9 Macam Gangguan Pencernaan, Penyebab, Dan Cara Mengobatinya

9 Macam Gangguan Pencernaan, Penyebab, Dan Cara Mengobatinya

9 Macam Gangguan Pencernaan, Penyebab, Dan Cara Mengobatinya – Hampir semua orang pernah mengalami diare, apakah kamu salah satu dari beberapa irang yang pernah mengalami diare?

Tak hanya diare saja terdapat berbagai macam gangguan pencernaan lainnya yang juga sangat sering di jumpain. Masing – masing gangguan tersebut di sebabkan oleh faktor yang berbeda – beda.

Sistem pencernaan adalah salah satu daei begaian tubuh yang sangat memiliki peran penting sekali bagi kehidupan manusia.

Apabila organ pencernaan bermasalah maka dengan ini tubuh manusia juga tidak akan menjadi sehat ataupun juga dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan tubuh pada manusia.

Maka dengan ini manusia juga di anjurkan untuk memperhatikan kesehatan yang menyakut pencernaan pada sistem organ tubuhnya.

Selain itu, penting bagi Anda mewaspadai macam-macam gangguan pencernaan yang bisa menyerang.

Berikut salah satu dari beberapa  Macam Gangguan Pencernaan, Penyebab, Dan Cara Mengobatinya sebagai berikut : 

Macam-macam Gangguan Pencernaan

Sistem pencernaan manusia berperan penting dalam memecah makanan menjadi nutrisi yang diserap tubuh untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan perbaikan sel.

Selain itu, sistem pencernaan juga berfungsi memilah dan membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Gangguan pencernaan adalah gangguan pada saluran pencernaan atau disebut juga saluran gastrointestinal. Saluran tersebut termasuk kerongkongan, hati, lambung, usus halus, usus besar, kantong empedu, dan pankreas.

Beberapa jenis gangguan pencernaan dapat berlangsung singkat dan sembuh dengan perawatan rumahan, sementara kondisi lainnya dapat berlangsung lama dan mungkin membutuhkan bantuan dokter untuk mengatasinya.

Adapun macam-macam gangguan pencernaan yang umum terjadi adalah sebagai berikut:

1. GERD

GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah jenis gangguan pencernaan yang terjadi saat asam lambung naik menuju kerongkongan.

Hal tersebut disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter bagian bawah kerongkongan.

Normalnya, katup ini akan menutup setelah makanan masuk ke lambung. Namun, pada penderita GERD katup tersebut tidak bisa menutup dengan sempurna sehingga membuat asam lambung naik ke kerongkongan.

GERD dapat menyebabkan penderitanya mengalami sensasi terbakar di dada, nyeri dada, kesulitan menelan, mual, muntah, dan batuk.

Diagnosis penyakit GERD dapat dilakukan melalui pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi.

Kemudian, untuk mengatasinya Anda pun perlu mengubah gaya hidup dan pola makan, termasuk:

  • Makan makanan dengan porsi yang lebih kecil
  • Tidak langsung berbaring setelah makan
  • Menghindari makanan pedas, berlemak, asam, dan kafein
  • Meninggikan kepala saat tidur
  • Konsultasikan dengan dokter tentang penggunaan antasida atau obat penghambat asam

2. Tukak Lambung

Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding lambung. Jenis gangguan pencernaan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau efek samping penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.

Ciri umum tukak lambung meliputi kembung, mual dan muntah, feses berwarna gelap, penurunan berat badan yang tak diketahui penyebabnya, serta hilangnya nafsu makan. 

Untuk melakukan diagnosis tukak lambung lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi.

3. Batu Empedu

Batu empedu merupakan contoh gangguan pencernaan yang terjadi akibat cairan empedu mengandung terlalu banyak kolesterol dan limbah sisa metabolisme.

Gangguan ini juga dapat terjadi jika pelepasan empedu mengalami hambatan. Gejala pada batu empedu meliputi:

  • Nyeri kolik
  • Radang kantung dan saluran empedu
  • Ikterus atau jaundice (penyakit kuning)

Adapun faktor risiko terjadinya batu empedu bisa terjadi pada seseorang dengan kondisi:

  • Gemuk
  • Berusia lebih dari 40 tahun
  • Perempuan
  • Usia subur
  • Tidak mampu memecah dan menyerap makanan berlemak
  • Sering buang angin

Batu yang terdapat di dalam kantung empedu bisa menyebabkan nyeri hebat di bagian perut kanan atas. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan hingga operasi.

4. IBS

IBS atau Irritable Bowel Syndrome adalah sekumpulan ciri-ciri gangguan pencernaan, termasuk sakit perut dan perubahan buang air besar yang setidaknya terjadi tiga kali per bulan selama tiga bulan berturut-turut.

Gejala lainnya ialah kembung, diare, sembelit, dan munculnya lendir pada feses. Gejala tersebut belum diketahui pasti apa penyebabnya.

