan tinggi bisa menghasilkan lulusan yang siap berkarya di dunia kerja,” tegas Prof. Amir.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A. Diungkapkannya bahwa perguruan tinggi kesulitan mengakomodasi perubahan karena terkendala kurikulum, apalagi kurikulum yang telah diterapkan tidak bisa diubah dalam jangka waktu singkat.
“Perguruan tinggi juga menganggap program praktisi mengajar bisa membantu meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa. Praktisi mengajar memberikan efisiensi perguruan tinggi untuk berubah lebih maju, baik itu efisiensi dana maupun waktu. Harapannya, program ini terus berlanjut,” harap Prof. Didi.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek M. Sofwan Effendi mengharapkan program Praktisi Mengajar yang merupakan kolaborasi antara praktisi dan perguruan tinggi ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kolaborasi ini diyakini akan melahirkan lulusan-lulusan perguruan tinggi yang berkualitas.
Pada tanggal 15 Mei 2023, Kemendikbud Ristek mengundang 245 perguruan tinggi untuk melaksanakan penandatanganan Kerjasama program Praktisi Mengajar. Hadir dalam acara tersebut, Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek M. Sofwan Effendi, Pimpinan Perguruan Tinggi dan Koordinator Perguruan Tinggi.
Dalam acara tersebut, hadir perwakilan dari Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A., Koordinator Perguruan Tinggi Prof. Dr. Amir Machmud, S.E., M.Si., dan Asep Ridwan Lubis, S.Mat., MBA., sebagai Koordinator Dosen.