Biasanya, obat tekanan darah tersebut digunakan untuk membantu membersihkan tubuh kita dari garam (natrium) dan air.
Sebagian besar obat-obatan ini akan membantu ginjal untuk melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urin.
Natrium kemudian dapat membantu mengeluarkan air dari darah, sehingga mengurangi jumlah cairan yang mengalir melalui pembuluh darah dan arteri.
Akhirnya, obat ini bisa mengurangi tekanan darah.
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Kebanyakan wanita memiliki setidaknya satu kali infeksi saluran kemih (ISK) di beberapa titik dalam hidup mereka.
Mengutip laman Cleveland Clinic, ISK terjadi ketika bakteri atau sesuatu yang lain menginfeksi bagian sistem kemih, termasuk kandung kemih, uretra, dan ginjal.
Sering buang air kecil tanpa disertai rasa sakit, bisa jadi adalah gejala awal Moms terkena ISK.
Kondisi ini bisa semakin parah ketika buang air kecil sudah diikuti gejala lain seperti:
- Rasa panas saat buang air kecil.
- Warna urin berubah.
- Terus-menerus merasa ingin buang air kecil (bahkan setelah buang air kecil).
Tidak hanya itu, Moms mungkin juga merasakan tekanan atau ketidaknyamanan di punggung atau sekitar panggul dan juga demam.
Cara satu-satunya untuk tahu dan agar dapat mengatasi ISK ini lebih cepat adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.
Jadi, jangan anggap hal ini sepele, ya.
4. Vaginitis
Dengan vaginitis, vagina atau vulva Moms mungkin meradang dan terasa sakit.
Ada beberapa alasan untuk kondisi yang cukup umum ini dan dalam banyak kasus, beberapa jenis infeksi adalah penyebabnya.
Seiring dengan rasa sakit yang muncul dan ketidaknyamanan genital, sering buang air kecil bisa menjadi tanda lain dari vaginitis.
Bahkan Moms mungkin akan merasa sensai terbakar atau gatal pada vagina saat buang air kecil.
Keputihan yang berwarna putih dan kental, abu-abu serta berbau amis atau hijau kekuningan dan berbusa juga bisa muncul.
Apabila sudah menganggu aktivitas, sebaiknya vaginitis segera ditangani, Moms.
Dengan pemeriksaan diri ke dokter, biasanya vaginitis dapat diatasi menggunakan antibiotik, antijamur, atau terapi pengganti hormon.
5. Kandung Kemih Terlalu Aktif atau Overactive Bladder (OAB)
Kondisi ini adalah ketika kandung kemih lebih sering kosong daripada yang seharusnya.
Akibatnya, Moms akan terlalu banyak buang air kecil. OAB Ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang tua (meskipun bukan ciri khas dari penuaan).
Ada berbagai penyebab yang mendasari, bahkan terkadang tidak ada penyebabnya sama sekali.
Selain sering buang air kecil, tanda umum OAB lainnya adalah kebutuhan mendesak untuk segera buang air kecil.
Tidak jarang, penderitanya juga mengalami kehilangan air seni yang tidak disengaja (inkontinensia urine).
6. Sistitis Interstisial atau Interstitial Cystitis (IC)
Sistitis interstisial terjadi ketika otot di dalam dan sekitar kandung kemih mengalami iritasi.
Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi kondisi ini memengaruhi lebih banyak wanita daripada pria.
Gejala pada penyakit ini bisa datang dan pergi dengan intensitasnya yang bervariasi dari orang ke orang.
Namun, sering buang air kecil adalah keluhan yang umum dari gejala IC.
Ketika mengalami IC, Moms juga biasanya buang air kecil dalam jumlah kecil dan sering merasa seperti masih harus buang air kecil bahkan setelah melakukannya.
7. Batu Kandung Kemih
Mirip dengan batu ginjal, batu kandung kemih muncul ketika mineral alami dalam urin seseorang bergabung bersama untuk membentuk gumpalan kecil dan keras.
Mereka cenderung lebih sering terjadi pada pria, tetapi ini tidak terkecuali pada wanita.
Selain harus sering buang air kecil, Moms juga bisa mengalami rasa panas saat buang air kecil, bersamaan dengan rasa tidak nyaman di daerah perut.