Namun, faktor-faktor tertentu seperti infeksi bakteri pada saluran cerna, kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, stres, serta konsumsi makanan tertentu diduga berkaitan dengan terjadinya IBS. Penanganan IBS dapat dilakukan dengan beberapa cara di bawah ini:

  • Menghindari makanan yang memicu gejala
  • Mengurangi stres
  • Makan dalam porsi kecil, mengonsumsi lebih banyak serat
  • Olahraga secara teratur dan istirahat cukup

5. IBD

Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi peradangan yang berlangsung lama di saluran pencernaan. Dua jenis paling umum dari IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.

Jenis gangguan pencernaan berikut dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, demam, serta penurunan berat badan.

Adapun penyebab IBD sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, respons sistem kekebalan yang tidak biasa diduga menjadi pemicunya.

Selain itu, respons virus, bakteri, dan alergi kemungkinan juga memicu terjadinya peradangan.

IBD dapat didiagnosis melalui pemeriksaan kolonoskopi & pemeriksaan laboratorium fecal calprotectin dan dapat diatasi tergantung pada penyebabnya. Perawatan khusus seperti obat-obatan diperlukan untuk:

  • Mengurangi peradangan
  • Memblokir respons kekebalan
  • Mengobati atau mencegah infeksi
  • Mengobati diare parah
  • Mengelola nyeri ringan tanpa obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)

Dokter mungkin akan menyarankan Anda mengikuti diet rendah serat bila Anda rentan terhadap diare, atau menghindari produk susu jika Anda memiliki intoleran terhadap laktosa.

 Namun, adakalanya pembedahan juga diperlukan untuk mengobati komplikasi seperti obstruksi usus atau abses.

6. Diare

Jenis gangguan pencernaan berikutnya adalah diare. Seseorang dikatakan menderita diare apabila mengalami peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari disertai tekstur feses yang lebih cair.

Adapun penyebab gangguan pencernaan ini bermacam-macam, seperti infeksi rotavirus atau bakteri, efek samping obat, serta perubahan pola makan.

Selain peningkatan frekuensi BAB, beberapa gejala diare lainnya termasuk kram perut, demam, mual, kembung, hingga adanya darah pada tinja.

Diare dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Sebenarnya jenis gangguan pencernaan ini sangat mudah diobati,

namun pada kasus diare parah yang tidak segera ditangani bisa berakibat fatal, khususnya pada anak-anak.

Penderita diare membutuhkan obat yang bermanfaat untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang.

7. Konstipasi atau Sembelit

Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat seseorang sulit atau jarang buang air besar.

Apabila Anda buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, maka kemungkinan Anda mengalami sembelit.

Adapun gejala utamanya adalah tekstur feses keras. Di samping itu, ciri-ciri gangguan pencernaan ini antara lain:

  • Mengejan saat buang air besar
  • Merasa seperti ada penyumbatan di rektum sehingga feses sulit dikeluarkan
  • Merasa tidak tuntas setelah buang air besar
  • Memerlukan bantuan untuk mengeluarkan feses, misalnya menggunakan jari tangan atau menekan perut

Sembelit bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kurangnya konsumsi makanan berserat, kurang minum air, hingga pengaruh obat-obatan seperti antasida atau obat antiinflamasi non-steroid.

Selain itu, penyebabnya juga bisa dari intralumen seperti feses yang keras ataupun tumor. Sedangkan penyebab dari ekstralumen bisa karena pendesakan lumen usus oleh massa organ lain.

Memperbanyak asupan serat, cairan, dan olahraga akan membantu mengatasi kondisi ini. Anda juga dapat mengonsumsi obat pencahar atau pelunak feses sebagai solusi sementara.

8. Wasir atau Hemoroid

Wasir atau hemoroid merupakan salah satu dari macam-macam gangguan pencernaan yang lebih sering dialami oleh orang di atas usia 50 tahun.

Ini merupakan contoh gangguan pencernaan yang terasa menyakitkan dikarenakan pembuluh darah di saluran anus mengalami pembengkakan.

Wasir dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal pada anus serta keluarnya darah saat BAB, bahkan kadang juga bisa membuat penderitanya sulit duduk.

Penyebab utama wasir yaitu sembelit kronis dan kehamilan. Sementara mengejan saat BAB, duduk di toilet dalam waktu lama, dan diare kronis merupakan kemungkinan penyebab lainnya.

Cara mengatasi wasir untuk derajat awal bisa dengan perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi banyak cairan dan makanan berserat serta obat-obatan. Namun, jika sudah memasuki stadium lanjut, maka dibutuhkan tindakan operasi.

9. Penyakit Divertikular

Penyakit ini termasuk divertikulosis atau terbentuknya kantong kecil di dinding usus besar dan divertikulitis atau ketika kantong tersebut mengalami peradangan.

Anda mungkin akan merasakan kembung, mencret, atau nyeri di perut bagian bawah.

Penyebab gangguan pencernaan ini masih belum diketahui secara pasti, namun diduga hal itu berkaitan dengan gen.

Faktor lainnya meliputi kurangnya aktivitas fisik, penggunaan NSAID dan steroid, serta memiliki kondisi yang melibatkan dengan sistem imun.

Scroll to Top