Mengenal Jenis-Jenis Aritmia Yang Perlu Diwaspadai – Aritmia adalah gangguan irama jantung berupa detak jantung yng tidak ada aturan terlalu lambat ataupun terlalu cepat. Terdapat jenis – jenis Aritmia yang perlu di waspadai, di antaranya suoraventikular,airtmai ventrikular , bradikardia, dan kontraksi ventrikel prematur.
Jenis-Jenis Aritmia yang Perlu Diwaspadai
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang ditandai dengan detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat, terlalu dini, atau bahkan tidak teratur. Kondisi ini dapat terjadi karena impuls listrik yang mengontrol detak jantung tidak berfungsi dengan optimal.
Berdasarkan bagian jantung yang terdampak, aritmia dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu aritmia supraventrikular, aritmia ventrikular, bradikardia, dan kontraksi ventrikel prematur. Berikut adalah penjelasan lengkap dari jenis-jenis aritmia.
1. Aritmia Supraventrikular
Aritmia supraventrikular merupakan jenis aritmia yang terjadi pada atrium jantung bagian atas, yaitu bagian yang menjadi tempat masuknya darah dari tubuh ke dalam jantung. Gejala utama aritmia supraventrikular adalah detak jantung cepat, yakni melebihi 100 detak/menit (bpm). Aritmia supraventrikular ini dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi adalah kondisi yang ditandai dengan detak jantung sangat cepat, bahkan bisa mencapai 400 detak/menit, sehingga menyebabkan darah tidak dapat melewati atrium dengan baik. Kondisi ini kerap dialami oleh pria lanjut usia, pengidap diabetes, hipertensi, penyakit paru-paru, dan gagal jantung.
Atrial fibrilasi dapat menimbulkan terbentuknya gumpalan darah yang menghambat pembuluh darah pada jantung. Apabila tidak ditangani dengan tepat, atrial fibrilasi berisiko menyebabkan kardiomiopati hingga stroke akibat bekuan darah yang terbawa oleh aliran darah menuju otak.
b. Atrial Flutter
Atrial flutter adalah aritmia yang ditandai dengan denyut jantung berkisar 250–350 kali per menit. Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang memicu gangguan sinyal kelistrikan pada jantung. Atrial flutter bisa dikatakan mirip dengan atrial fibrilasi, namun atrial flutter memiliki denyut jantung cepat yang lebih teratur.
c. Takikardia Supraventrikular Paroksismal (PSVT)
Takikardia supraventrikular paroksismal adalah aritmia yang dipicu oleh gangguan sinyal listrik dari atrium jantung ke bagian bawah jantung sehingga menimbulkan detak jantung tambahan. Gejala dari kondisi ini kerap terjadi saat pengidapnya sedang melakukan aktivitas fisik berat atau disebabkan oleh kelainan jantung.
2. Aritmia Ventrikular
Jenis aritmia berikutnya adalah aritmia ventrikular, yaitu gangguan irama jantung yang terjadi pada bilik jantung. Kondisi ini perlu ditangani dengan tepat dan segera karena berisiko menghentikan pompa aliran darah ke seluruh tubuh. Aritmia ventrikular diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel.
a. Takikardia Ventrikel
Takikardia ventrikel merupakan kondisi berupa denyut jantung terlalu cepat yang disebabkan adanya sinyal listrik abnormal pada ventrikel jantung. Karena berdetak terlalu cepat, jantung belum sempat menerima oksigen dengan optimal karena sudah harus dialirkan kembali ke organ tubuh lainnya. Karena itu, pengidap takikardia ventrikel kerap mengeluhkan gejala berupa pusing, sesak napas, hingga kehilangan kesadaran.
b. Fibrilasi Ventrikel
Fibrilasi ventrikel adalah kondisi yang dipicu oleh gangguan listrik pada otot ventrikel jantung. Kondisi ini dinilai berbahaya karena dapat menghentikan aliran darah menuju jantung yang mengakibatkan jantung kekurangan oksigen dan membuat detak jantung tidak normal. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan segera, maka dapat membuat pengidapnya berisiko tinggi mengalami henti jantung yang mengancam nyawa.
3. Bradikardia
Bradikardia merupakan jenis aritmia berupa detak jantung melambat, yaitu di bawah 60 kali/menit. Namun, perlu diingat bahwa detak jantung rendah tersebut bukan selalu menjadi indikasi adanya masalah jantung. Adapun sejumlah kondisi medis yang dapat menyebabkan detak jantung melambat adalah sebagai berikut:
- Conduction block, yaitu terhambatnya jalur sinyal kelistrikan pada nodus atrioventrikular/AV (jalur yang terletak di antara ventrikel dan atrium).
- Sick sinus syndrome, yaitu kondisi yang terjadi karena sinus node tidak mengirimkan sinyal listrik dengan benar sehingga membuat denyut jantung menjadi tidak beraturan. Kondisi ini kerap dialami oleh orang lanjut usia.
4. Kontraksi Ventrikel Prematur
Kontraksi ventrikel prematur merupakan salah satu jenis denyut jantung prematur yang perlu diwaspadai. Kondisi ini terjadi karena adanya sinyal listrik prematur dari ventrikel yang memerintah jantung untuk berdetak lebih awal dari yang seharusnya.
Pengidap aritmia pada umumnya merasakan adanya jeda singkat diikuti oleh detak jantung yang lebih kuat dari biasanya, baru kemudian kembali lagi ke irama jantung normal. Kondisi ini dapat dialami oleh seseorang yang mengidap penyakit jantung ataupun tidak.
Kontraksi ventrikel prematur dapat terjadi karena kelainan struktur jantung ataupun ketidakseimbangan kadar elektrolit. Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa hal, di antaranya adalah stres, melakukan aktivitas fisik berat secara berlebihan, serta mengonsumsi kafein atau nikotin berlebihan.
5. Kontraksi Atrial Prematur
Kontraksi atrial prematur juga merupakan salah satu jenis denyut jantung prematur selain kontraksi ventrikel prematur. Kondisi ini juga ditandai dengan adanya detak jantung ekstra akibat sinyal listrik prematur yang berasal dari atrium jantung sehingga jantung berdetak lebih awal dari yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi baik pada orang sehat maupun pada pengidap sakit jantung.
Itu dia beragam jenis-jenis aritmia yang perlu diwaspadai. Meski penyebabnya beragam, setiap jenis aritmia tersebut tetap memerlukan penanganan yang tepat dan segera guna meminimalkan risiko timbulnya komplikasi serius. Oleh karenanya, jangan ragu untuk mengunjungi Siloam Hospitals terdekat apabila Anda memiliki keluhan terkait dengan gangguan jantung.