Pramaku wajib bersentuhan dengan teknologi

Pramaku wajib bersentuhan dengan teknologi – Bertepatan dengan HUT Pramaku yanag menginjak usia ke -53 pada tanggal 14 Agustus 2014 kemarin, ada saran agar tidak tergerus kemajuan zaman, Pramuka harus bersentuhan dengan teknologi terkini.

Dalam acara memperingati HUT Pramuka tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf berpendap bahwa gerakan Pramuka harus lebih berkualitas dan juga menguasai teknologi. Hal ini untuk menghapus anggapan bahwa gerakan Pramuka itu adalah kuno dan ketinggalan zaman karena masih menggunakan peralatan ala kadarnya.

“Pramuka harus ip to date atau mengikuti perkembangan zaman,” katanya dalam kegiatan pembukaan Pekan Jambore Daerah Tingkat Jatim yang digelar di Bumi Perkemahan Serut, Kabupaten Blitar, seperti dikutip dari Antara, Kamis (14/8).

Ia mengungkapkan, kepekaan akan teknologi itu salah satu bentuknya bisa memanfaatkan Global Positioning System (GPS) dalam mencari jejak maupun menentukan posisi ketika sedang outbond atau penjelajahan di hutan.

“Jika dulu hanya dengan media anak-anak panah, sekarang bisa menggunakan GPS,” katanya.

Selain bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan memanfaatkan GPS, gerakan Pramuka juga bisa menggunakan media internet, antara lain website, jejaring sosial seperti Facebook, Twitter ataupun bisa bekerja sama dengan pers, baik cetak, elektronik, maupun online untuk menyebarluaskan kegiatan Pramuka.

Lebih lanjut, Gus Ipul mengatakan, gerakan Pramuka juga perlu menerapkan standarisasi, dengan tujuan agar gerakan Pramuka dapat lebih berkualitas, memiliki standar yang jelas, baik kepengurusannya, tata kelolanya, ukuran keberhasilan kinerjanya dan lainnya.

“Ke depan, seluruh gugus-gugus depan di Indonesia, khususnya di Jatim harus terakreditasi, jadi tidak hanya pemerintah semata yang menerapkan standarisasi. Tapi Pramuka juga harus ada standarisasinya,” tuturnya.

Pihaknya optimistis, jika sentuhan teknologi dan standarisasi gerakan Pramuka berhasil dilakukan, gerakan Pramuka akan menjadi andalan bangsa Indonesia untuk mencetak generasi unggul dan pemenang, yakni generasi yang terampil, kreatif, cerdas, berkarakter, berjiwa petarung, serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan mencintai alam.

“Bukan tidak mungkin, salah satu di antara para peserta yang hadir di sini akan menjadi bupati, gubernur, bahkan Presiden Indonesia,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut, juga dilaksanakan kegiatan penganugerahan tanda penghargaan lencana melati, lencana dharma bhakti, lencana satya wira madya, dan wira tama, brevet pendukung brigade penolong, dan penyerahan tunggul kwartir ranting terbaik, serta penyematan tanda peserta Jambore daerah Tahun 2014.

Kegiatan jambore yang mengambil tema “Cintai Alam, Sejahtera Negeriku” diikuti oleh 1.760 orang dari 38 perwakilan kwarcab di Jatim. Selain kegiatan pembukaan, juga ada kegiatan pameran hasil produk UMKM.

Saat ini masyarakat Indonesia telah mengenal teknologi. Penggunaanya pun beragam sehingga menguntungkan bagi banyak kalangan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, Pramuka pun ikut berkembang. Walau banyak kegiatannya dilakukan secara outdoor, teknologi juga banyak membantu kegiataan kepramukaan.

Sejak dulu, Pramuka memang telah mengenal teknologi. Yang paling sederhana, adalah penggunaan kompas, telegram, hingga radio komunikasi. Saat ini, Pramuka diseluruh belahan dunia, makin mudah terhubung berkat teknologi bernama internet. Induk kepramukaan antar negara pun lebih mudah melakukan komunikasi.

Bahkan, salah satu aktivitas Pramuka yakni Jambore juga melibatkan teknologi sehingga tercetuslah Jamboree On The Air (JOTA). Penggunaan internet yang meningkat, membuat organisasi kepramukaan menciptakan Jamboree On The Internet.

JOTA merupakan Jambore yang memanfaatkan radio komunikasi atau menggunakan frekuensi amatir. Dengan bergabung menjadi anggota Pramuka, ia dapat turut serta dalam kegiatan komunikasi radio ala Pramuka yang telah mendunia.

Kegiatan ini telah di laksanakan hampir setengah abad oleh organisasi Pramuka Dunia atau WOSM (World Organization Scout Movement) dan juga dilaksanakan lebih dari setengah abad di Indonesia oleh Kwartir Nasinal Gerakan Pramuka bekerja sama dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI). Sehingga diharapkan kedepannya generasi penerus bangsa bisa berkarya dan memajukan negara Indonesia tercinta ini.

Sementara, JOTI lebih memanfaatkan beberapa program komputer yang berkaitan dengan komunikasi via internet. Meski via internet, ikut serta JOTI bukan hal yang sulit. Hanya memerlukan browser atau peramban seperti Firefox, Chrome atau Internet Explorer serta aplikasi chatting seperti mIRC. ”Pramuka harus up to date atau mengikuti perkembangan zaman,” ujar Ketua Kwarnas, Adyaksa Dault.

Kak Adyaksa mengungkapkan, kepekaan akan teknologi itu salah satu bentuknya bisa memanfaatkan Global Positioning System (GPS) ketika sedang outbond atau penjelajahan di hutan.

Di Indonesia, keinginan untuk memajukan Pramuka bersama dengan teknologi diwujudkan dengan hadirnya Satuan Karya Pramuka (Saka) Telematika. Satuan Karya ini, dirintis oleh Kwarda Jabar bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia sejak tahun 2011 lalu.

Selain Saka Telematika, Gerakan Pramuka juga punya Saka yang berkaitan dengan Informasi dan Teknologi. Saka tersebut adalah Saka Kominfo bagi Pramuka Penggalang. Saka Kominfo bertujuan membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar memiliki tambahan kecakapan di bidang Komunikasi dan Informatika, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.

Saka Kominfo dikembangkan oleh Kwarcab-Kwarcab di Kwarda Jawa Barat yang terdiri atas beberapa krida yakni Krida teknologi informasi, Krida Broadcasting/penyiaran, dan Krida Media Masa.

Teknologi yang dipelajari di Pramuka, tak hanya teknologi dari terkini. Pramuka juga mengajarkan anggotanya menciptakan karya sederhana atau Teknologi Tepat Guna (TTG). Banyak karya sederhana yang telah diciptakan anggota Pramuka dari TTG diantaranya alat pembasmi nyamuk dari botol, sepeda alat penyapu sampah, charger tenaga surya, dan lain-lain. (has)

Scroll to Top